Tiket Anda
Not Interested

Kalau Mau Berhenti Kere’ dan Jadi Kaya, Lakukan 3 Hal Ini Sekarang Juga!

19 Desember 2019
#LiveWell

Salah satu bagian dari menjadi manusia adalah membangun kebiasaan dan sulit untuk mengubahnya. Meski, kita sudah menyadari kalau itu adalah bad habit. Tapi, kalau kita mau berusaha memutus lingkaran kebiasaan buruk itu, mengubah kebiasaan itu mudah plus memuaskan, lho. Mengubah kebiasaan buruk menjadi baik, perlu banget dilakukan di saat kita sudah merasa mentoque dan kewalahan. Terutama bila terjadi dalam hal keuangan.

Mungkin sebagian dari kita berpikir kalau masalah uang itu hanya dialami sobat misqueeen saja. Kalau kita bagian dari keluarga crazy rich asian, tentu bisa foya-foya sesukanya. Padahal, enggak juga. Bahkan miliarder pun bisa jadi ‘orang-enggak-punya’ kalau gagal mengatur keuangannya. Media olahraga terkenal di Amerika, Sports Illustrated, menemukan, bahwa 78% mantan pemain NFL (National Football League) bangkrut atau menghadapi tekanan keuangan di masa 2 tahun setelah pensiun. Sementara itu, 60% mantan pemain NBA bangkrut dalam waktu 5 tahun sehabis pensiun.

Baca juga: 5 Tips investasi untuk anak muda yang wajib kamu tahu

Menghabiskan Banyak Uang Lebih Dari Seharusnya

Bagaimana mungkin begitu banyak orang yang punya banyak uang dan terlihat hidup nyaman bisa jadi bangkrut? Seringkali, itu tidak ada hubungannya dengan seberapa banyak atau sedikit pengetahuan mereka soal keuangan. Itu terjadi karena keputusan buruk yang mereka buat dengan uang mereka. Sound familiar?

Mari kita hadapi bersama: kita semua bersalah karena pengeluaran yang berlebihan. Overspending adalah koentji. Mungkin kita menghabiskan uang lebih banyak saat makan malam minggu lalu karena membeli makanan penutup saat uang lagi pas-pasan. Tapi, hei, kita pantaskan mendapatkan ini karena sudah kerja keras, jadi kenapa tidak?

Atau mungkin saat kita sudah berbelanja sesuai dengan budget belanja bulanan, eh, pas mau jalan keluar dari mal, satu item di toko depan pintu lobby menarik perhatian kita. Papan tanda ‘Sale’ yang dipajang di atas baju itu membuat kita berpikir, Harus beli, nih, mumpung lagi diskon!– Tetap dibeli meski melebihi anggaran belanja kita. Dan, ini terjadi bukan hanya sekali atau dua kali, tetapi selama bertahun-tahun.

Salahkan Otak (?)

Otak manusia adalah sistem yang kompleks, dan setiap kali kita harus membuat keputusan, pertempuran hebat terjadi di dalam kepala kita. Pemenang Hadiah Nobel Daniel Kahneman, seorang pakar keuangan yang menulis buku Thinking Fast and Slow, mengatakan, ada dua cara otak kita memproses dunia di sekitar kita. Sistem 1 atau berpikir cepat, dikaitkan dengan keputusan cepat dan pikiran bawah sadar. Ini beroperasi secara otomatis tanpa kendali. Sistem 2 atau berpikir lambat, menangani analisis sadar yang lebih dalam dan terkait dengan intervensi, pilihan, dan konsentrasi.

Psikolog Jonathan Haidt punya metafora yang hebat untuk memahami dua sistem tersebut, yaitu gajah dan pengemudi. Sistem 1 adalah gajah: besar, naluri, dan emosional. Sistem 2 merupakan pengemudi yang mengendalikan gajah. Sehingga, sangat melelahkan dalam mengendalikan binatang sebesar itu. Jadi, bagaimana semua ini berhubungan dengan keputusan keuangan kita?

Saat kita dihadapkan dengan pilihan seperti membelanjakan bonus sebesar 10 juta rupiah untuk liburan atau menyisihkannya untuk disimpan sebagai tabungan masa pensiun, gajah di otak kita menagih kepuasan instan. Keputusannya ada pada pengendara yang rasional dan disiplin untuk menarik kendali dan mengarahkan menuju keputusan yang lebih sehat. Seringkali, kita lebih mudah membiarkan ‘gajah’ melakukannya. Sad.

Baca juga: Investasi yang sesuai dengan kepribadianmu

Mulai Lakukan Ini, Sekarang!

Kalau kita kepingin ‘si pengemudi’ yang mengontrol keuangan kita, itu bukan hal yang tidak mungkin, meski sulit dilakukan. Contek saran dari Ramit Sethi, penulis buku I Will Teach You to be Rich, di bawah ini, deh. Selamat mencoba!

#1 Optimis dan Jangan Merasa Terlambat

Jangan pernah mengatakan berkata dalam hati kalau diri kita sendiri adalah orang yang buruk dalam hal mengelola uang. Lebih baik katakan, “Bukan buruk mengatur uang, tapi belum belajar keterampilan mengelola uang dan akan berusaha melakukannya.”

Selain kata negatif, ada juga perasaan negatif yang mesti kita hindari. Misalnya, merasa terlambat untuk mengelola uang hari ini, terlambat menabung, dan terlambat berinvestasi. Kata Ramit, tidak ada yang terlambat, kita semua mulai dari bagian yang berbeda dalam hidup. Jadi, tetap optimis, ya!

#2Tentukan Kapan Mulai Beraksi

Menurut Ramit, sebuah rencana untuk mulai mencoba mengatur keuangan, tidak perlu rumit. Jangan terpaku pada spreadsheet dan aplikasi budgeting. Yang perlu dilakukan pertama adalah cari tau untuk apa saja uang yang kita habiskan. Langkah ini menurut Ramit, untuk mengukur seberapa mampu kita mencari tahu kebiasaan kita.

Setelah mengetahuinya, tanyakan pada diri sendiri untuk apa seharusnya uang kita digunakan. Untuk mempermudah, Sethi merekomendasikan untuk menyisihkan 10% uang gaji untuk investasi dan 10% lagi untuk disisihkan. Menurutnya, kalau kita melakukan 2 hal itu, sisanya mungkin akan cukup bagus. Kalau kita ingin menyisihkan uang sebesar 10% itu, jangan lupa pakai fitur auto-debet dari bank tempat kita menabung. Supaya tertransfer secara otomatis ke rekening tabungan kita.

#3 Usahakan Segera Melunasi Utang

Walaupun ini lebih horor dari film-filmnya Suzanna, tapi Ramit menyarankan ini perlu banget kita lakukan! Inilah langkah pertama yang akan menuntun kita keluar dari jeratan utang. Segera tulis jumlah utangnya, berapa banyak bisa kita bayarkan setiap, dan berapa lama utang kita akan lunas. Dan yang paling penting, enggak ada kata terlambat. Kita bisa membuat jadwal untuk mulai beraksi minggu ini untuk segera mengubah kebiasaan buruk kita.

Kepikiran pingin investasi mengikuti saran Ramit? DBS bisa memudahkannya, nih. Salah satu investasi yang bisa kita pilih adalah deposito, yaitu bentuk investasi yang ramah di kantong dan memberikan banyak keuntungan buat kita. Dengan kata lain, deposito adalah salah satu alternatif terbaik untuk investasi bagi para milenial. Untuk ngasih kemudahan buat kita yang pengen buka deposito, kita bisa mengajukannya lewat aplikasi digibank by DBS, lho. Caranya mudah sekali. Simak, deh, langkah pembukaan deposito di sini.

Biar makin maksimal usaha buat jadi kayanya, intip juga artikel ‘5 Strategi Menyisihkan Penghasilan Supaya Jadi Milenial Tajir