Tiket Anda
Not Interested

5 Strategi Menyisihkan Penghasilan Supaya Jadi Milenial Tajir

11 November 2019
#LiveSmart

Berusaha bertahan hidup sampai gaji mendarat lagi di rekening bank, sambil menyisihkan uang untuk tabungan, jelas sebuah tantangan. Apalagi kalau kita baru saja mulai bekerja. Gaji rasanya cuma numpang lewat. Sehabis bayar uang sewa kost, tagihan kartu kredit, cicilan kendaraan pribadi, dan lainnya, langsung bokek lagi. Bisa dibilang, tanggal ‘muda’ cepat sekali berubah jadi ‘tua’. Sad.

Itu pula yang dialami oleh milenial di Amerika Serikat (AS). Dari hasil survei yang dilakukan oleh Charles Schwab pada 380 orang milenial di AS berusia 23-38 tahun, membuktikan kalau hampir dua pertiga milenial mengaku hidup dari gaji ke gaji. Dalam survei berjudul 2019 Modern Wealth yang dirilis pada pertengahan tahun 2019 ini, terungkap, bahwa milenial merasa paling tidak stabil secara finansial dibanding generasi-generasi lainnya. Dalam survei tersebut, milenial mengaku menghabiskan sekitar 478 dollar AS per bulan atau setara kira-kira Rp6,9 juta untuk hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu penting. Seperti makan di restoran, hiburan, barang-barang mewah, dan liburan.

Survei lainnya yang membuktikan milenial adalah sobat misqueen, adalah survei yang dilakukan oleh GoBankingRates.com dan dirilis oleh FoxBusiness pada 23 April 2019. Hasil  survei tersebut mengungkapkan, bahwa sebanyak 68% milenial memilih setuju atau sangat setuju mengenai banyaknya dan sulitnya masalah keuangan yang harus mereka hadapi dibandingkan generasi sebelumnya.

Meski begitu, kita harus tetap optimis dong. Coba praktekkan 5 strategi supaya bisa menyisihkan penghasilan untuk ditabung berikut ini, yuk!

#1 Biaya Hidup Tidak Melampaui 75% Pendapatan

Kimmie Greene, pakar keuangan dan mentor bisnis terkenal di AS, memiliki formula sederhana untuk membantu kita terhindar dari ‘tanggal tua’. Menurutnya, kita harus memastikan kalau biaya hidup kita tidak lebih dari 75% dari pendapatan kotor kita. Misalnya, take home pay kita 7 juta rupiah, berarti biaya hidup kita tidak boleh lebih dari Rp5,250,000. Dengan begini, sisa 25% dari penghasilan bisa kita sisihkan untuk keperluan darurat atau ditabung.

#2 Skip Minum Kopi Mahal

Kalau kita penggemar kopi, yang tak bisa hidup tanpa ngopi, daripada setiap hari beli kopi yang harga per cup-nya bisa buat makan 2 kali di warung nasi, lebih baik dikumpulkan sedikit demi sedikit untuk beli alat pembuat kopi sendiri. Misalnya, beli moka pot, lalu beli kopi bubuk lokal sama susu segar, deh. Sebelum berangkat, kita bisa bikin kopi untuk dibawa ke kantor. Sudah hemat, mengurangi sampah plastik pula! Nah, uang yang tadinya biasa dipakai untuk beli es kopi kesayangan, bisa dicelengin, deh. Lumayan, kan.

#3 Bawa Bekal Dari Rumah

Sama seperti kopi, kamu juga bisa membawa bekal makan siang sendiri untuk menghemat pengeluaran. Percaya deh, usahakan jangan membuang banyak uang untuk hal-hal yang bisa kamu hasilkan sendiri. Tidak bisa memasak? Tenang, kita bisa mencontek menu mudah nan lezat di berbagai aplikasi resep atau akun Instagram belajar masak. Seperti, @buzzfeedtasty, @tastemadeindonesia, @cookin.id, dan @soyummy. 

#4 Pilih Tabungan Autodebet

Mendengar kata menabung saja rasanya sudah enggak mood, apalagi melakukannya. Itulah mengapa banyak orang yang sulit menabung kalau tak terpaksa. Nah, supaya niat menabung ini bisa jadi kenyataan, kita harus memaksa diri untuk menabung dengan cara membuka rekening tabungan rencana di bank. Produk tabungan rencana ini biasanya menggunakan sistem autodebet alias memotong langsung saldo rekening kita setiap menerima gaji di tanggal tertentu. Tabungan autodebet ini biasanya juga tidak boleh diambil selama periode tertentu, misalnya 6 bulan atau 1 tahun.

#5 Menyisihkan Pendapatan Untuk Investasi

Mungkin sebagian dari kita sudah paham kalau harus menyisihkan gaji untuk tabungan atau investasi. Nah, pertanyaannya, berapa persen pendapatan yang sebaiknya disisihkan? Eric Van Miltenburg, SVP (Senior Vice President) Business Operations di Ripple, pakar bisnis terkemuka di Amerika Serikat, menyarankan para pekerja usia milenial menyisihkan 10-20% dari pendapatannya untuk disisihkan ke investasi atau tabungan.

Menurut Eric, angka tersebut adalah permulaan yang baik. Dengan cara ini, kita-di-masa-depan pasti akan berterima kasih pada kita-masa-kini-yang-sudah-menyisihkan-gaji. Sementara itu, Rohan Mahadevan, SVP international markets PayPal, memiliki jawaban yang lebih bijak. "Kamu ingin membelanjakan (penghasilan) seperti Kamu akan meninggal dunia esok hari dan Kamu ingin menabung seperti Kamu ingin hidup esok hari," jelasnya.

Nah, salah satu investasi yang bisa kita pilih adalah deposito. Deposito adalah contoh ideal bentuk investasi yang ramah di kantong dan memiliki cukup banyak keuntungan. Bisa dibilang, deposito menjadi salah satu alternatif terbaik untuk investasi bagi para milenial. Untuk ngasih kemudahan buat kita yang pengen buka deposito, kita bisa mengajukannya lewat aplikasi digibank by DBS, lho. Caranya mudah sekali. Mau tau? Simak langkah pembukaan deposito di sini. Psst, buat para freelancer yang merasa jadi sobat misqueen juga, jangan sedih. Kita bisa jadi rich millenial juga, kok. Klik ini untuk mengintip caranya!