Tiket Anda
Not Interested

8 Trik Memotret Adegan Candid Menggunakan Ponsel

2 Oktober 2018
#LiveAwesome

Memotret adegan candid atau kejadian yang secara alami terjadi itu susah-susah gampang. Selain kita harus selalu siap sedia menjepret adegan, si model atau obyek foto harus bersikap natural dan enggak mati gaya saat tahu dirinya sedang difoto. Fotografer kawakan yang punya peralatan lengkap bisa menggunakan lensa telenya sehingga tidak harus berada terlalu dekat dengan obyek fotonya. Sementara kita cuma punya ponsel yang ketika semakin nge-zoom, semakin blur hasil fotonya.

Tapi apakah itu berarti kita harus menyerah begitu saja? Oh tentu tidak. David Guttenfelder, seorang photojournalist asal Amerika, pada tahun 2010 dikirim ke Afganistan untuk meliput perang melawan Al Qaeda. Ketika melihat tentara-tentara di sekitarnya memotret menggunakan iPhone 3G, David memutuskan berhenti menggunakan kamera DSLR yang dibawanya dan memilih melakukan hal yang sama. Foto-foto hasil liputannya sempat menuai kontroversi karena penggunaan ponsel, yang pada waktu itu dianggap semacam asal jepret, untuk sebagian orang berarti ‘meremehkan’ atau ‘meromantisir’ nuansa peperangan.

Di bulan Oktober tahun itu Instagram diluncurkan. Tiba-tiba generasi baru photojournalist lahir ke dunia. Semua orang bisa menjadi fotografer yang bercerita lewat fotonya. Foto-foto yang kebanyakan diambil menggunakan ponsel.

Sebagai bagian dari generasi yang terpisahkan dari ponsel, begini 10 trik memotret menggunakan gawai kesayangan kita ini:

1. Untuk setiap adegan yang sama, ambil lebih dari lima foto.

Langkah awalnya pastikan kuota penyimpanan data di ponsel kita lebih dari cukup untuk kepentingan merekam adegan candid. Karena kita harus siap menjepret banyak adegan untuk mendapatkan satu foto yang terlihat natural. Apalagi bila si obyek foto sering bergerak. Lebih baik foto sebanyak-banyaknya daripada harus mengulang adegan.

2. Gunakan fitur burst.

Dari 10 foto burst yang kita ambil, biasanya ada 1-2 foto yang berkualitas bagus. Kalau ponsel kita tidak memiliki fitur burst, cukup tekan tombol foto berulang kali.

3. Zoom menggunakan tubuh

Seperti yang sudah disebutkan di atas, fitur zoom umumnya menghasilkan foto yang kurang baik. Beranikan mendekatkan diri pada obyek foto kita. Ada perbedaan yang sangat signifikan dari hasil foto saat kita berada lebih dekat dengan obyek foto. Bergeraklah di sekitarnya. Bukan malah menyuruh ia pindah posisi. Ambil foto dari berbagai sudut pandang. Tapi juga jangan terlalu mengintimidasi dirinya. Pastikan kita sudah mendapatkan izin memotret darinya.

4. Aturan sepertiga

Konsep aturan sepertiga atau rule of thirds dalam dunia fotografi umum diterapkan. Biasanya kamera ponsel memiliki fitur grid yang membagi gambar menjadi sembilan bagian. Fitur ini berfungsi agar kita bisa mengatur komposisi foto. Perhatikan bahwa ada pertemuan garis di antara sembilan kotak yang terlihat.

foto: dok. cdn.shopify.com

Aturan sepertiga itu berarti kita menempatkan obyek foto di antara pertemuan garis-garis tersebut. Ini karena secara natural mata kita akan fokus kepada garis-garis tadi. Jadi kuncinya bukan menempatkan obyek di tengah, tapi justru memberikan ruang agar menambahkan konteks ke dalamnya.

Contoh lain foto yang menggunakan aturan sepertiga.

foto: dok. .nyfa.edu

foto: dok. /cdn.shopify.com

5. Matikan flash dan bunyi kamera.

Kalau mau menjadi invisible saat memotret adegan candid, maka pastikan flash dan bunyi kamera dalam keadaan off. Jangan sampai awkward moment terjadi karena obyek foto terganggu dengan bunyi 'cekrek-cekrek'.

6. Memotret dari pinggul.

Seringkali obyek foto jadi salah tingkah ketika kita memotretnya. Kita bisa menurunkan ponsel hingga searah pinggul lalu memotret dari sudut pandang ini. Obyek foto akan merasa lebih nyaman. Kita pun bisa mendapatkan sudut pandang yang berbeda dari biasanya.

7. Memotret orang sedang melakukan sesuatu.

Kunci merekam adegan spontan adalah mengabadikan orang yang sedang melakukan sebuah kegiatan. Anak perempuan yang sedang memberi makan kucingnya. Polisi yang sedang berinteraksi dengan anjing pelacak.

foto: dok. Theatlantic.com

8. Memotret adegan yang melibatkan lebih dari satu orang.

Hasil fotonya akan memperlihatkan hubungan antara orang yang menjadi obyek foto kita. Misalnya, kedua sahabat yang sedang berpelukan. Kakak yang sedang menghibur adiknya.

foto: dok. Theatlantic.com

Orang-orang tersebut pun tidak harus saling berinteraksi. Seringkali kehadiran orang kedua atau seterusnya menambah kedalaman konteks dari foto yang dihasilkan.

foto: dok. Theatlantic.com

Adegan candid bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Jadikan ponsel kita senjata andalan untuk mengikuti DBS Live More Society Photo Competition 2018. Bagikan momen kebaikan yang kita abadikan dalam foto untuk memenangkan kesempatan perjalanan fotografi ke Flores, NTT bersama Du’Anyam. Klik di sini untuk keterangan lebih lanjut.