Seorang anak perempuan yang menunjukan baktinya untuk orang tuanya yang sudah lanjut usia, mengirimkan bantuan dari balik jeruji. Dengan sedikit bantuan tersembunyi dari DBS
Secara tradisional, peran sebuah bank dipandang sebagai penyedia bantuan finansial untuk nasabahnya, baik pinjaman untuk membeli rumah impian atau paket investasi untuk membantu seseorang mempersiapkan masa pensiun.
Namun di awal tahun ini, DBS Hong Kong mengambil bagian dalam sebuah transaksi yang bukan sekadar uang, dan lebih kepada amal bakti.
Semuanya berawal ketika Tricia Wong, yang bekerja di Group Strategic Marketing and Communications DBS Hong Kong, menerima sebuah surat tulisan tangan di bulan Mei.
Sekilas, dokumen ini kelihatan seperti dari organisasi non-pemerintahan meminta keterangan tentang inisiasi “Care More” yang baru saja diluncurkan oleh bank.
Diluncurkan pada 22 april, inisiatif ini memanfaatkan 10.5 juta SGD Stronger Together Fund bersama DBS untuk membantu lansia dan kelompok rentan di wilayah yang terdampak hebat oleh Covid-19. The Senior Citizen Home Safety Association (SCHSA) di Hong Kong, sebagai contoh, penggunaan inisiasi ini digunakan untuk membeli dan mengirimkan paket makanan dan perawatan dari Agent of Change, sebuah wirausaha sosial lokal, sebagai penerima manfaat.
“Hati saya tersentuh”
Namun, setelah menilik dokumen itu lebih lanjut, hati Tricia tersentuh.
Surat itu ditulis oleh seorang narapidana yang risau tentang bagaimana orangtuanya yang telah lansia menghadapi pandemi ini. Karena itu, dia berharap bank bisa membantu merawat orangtuanya melalui inisiatif baru ini.
Tergerak oleh niat baik si narapidana, Tricia segera memulai misi untuk memenuhi permintaan yang tidak biasa ini. Masalahnya adalah si narapidana hanya meninggalkan nama depannya dan serangkaian angka.
Menduga bahwa angka-angka tersebut mungkin adalah nomor identitas narapidana, Tricia dan timnya mulai menghubungi tiap penjara di Hong Kong untuk mencari orang ini. Untunglah, tim berhasil menemukannya di nomor ketiga yang mereka hubungi.
Setelah bicara dengan si narapidana dan mendapatkan detail kontak ibunya, Tricia menghubungi Call Centre bank, berharap mereka bisa menghubungi orang tuanya dan menyampaikan keinginan bank untuk membantu.
Dihadapi permintaan yang tidak biasa ini, Cora Cheung, yang mengepalai operasinal call center bank, sempat merasa sedikit tertipu.
“Jujur, awalnya kami mengira ini salah satu telepon penipuan!” tawa Cora.
“Call centre hanya menangani pertanyaan umum konsumen. Rasanya kami tidak pernah menerima telepon dari rekan kerja kami sendiri, apalagi yang berisi permintaan yang sangat tidak biasa.”
Setelah proses klarifikasi yang melibatkan tawa dari kedua belah pihak, Cora dan tim segera menghubungi sang ibu, yang menyanggupi SCHSA untuk menghubunginya untuk mengatur pengiriman paket perawatan berisi beberapa jenis kebutuhan seperti beras, minyak, dan peralatan perlindungan diri.
Namun, beberapa hari kemudian, Cora diberitahu oleh SCHSA bahwa si ibu tiba-tiba menolak bantuan itu.
Menjembatani jarak dengan langkah cermat
“Si ibu memberitahu pekerja sosial bahwa suaminya memiliki ego tinggi yang, terlepas dari masalah finansial mereka, akan menolak menerima bantuan dari orang lain,” ujar Cora.
“Saat itulah kami tahu bahwa kami harus punya rencana lain, di mana bantuan yang diberikan tidak tampak mencolok.”
Jalan keluarnya? Kupon tunai - cash coupon yang diselipkan ke kotak surat.
Untuk memastikan vouchernya benar-benar bermanfaat, tim menganalisis area tempat tinggal kedua orang itu untuk menentukan jenis voucher yang bisa digunakan di sebagian besar supermarket dan tempat makan sekitar. Dengan begini, kedua orang tua lansia itu juga tidak perlu menempuh jarak jauh untuk menggunakan voucher tersebut.
Setelah mengetahui ini, si ibu dengan senang hati menerima, dan lahirlah “rahasia kecil” antara si ibu dan pihak bank.
Namun, itu bukanlah akhir dari hubungan tak terduga ini. Jalur komunikasi tetap terbuka karena Tricia yang mendesak si ibu untuk menghubunginya jika beliau membutuhkan bantuan lain di masa depan.
Sebuah surat tulisan tangan juga dikirimkan pada si narapidana untuk memberitahunya bahwa keinginannya sudah terpenuhi.
“Saya sangat tersentuh dengan pertemuan ini. Saya sangat bangga pada semua orang di bank yang telah berkontribusi mewujudkan hal ini,” ujar Tricia.
Kasus-kasus seperti ini memungkinkan kami untuk menunjukkan bahwa kami bukan sekadar sebuah bank, tapi sebuah institusi yang berkomitmen membuat hubungan penuh arti dengan masyarakat lokal.