Tepat pada waktunya

Waktu tidak menunggu siapa pun - secara harfiah. Selama pandemi, perbedaan antara tujuh dan dua hari dapat berarti nyawa yang hilang versus yang terselamatkan. Lihat bagaimana pemasok alat medis HZHM Group dan DBS memastikan nyawa terselamatkan.

Ketika coronavirus pertama kali merebak di Cina pada akhir Januari, banyak orang menunggu untuk dites karena rasa takut akan terjangkit penyakit ini menyebar ke seluruh negeri seperti kebakaran.

Di tahap awal pandemi, ketika ilmuwan masih bergulat dengan cara terbaik mendiagnosis penyakit ini, sistem pencitraan sinar-X adalah cara pertama untuk mengidentifikasi pneumonia, gejala infeksi Covid-19 yang paling umum dan terlihat.

Berhadapan dengan kebutuhan untuk mendapatkan tiga sistem tambahan untuk menangani arus pasien yang datang tiba-tiba, Rumah Sakit Toraks Shandong menghubungi pemasok medisnya, HZMZ Group, yang berbasis di Beijing, untuk mendapatkan bantuan.

Namun, ketika perusahaan seperti HZMZ Group jarang memiliki unit cadangan peralatan canggih seperti itu di gudang mereka, jalan keluar satu-satunya adalah dengan membeli mesin baru dari pabrik.

Permasalahannya? Permintaan akan mesin tersebut jauh melebihi persediaan.

“Karena pandemi, tiap rumah sakit di seluruh negeri berjuang untuk mendapatkan sistem tersebut,” jelas Bpk Cai ZhangXing dari HZMZ Group.

“Mengingat pandemi merebak di masa liburan, banyak pabrik tidak beroperasi dengan kapasitas penuh. Dan, karena stoknya sangat terbatas, pabrik-pabrik harus menjalankan 'pertama datang, pertama dilayani', dan ini artinya kami harus berlomba dengan waktu untuk mencari dana yang dibutuhkan untuk membeli mesin-mesin itu.”

HZMZ Group menghubungi Joanna Zhang, Relationship Manager dari DBS Bank China Limited, pada 12 Februari pukul 11 malam.

Joanna paham dirinya akan menghadapi sebuah tantangan.

“Saya tahu permintaan ini akan sangat sulit untuk dipenuhi karena ada beberapa kendala. Pertama, batas kredit si klien harus dinaikkan. Kedua, si klien sudah memiliki batas kredit tinggi jadi untuk mendapat persetujuan menaikkan limitnya lagi akan sulit. Terakhir, si klien membutuhkan dananya dalam tiga hari!” ujarnya.

Namun, setelah memahami taruhannya dan bagaimana dana tersebut akan langsung membantu perjuangan bangsa melawan pandemi, Joanna dan rekan-rekan kerjanya melakukan apa pun untuk membuat pinjaman itu disetujui.

“Saya paham ini adalah krisis nasional dan segala sesuatu harus dilakukan dengan cepat. Klien kami dapat kehilangan kesempatan membeli peralatan yang mereka butuhkan jika mereka terlambat sedetik saja,” ujar Nn Joanna Zhang, manajer perhubungan DBS Bank China
- Ms Joanna Zhang, relationship manager at DBS China

Karena sebagian besar karyawan bank bekerja dari rumah akibat pandemi, komunikasi dengan rekan-rekan kerjanya dari departemen lain harus dilakukan secara jarak jauh.Yang terjadi di hari berikutnya adalah banjir surel pekerjaan dan teleponnya tak pernah berhenti berdering.

Hampir tidak sempat bernafas, tapi tidak masalah

Joanna hampir tidak memiliki waktu untuk beristirahat sepanjang hari itu. Bahkan, dia baru mengalihkan pandangannya dari layar komputer pada pukul 11.30 malam saat persetujuan pinjaman awal dikabulkan.

Dia ingat bahwa rekan-rekan kerjanya bahkan melewatkan makan malam supaya bisa bergabung dalam panggilan konferensi dadakan mengenai masalah ini.

Dua hari setelah menerima permintaan klien, Joanna dan rekan-rekan kerjanya akhirnya bisa menghela napas lega ketika bank mengeluarkan persetujuan akhir untuk pinjaman itu.

Apa yang dilakukan orang-orang ini sangat luar biasa - proses persetujuan untuk permohonan serumit itu biasanya memakan waktu tujuh hari kerja.

“Hal ini tidak akan mungkin terjadi kalau bukan karena upaya bersama semua orang di bank. Memproses permintaan semacam itu membutuhkan koordinasi besar-besaran dari berbagai departemen,” ujar Nn Joanna Zhang, manajer perhubungan DBS Bank China
- Ms Joanna Zhang, relationship manager at DBS China

“Bahkan setelah pinjaman disetujui, petugas persetujuan pinjaman dari kantor cabang dan kantor pusat masih bekerja keras. Mereka baru bisa keluar dari kantor pukul 11.30 malam!”

Untungnya, semua kerja keras ini tidak sia-sia. HZMZ Group berhasil membeli tiga sistem pencitraan sinar-X sebelum kemudian mengirimkannya ke rumah sakit di Shandong secepat mungkin.

Bpk Cai mengaku beliau sangat terkejut dengan hasilnya.

“Jujur, saya tidak memiliki harapan besar akan pinjaman bank ini,” ujarnya.

“Saya paham bahwa mengingat situasi yang ada, ini adalah permintaan yang sulit bagi bank untuk memberikan jumlah yang begitu besar dalam waktu yang sangat singkat. Tetapi DBS berhasil melakukannya. Perusahaan kami sangat berterimakasih akan seluruh bantuan yang diberikan selama masa sulit ini.”