Tiket Anda
Not Interested

Mari Berkenalan Dengan Tiga Toko Yang Sayang Bumi

19 Desember 2019
#LiveAwesome

Masih ingatkah saat Bu Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia 2014-2019, bilang kalau Indonesia adalah negara penyumbang sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia? Pernyataan ini beliau ungkapkan dalam sebuah keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, tanggal 19 Agustus 2018.

Enggak sedikit juga hewan-hewan laut yang terluka karena sampah plastik. Malah, ada yang sampai mati karena memakan plastik-plastik. Mereka mengira sampah plastik tersebut adalah makanan. Kayak yang terjadi di awal April 2019 lalu. Seekor paus sepanjang 8 meter yang sedang hamil ditemukan mati di Sardinia, Italia. Sedihnya, ketika perut hewan mamalia tersebut dibedah, tim ilmuwan menemukan 22 kilogram sampah plastik ada di dalamnya. Pengen nangis, enggak, sih, dengarnya?

Terima enggak terima, kita sebagai manusia, bertanggung jawab sama banyaknya sampah plastik di dunia. Coba dicek, deh, sebagian besar benda yang kita gunakan terbuat dari plastik. Belum lagi, makanan dan minuman di sekitar kita yang banyak dikemas menggunakan plastik. Enggak heran kalau sampah plastik di dunia, khususnya di Indonesia, terus meningkat.

Baca juga: Sulap sampahmu jadi kerajinan plastik!

Untungnya, sudah banyak anak muda tanah air yang peduli dengan banyaknya limbah kemasan plastik. Kerennya lagi, mereka langsung beraksi. Salah satunya terbukti dengan adanya, beberapa pengusaha muda mendirikan toko-toko ramah lingkungan untuk mendorong masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik. Bukan hanya barang dagangannya saja yang ramah lingkungan, tapi cara belanjanya pun juga. Apa saja nama tokonya? Yuk, kenalan sama mereka!

#1 Saruga

Jl. Taman Bintaro No. 1, Sektor 1, Bintaro Jaya.

Instagram: @sarugapackfreestore

www.sarugapackfreestore.id

Berlokasi di selatan Jakarta, Saruga menyediakan kebutuhan dapur, rumah tangga, dan perlengkapan mandi sehari-hari dengan konsep toko curah. Ini artinya, kita dapat membeli semua kebutuhan tersebut sesuai dengan keperluan kita, tanpa harus membayar kemasannya. Yup, kita diwajibkan membawa kemasan sendiri untuk membelinya, misalnya jar atau wadah berukuran tertentu. Kalau enggak punya, Saruga menjual wadah bumbu dari bahan kain sebagai wadah bumbu yang kita beli.

Selain menjadi mengurangi limbah kemasan plastik sekali pakai, juga membantu kita menghemat uang dalam jangka panjang. Kenapa hemat? Karena di Saruga, pembeli diperbolehkan membeli bahan-bahan dalam jumlah yang diperlukan saja, kemudian ditimbang dan dihitung sebagai harga per gram.

Untuk lebih mendukung masa depan yang berkelanjutan, Saruga juga menjual produk-produk gaya hidup, seperti sedotan dari bambu dan stainless-steel, produk perawatan kesehatan yang terbuat dari rempah-rempah asli Indonesia, hingga cawan menstruasi pengganti pembalut sekali pakai. Bahkan sekarang produk pembersih rumah tangga dari Unilever Indonesia, seperti Molto, Sunlight, dan Superpell sudah tersedia refill station-nya di Saruga. Jadi, tinggal bawa botol, terus diisi ulang, deh.

#2 Haku

Instagram: @haku_id

Dijual juga di: Al Modist dan The Gallery at Lewis & Carroll, Jakarta

Haku berkontribusi pada gaya hidup ramah lingkungan dengan memproduksi sepatu vegan, sejak Oktober 2017 lalu. Haku membuat produk alas kaki yang bebas dari bahan kulit hewan, atau biasa disebut vegan shoes. Jadi, alas kaki yang diproduksi Haku dibuat dari vegan leather, vegan suede, atau bahan lain yang menggantikan bahan kulit asli. Haku juga memakai bahan Ultrasuedeyang telah didaur ulang di mana polyesteryang digunakan di Ultrasuedeini berasal dari pre-consumers waste. Ada pula yang terbuat dari bahan vinyl atau plastik. Daripada dibuang dan jadi polusi, Haku menggunakan vinyl untuk meminimalkan jumlah produk yang tidak bisa terurai di tanah.

#3 Osem

Instagram: @_osem

Fashion brand berbasis di Jakarta ini, bukan cuma ramah lingkungan, tapi juga mendukung sustainable fashion lifestyle, lho. Selain hanya menggunakan warna alami yang dihasilkan dari tanaman Indigofera Tinctoria untuk produknya, Osem juga hanya menggunakan kain-kain dari serat alam, seperti katun, linen, rami, dan serat alam lainnya. Enggak berhenti sampai situ, Osem pun merancang setiap model pakaian buatannya dengan prinsip less or zero-waste. Kalau sampai ada sisa bahan, akan Osen jadikan produk yang lebih kecil atau bekerja sama dengan label lain yang bisa menggunakan sisa kain mereka tersebut.

Supaya lebih mengurangi limbah, Osem juga tidak menggunakan resleting dan kancing berbahan plastik. Jadiii, kalau produknya sudah tidak bisa terpakai dan terpaksa dibuang, pakaian buatan Osem bisa terurai secara alami oleh alam. Kerennya lagi, Osem mendukung sustainable lable, yang berarti mereka membayar upah pekerjanya sesuai dengan standar dan memberika kondisi lingkungan kerja yang baik.

Baca juga: Bawa tas belanja sendiri, langkah kecil yang bernilai besar untuk bumi!

Kita juga bisa, kok, seperti para pengusaha muda di atas yang inspiratif dan membuktikan kasih sayangnya pada bumi melalui bisnis mereka. Enggak ada modal? Coba saja ajukan pinjaman Digibank KTA dengan jangka waktu cicilan yang fleksibel hingga 36 bulan. Suku bunganya pun flat sampai akhir masa pinjaman. Nah, kita bisa mengajukan pinjaman hingga 300 juta. Bisa, nih, buka usaha! Kalau mau tau lebih banyak soal Digibank KTA, intip langkah-langkahnya di sini, ya.

Selain dengan berbelanja ke toko-toko ramah lingkungan, ada pula 7 cara lainnya untuk mulai mengurangi sampah plastik. Intip 7 caranya ini, yuk!