Dukungan yang Berkelanjutan

Hanya dua paket kopi. Segitu saja omzet penjualan Khoirul Anam, pedagang minuman keliling yang rutin bersepeda untuk menjajakan dagangannya dari maghrib hingga subuh.

Setelah tiga belas tahun mengadu nasib di Jakarta, meskipun tetap bersyukur atas setiap rezeki yang didapat, kemerosotan ekonomi terasa tajam bahkan baginya.

“Sebelum pandemi, enak berdagang. Pembeli ramai,” ujar Khoirul. “Kalau sekarang agak menurun. Biasanya kopi habis sepuluh paket, sekarang hanya dua paket."

Untuk membantu meringankan beban masyarakat akibat pandemi yang kelihatannya masih jauh dari usai, Bank DBS Indonesia menginisiasi program donasi #DBSStrongerTogetherFund. Program donasi tersebut melibatkan relawan #peopleofpurpose staf Bank DBS Indonesia, Westbike Messenger, The Cyclist’s Portrait, dan Foodbank of Indonesia. Semenjak pandemi, sudah lebih dari 300.000 paket sembako didonasikan Bank DBS Indonesia kepada masyarakat.

Program ini adalah bentuk kolaborasi dan dukungan nyata dari Bank DBS Indonesia bersama dengan komunitas dan organisasi masyarakat. Selain terlibat dalam pembuatan masker serta pemuatan paket sembako, puluhan karyawan Bank DBS Indonesia mendistribusikannya langsung kepada masyarakat.

Ada juga pertimbangan mengantar sembako dengan sepeda. Keputusan ini diambil sebagai bentuk komitmen Bank DBS Indonesia untuk senantiasa mendukung program-program yang berkelanjutan dan peduli terhadap lingkungan.

Program kerelawanan sekaligus donasi ini disambut positif oleh beberapa mitra. Salah satunya adalah Panji Indra, fotografer dan pendiri The Cyclist’s Portrait. ”Senang bisa berkolaborasi dengan Bank DBS Indonesia. Saya merasa kampanye ini sangat positif. Seperti yang kita ketahui, pedagang minuman keliling bersepeda ini hampir semuanya terkena dampak.”

“Kolaborasi bersama ini memberi hasil yang nyata," ujar Hendi Rachmat, founder dari Westbike Messenger. Organisasi Westbike Messenger adalah penyedia jasa kurir sepeda yang berupaya menekan polusi dan mengurangi carbon footprint. "Pengaruhnya tak hanya bagi mereka yang terimbas pandemi, tetapi juga bagi lingkungan,” kata Hendi.

Hal ini juga diamini oleh Erni Septi Aryanti, karyawan Bank DBS Indonesia yang terlibat dalam kegiatan relawan ini. “Kali ini kami berdonasi dengan cara yang tidak biasa. Berdonasi dengan bersepeda. Selain mengurangi carbon footprint, kami juga mengurangi beban mereka karena situasi pandemi.”

Matahari belum beranjak tinggi kala belasan pesepeda mulai memuat kantong sembako ke dalam tas mereka. Ada yang bercengkerama, ada juga yang khusyuk mengucapkan doa pengawal perjalanan. Dari balik balutan masker wajah, keringanan hati terpancar jelas dari setiap gerak tubuh mereka.

Puluhan kilo jarak dan puluhan kilo beban tak mampu meredupkan semangat untuk berbagi. Hampir setahun sejak pandemi melanda negeri, tapi jiwa sukarelawan telah menjadi senjata melawan pandemi.

Hari itu, di Minggu pagi, para relawan pesepeda membawa paket sembako dari gudang makanan milik Foodbank of Indonesia menuju wilayah tempat tinggal Khoirul, permukiman Kampung Starling di Senen, Jakarta Pusat.

Seperti Khoirul, mayoritas warga yang tinggal di tepian kali ini menghidupi dirinya dengan menjadi penjual minuman keliling. Setiap hari mereka menjajakan minuman menggunakan sepeda, berkeliling kota menembus setiap jalan dan lorong ibu kota.

Dan kali ini, di penghujung perjalanan tahun yang panjang, ada pengendara sepeda lain yang menyambut pedagang keliling itu dengan harapan baru dan bungkusan sembako.

Bersama puluhan warga lainnya yang menerima paket sembako, beban Khoirul turut lebih ringan. Upaya-upaya segala pihak yang bersangkutan telah menjadi lentera di tengah pandemi yang tak diketahui kapan akan berakhir. Sinergi semua pihak dalam membantu korban yang terdampak secara ekonomi, tak dapat dipungkiri menjadi salah satu kekuatan untuk menghadapi pandemi ini.