Pekerjaan Bpk Rahim Bin Abu Bakar sebagai pengemudi limosin yang mengantar tamu dari bandara terhenti karena Covid-19. Beliau sekarang telah menemukan tujuan baru, mengantar makanan untuk mereka yang membutuhkan. Inilah kisah beliau.
Berpakaian rapi dengan kemeja putih bersih dan celana biru gelap, bukanlah pakaian kerja yang biasanya berupa setelan dan dasi, Rahim Bin Abu Bakar, 61, melangkah menuju tempat yang ditunjuk untuk mengambil paket-paket makanan. Senyum terlihat di matanya, meskipun beliau mengenakan masker.
“Saya telah merencanakan rute dan detail pengantaran,” ujarnya, terdengar seperti seorang pengantar makanan veteran. Nyatanya, beliau baru melakukan ini selama sekitar dua bulan.
Rahim dulunya adalah pengemudi limosin DBS Asia Treasures yang mengantarkan nasabah priotitas dari bandara ke rumah. Beliau adalah seorang profesional di bidangnya, dengan nasabah yang sering secara khusus meminta pelayanannya. Namun, seperti kebanyakan yang penghidupannya terdampak oleh pandemi Covid-19, Rahim tidak bisa lagi melakukan pekerjaannya ketika orang-orang berhenti bepergian.
Sebagai satu-satunya pencari nafkah keluarga, dengan tiga anak yang masih bersekolah, beliau sangat khawatir. Beliau menelepon koordinatornya setiap hari untuk menanyakan apakah ada pekerjaan yang bisa dilakukannya.
Kesempatan itu datang ketika beliau didekati untuk menjadi bagian dari program “Feed the City - DBS Edition” milik The Food Bank Singapore, didukung oleh DBS Stronger Together Fund.
Rahim gembira sekali. “Bukan saja ada pekerjaan untuk saya, saya juga bisa melakukan kebaikan di saat yang sama,” ujarnya.
Karena ia peduli
Di kantor DBS, Adele Tan yang mengelola portofolio nasabah prioritas di DBS Asia Treasures. Menceritakan ketika wabah melanda, perhatian utamanya adalah menjaga para pengemudi limosin, yang telah bekerja bersamanya selama beberapa tahun terakhir, tetap memiliki pekerjaan.
Ia awalnya mencari solusi pekerjaan untuk sebagian dari mereka sebagai pengecek suhu badan di Treasures Centre, namun ketika Circuit Breaker Singapura - yang menutup banyak tempat kerja - berlaku, pekerjaan itu juga berhenti.
Ketika, DBS Stronger Together diluncurkan, dan Adele menghubungkan keduanya.
Dengan puas, Adele mengingat kembali proses menghubungkan para pengemudi dengan program ini. “Program ini bisa membantu mereka, dan kita semua bisa memainkan peran dalam membantu semua orang melewati krisis ini,” ujarnya.
“Dalam seminggu, para pengemudi bekerja dengan The Food Bank Singapore untuk melakukan pengantaran. Sejauh ini kami telah melakukan lebih dari 100.000 pengantaran.”
“Saya senang”
Setiap hari, Rahim mengantarkan antara 20 sampai 80 makanan, naik turun tangga saat beliau berkeliling. Meskipun banjir keringat, beliau bersikeras ini bukanlah pekerjaan berat. “Saya senang,” ujarnya.
Baik mengantarkan nasabah prioritas atau mengantar makanan pada mereka yang membutuhkan, rasa profesionalisme Rahim yang mendalam tidak berubah.
“Kadang mereka memberi saya minum. Seorang wanita lansia memberi saya beberapa kantong tisu ketika saya mengantarkan makanan untuk beliau. Kedatangan berikutnya, saya membeli mangga untuk beliau. Kebanyakan dari mereka tinggal sendiri dan senang berbincang sebentar.”
Beliau tertawa, “Sekarang saya sangat familier dengan rute dan penerima manfaat, saya tidak perlu lagi melihat daftar yang diberikan The Food Bank Singapore untuk saya lagi!”
Selama Ramadan, Rahim menyesuaikan rencana pengantarannya hingga keluarga-keluarga Muslim bisa berbuka puasa tepat waktu - meskipun ini artinya beliau harus terlambat berbuka puasa.
Beliau bercerita tentang ibunya, yang berusia 80 tahun, yang masih aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, yang berujar bahwa beliau bangga akan anak lelakinya yang tetap tegar dan membantu mereka yang membutuhkan.
“Sekarang saya paham kenapa ibu saya sangat aktif membantu sesama. Rasanya sangat menyenangkan. Anak laki-laki saya yang tertua berkata dia bangga pada saya,” ujar Rahim, kedua matanya berkerut.
Ketika ditanya apa telah dia pelajari sejauh ini, Rahim berkata, “Saya jadi tahu orang-orang Singapura sangat baik.”
“Ketika saya mengantarkan makanan, saya melihat relawan dari organisasi-organisasi yanh lainnya berkeliling blok juga. Ini sangat mengejutkan saya. Saya tidak pernah melihat sisi Singapura yang seperti ini, dan saya bangga bisa menjadi bagian dari mereka juga.
“Saya harus berterima kasih pada DBS yang tetap memberi saya pekerjaan, dan di saat yang sama membantu saya melakukan sesuatu yang berarti.”
DBS Stronger Together Fund adalah dana sebesar 10,5 juta SGD yang dibentuk oleh DBS untuk membantu masyarakat yang sangat terdampak oleh Covid-19 di seluruh penjuru asia. Dengan dana ini, DBS akan menyediakan sekitar 4,5 juta paket makanan dan perawatan pada mereka yang terdampak. DBS juga akan mendanai penyediaan alat tes diagnostik, peralatan perlindungan diri, dan persediaan medis lainnya untuk membantu perjuangan melawan Covid-19.
Di Singapura, DBS bermitra dengan organisasi nirlaba The Food Bank Singapore dan ItsRainingRaincoats untuk mendistribusikan hingga 700.000 makanan bagi lansia, mereka yang berpenghasilan rendah, dan pekerja migran. Bank juga akan menyamakan donasi dari masyarakat dan karyawan, dolar demi dolar, hingga 1 juta SGD. Bank juga akan menyamai donasi masyarakat dan karyawan, dolar demi dolar, hingga 1 juta SGD.