Kehilangan pekerjaan, namun tetap penuh harapan

Setelah hampir satu dekade bekerja di sebuah hotel, Ny Josephine Low, 75, kehilangan pekerjaannya ketika pandemi Covid-19 melanda. Inilah kisah beliau

Ny Josephine Low, 75, membuka pintu depannya segera setelah Rahim Bin Abu Bakar, 61 mengetuk. Keduanya saling bertukar salam sembari Rahim menyerahkan makan siang si ibu.

“Sekarang saya sudah tahu persis kapan dia datang, jadi saya biasanya menunggu di dekat pintu. Dia selalu tepat waktu,” ujar si ibu. Ny Low adalah salah satu penerima bantuan program “Feed the City – DBS Edition” milik Singapore Food Bank, yang menyediakan makanan bagi para lansia dan keluarga berpenghasilan rendah di Singapura yang sangat terdampak oleh Covid-19.

Program ini mengambil dana dari DBS Stronger Together Fund - dana senilai 10.5 juta SGD yang dibentuk oleh DBS untuk membantu masyarakat di daerah terdampak pandemi - serta dana yang disumbangkan oleh masyarakat dan karyawan DBS.

Ny Low telah bekerja hampir selama 10 tahun di sebuah hotel. Tugasnya adalah melayani tamu ketika sarapan, dan ketika perbatasan ditutup karena Covid-19, pekerja paruh waktu seperti dirinya dirumahkan.

Beliau menceritakan pengalamannya selama bekerja di hotel dengan bangga. “Saya sangat menikmati pekerjaan saya. Rasanya luar biasa bisa mengurus tamu-tamu saya. Ketika pandemi melanda, saya tahu akan kena dampaknya, tetapi saya tidak menyangka sampai seperti ini. Saya berpikir siapa pun tidak mengira akan seburuk ini.”

Beliau melanjutkan, “Saya khawatir, tentu saja. Jadi ketika saya tahu saya bisa mendapatkan bantuan dalam bentuk pengantaran makanan dari Food Bank Singapore dan DBS, saya sangat bersyukur.

“Ini membantu saya secara finansial, dan juga berarti saya tidak perlu pergi keluar untuk membeli makanan. ... saya jadi bisa tinggal di rumah, di tempat yang lebih aman”.
- Madam Josephine Low

Beliau menambahkan, “Senang juga melihat tim yang mengantar makanan. Mereka selalu tersenyum, dan menyapa saya dengan sopan.”

Rahim, yang mengantar makanan Ny Low hari ini, dulunya mengantar klien DBS dari Bandara Changi dengan layanan limosin DBS Asia Treasures. Ketika hal tersebut sudah tidak memungkinkan karena pandemi, DBS menawarkan dirinya mengantarkan makanan pada mereka yang membutuhkan. Baca kisahnya di sini (tautan ke kisah Rahim/adele).

Terlepas dari kondisinya yang sulit, Ny Low memiliki sifat yang anggun, ceria, dan tidak dibuat-buat - yang ditangkap oleh fotografer kami. Sambil tertawa, beliau becerita kalau pernah mengikuti kontes kecantikan di masa mudanya, dan keahlian yang dulu beliau pelajari di kelas-kelas kepribadian sangat berguna.

Ny Low berharap bisa kembali ke pekerjaan sebelumnya ketika situasi membaik.

“Hotel berjanji bahwa kami akan dipekerjakan lagi ketika turis-turis kembali. Saya percaya pada mereka. Saya sudah bersama mereka selama bertahun-tahun, dan saya tidak sabar untuk kembali bekerja.”

Dengan dorongan dari masyrakarakat Singapura untuk menjaga keselamatan dan peduli kebersihan, beliau yakin bahwa negara ini akan bisa maju bersama, jika kita terus saling mendukung.

Di masa sulit ini jugalah beliau menyadari bahwa orang-orang Singapura memiliki banyak hal untuk disyukuri.

“Jika salah satu dari kita membutuhkan bantuan, yang perlu kita lakukan adalah meminta, dan bantuan pasti akan datang. Seperti bagaimana makanan saya diantarkan sekarang ini. Saya berterima kasih pada DBS dan The Food Bank Singapore karena telah membantu saya selama ini.”

DBS Stronger Together Fund adalah dana sebesar 10,5 juta SGD yang dibentuk oleh DBS untuk membantu masyarakat yang sangat terdampak oleh Covid-19 di seluruh penjuru asia. Dengan dana ini, DBS akan menyediakan sekitar 4,5 juta paket makanan dan perawatan pada mereka yang terdampak. DBS juga akan mendanai penyediaan alat tes diagnostik, peralatan perlindungan diri, dan persediaan medis lainnya untuk membantu perjuangan melawan Covid-19.

Di Singapura, DBS bermitra dengan organisasi nirlaba The Food Bank Singapore dan ItsRainingRaincoats untuk mendistribusikan hingga 700.000 makanan bagi lansia, mereka yang berpenghasilan rendah, dan pekerja migran. Bank juga akan menyamakan donasi dari masyarakat dan karyawan, dolar demi dolar, hingga 1 juta SGD.