Asa dan Upaya untuk Bangkit Bersama

Sejak kasus Covid-19 pertama kali diumumkan di Indonesia pada 2 Maret 2020. Hampir seluruh lini kehidupan berubah. Dari segi kebiasaan dalam menjalani rutinitas harian hingga sektor ekonomi dan bisnis, seketika tak lagi sama.

Pandemi juga menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) masal di berbagai sektor industri. Sedikitnya hingga akhir 2020, sudah 6,7 juta pekerja terkena PHK.

Salah satu pekerja yang terkena PHK adalah Ananda Riza Mauren. Pandemi ini telah membuat Ananda dan rekan-rekannya kehilangan pekerjaan. Bidang industri tempat Ananda bekerja, yakni industri perhotelan dan pariwisata menjadi salah satu industri yang paling terpukul karena pandemi.

“Saya sudah bekerja di sana sejak tahun 2011. Namun beberapa bulan lalu, saya terkena PHK,” ungkap Ananda. Kondisi ini terasa semakin berat karena disaat yang bersamaan, Ananda sedang menyelesaikan studi akhirnya di Fakultas Hukum Universitas Bung Karno. “Sekarang untuk mencari kerja sangat susah. Sedangkan kompensasi yang diberikan perusahaan hanya bisa bertahan beberapa waktu saja untuk biaya hidup dan biaya kuliah,” ujarnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Heni Nurwanti, seorang guru di sekolah swasta yang terdampak pandemi. Heni kehilangan sebagian besar pendapatannya, “Honor mengajar, honor transportasi, dan honor lainnya sudah tidak ada. Hanya honor saat kita datang ke sekolah dua kali seminggu.”

Kisah Ananda dan Heni ini juga menimpa jutaan para pekerja lainnya. Ananda dan Heni beruntung tergabung dalam Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI), sebuah organisasi buruh yang kerap menyalurkan bantuan kepada para anggotanya selama pandemi dan berkolaborasi dengan beberapa pihak. Salah satunya adalah dengan Bank DBS Indonesia.

Langkah positif Bank DBS Indonesia membantu masyarakat yang terdampak wabah Covid-19 diharapkan diikuti oleh banyak perusahaan lain untuk melakukan hal yang sama. “Semangat DBS Group ‘Stronger Together’ diwujudkan ke dalam bentuk gotong-royong dan berbagi untuk mengurangi dampak buruk wabah Covid-19,” kata Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia Paulus Sutisna.

Presiden KSBSI Elly Rosita Silaban menyambut positif upaya tersebut: “Saya berterima kasih atas nama semua anggota KSBSI di 28 propinsi, beserta keluarganya, yang sudah menikmati bantuan serta membuat mereka sehat dan bertahan di tengah pandemi. Kami mendoakan anda semua, dan berharap pandemi ini dapat segera berlalu agar kita bisa kembali ke kehidupan normal. Mengutip slogan Bank DBS: Kita Lebih Kuat Bersama!”

Tentunya upaya-upaya baik oleh semua pihak ini bisa membantu meringankan beban para pekerja yang terkena PHK.

“Paket sembako yang diberikan oleh Bank DBS Indonesia yang berkolaborasi dengan KSBSI ini sangat bermanfaat dan membantu sekali, terutama bagi teman-teman yang sudah berkeluarga dan anak-anaknya masih kecil. Saya berharap untuk Bank DBS Indonesia dan KSBSI terus berkolaborasi untuk membantu masyarakat,” tambah Ananda

Hal ini juga diungkapkan oleh salah satu anggota KSBSI, Nurseman. “Saya terkena PHK sejak tahun lalu. Hampir satu pabrik terkena PHK semuanya,” ungkap Nurseman yang sudah berkeluarga ini. Untuk mencukupi kebutuhan hidup, Nurseman beralih profesi menjadi pengemudi ojek daring. “Penghasilan setiap hari tidak menentu, kalua sepi kadang hanya dapat dua puluh ribu rupiah. Saya berharap semoga pandemi ini segera berakhir,” ucapnya.

Nurseman senang dengan adanya pembagian paket sembako oleh Bank DBS Indonesia Bersama KSBSI. “Saya sebagai pekerja yang terkena PHK, terbantu dengan paket sembako ini. Semoga makin banyak pihak-pihak swasta bekerjasama dengan serikat pekerja untuk membantu masyarakat lainnya,” tambahnya.