Tiket Anda
Not Interested

Keluar Dari Rumah Orang Tua Untuk Mandiri: Jenis Hunian Mana Yang Harus Dipilih?

15 Maret 2018
#LiveSmart

Baik untuk kuliah maupun bekerja, ada momen-momen tertentu dalam hidup kita ketika kita harus meninggalkan rumah orang tua dan mencari tempat tinggal sendiri. Tentunya, ini jadi keputusan besar dalam hidup—apalagi jika tempat tinggal ini jauh dari tempat asal kita.

Untuk sebagian dari kita, ini adalah momen yang ditunggu-tunggu. Akhirnya, kita bebas! Memiliki tempat tinggal sendiri membuat kita bisa melakukan apa saja yang kita mau. Tak ada jam malam, tak ada yang menyuruh membereskan kamar, tak ada yang melarang ini dan itu... ah, senangnya!

Tapi, di luar kebebasan itu, ada banyak hal yang mesti kita pikirkan dan pertimbangkan ketika harus memilih tempat tinggal sendiri, apapun jenisnya. Bagaimanapun, ada pengeluaran rutin yang harus kita alokasikan untuk tempat tinggal yang kita pilih setiap bulan atau tahunnya. Selain itu, bersama kebebasan juga hadir tanggung jawab besar yang tak bisa disepelekan.

Jenis tempat tinggal macam apa saja yang bisa jadi pilihan?

Kost

Ini mungkin menjadi tempat tinggal paling populer. Kost menyediakan kamar dengan perlengkapan dasar yang bisa kita sewa per bulan, maupun per tahun. Biasanya, lokasi dan kelengkapan kamar menjadi faktor penentu paling penting yang membedakan harga satu tempat kost dengan yang lain. Semakin sentral lokasinya dengan universitas, kampus, atau perkantoran, biasanya akan semakin tinggi pula harganya.

Kalau kita termasuk orang yang lebih banyak beraktivitas di luar rumah—dan hanya menjadikan ‘tempat tinggal’ sebagai persinggahan untuk mandi dan tidur, kost dengan kelengkapan dasar yang nyaman bisa jadi pilihan. Kalau kita senang menghabiskan waktu di dalam rumah, pilih kost yang menyamankan untuk ditinggali berlama-lama: akses Internet yang kencang, saluran televisi yang lengkap, ukuran kamar yang luas, atau mungkin dapur kecil yang bersih untuk memasak.

Ketika memungkinkan, pilih lokasi kost yang paling dekat dengan tempat kita beraktivitas sehari-hari: misalnya tempat kuliah atau kerja. Yang terbaik adalah jika kita bisa berjalan ke tempat kuliah atau tempat kerja, sehingga kita tak perlu mengeluarkan ongkos pulang-pergi. Sesuaikan budget yang kita miliki setiap bulannya dengan harga kost kita, dan tanyakan hal-hal apa saja yang sudah termasuk di dalam harga yang ditawarkan: listrik, Internet, gas, air, laundry?

Ingat juga bahwa kita masih harus menyisihkan budget untuk keperluan sehari-hari, misalnya perlengkapan kamar mandi dan sabun, sambungan kabel, peralatan makan dasar, atau hal-hal kecil lainnya yang ‘gratis’ ketika digunakan di rumah orang tua, namun harus kita beli atau bayar ketika berada di tempat kost.

2. Apartemen

Apartemen juga bisa menjadi pilihan bagi kita yang sudah bekerja tetap dan punya pendapatan cukup. Di samping lebih aman dan lebih luas dari kost, biasanya apartemen juga menyediakan berbagai fasilitas tambahan seperti kolam renang, gym, sauna, restoran, mini market, dan lain sebagainya.

Kita bisa menyewa apartemen, atau sekalian mencicilnya—agar tak ada uang yang terbuang. Jika masih melajang, kita memang bisa memilih apartemen studio dengan satu kamar. Tetapi, jika memiliki penghasilan tambahan, tak adalah salahnya juga melirik apartemen dengan dua kamar. Kamar yang satu bisa dijadikan sebagai kamar tamu atau disewakan lewat Airbnb. Ini bisa menjadi tambahan penghasilan untuk melunasi cicilan. Apalagi jika apartemen kita lokasinya terletak di pusat kota.

Perhatikan juga pengeluaran lain apa saja yang perlu kita anggarkan ketika tinggal di apartemen. Bagaimana dengan tarif air, listrik, uang keamanan, atau kebersihan? Apakah kita akan dikenakan ongkos parkir?

3. Mengontrak/Mencicil Rumah

Mengontrak/mencicil rumah tentunya memberikan kita lebih banyak ruang daripada kost dan apartemen. Biaya yang dikeluarkan juga tak berbeda jauh, apalagi jika rumah yang dikontrak tidak terlalu besar. Namun, biasanya, lokasi rumah agak lebih jauh dari pusat kota—sehingga ongkos pulang-pergi menjadi hal yang perlu dipertimbangkan.

Jika rumah yang dikontrak/dicicil memiliki lebih dari satu kamar, kita bisa menyewakan kamar satunya secara terpisah. Kita juga bisa mempertimbangkan tinggal serumah dengan beberapa kawan baik. Jika mengontrak bersama, tinggal serumah dengan kawan-kawan bisa meringankan beban yang harus dibayarkan setiap bulan. Jika mencicil rumah, kamar yang disewakan juga bisa membantu kita membayar cicilan.

Hal utama yang perlu diperhatikan saat mengontrak atau mencicil rumah, adalah biaya-biaya lain yang perlu dikeluarkan untuk merawatnya. Jika atap bocor, lampu putus, atau pipa air tidak bekerja, siapa yang akan menanggung perbaikannya? Hal-hal semacam ini harus didiskusikan dengan pihak pengontrak sebelumnya. Lebih baik jika dinyatakan hitam di atas putih.

Selain itu, tinggal di kompleks perumahan memiliki berbagai konsekuensinya. Misalnya, kita perlu memiliki tenggang-rasa dengan tetangga-tetangga, mengikuti pertemuan-pertemuan yang diadakan warga, atau mungkin memberikan sumbangan pembangunan ketika diminta. Pikirkan juga semua tanggung-jawab yang mungkin hadir ketika kita mengontrak/mencicil rumah ini, ya.

Pada dasarnya, menyewa tempat tinggal mungkin jadi pilihan paling praktis dan murah. Akan tetapi, dalam jangka panjang, ada pengeluaran per bulan yang ‘hilang’ untuk membayar sewanya. Bayangkan jika kita terus menyewa satu tempat selama 5, 10, atau 15 tahun! Mungkin, kita sudah bisa mencicil rumah atau apartemen dengan budget yang sama!

Meskipun nampak lebih mahal di awal, dan menitipkan tanggung-jawab yang besar, jika kita selalu menginginkan aset berupa properti, mencicil rumah dan apartemen bisa menjadi pilihan. Dengan melakukan hal ini, alih-alih ‘menghilangkan’ uang setiap bulannya, kita sebenarnya sedang ‘menabung’ agar tempat tinggal kita bisa menjadi milik kita dalam beberapa tahun ke depan!

Jika kita sudah bekerja selama beberapa waktu, banyak perusahaan juga menawarkan program cicilan rumah, maupun apartemen. Coba bicara dengan penyelia dan personalia untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai hal ini. Program cicilan rumah dan apartemen biasanya juga ditawarkan perusahaan untuk mengikat pekerja agar lebih loyal dan tak mudah berpindah ke perusahaan lain. Jadi, mengapa tidak memanfaatkannya?

Mulailah juga melirik program-program cicilan rumah atau apartemen yang ditawarkan berbagai bank, dan hitung baik-baik. Seberapa besar dana yang bisa kita sisihkan setiap bulannya untuk mulai mencicil tempat tinggal masa depan kita? Senang, kan, jika uang yang kita keluarkan tak hilang begitu saja, namun lama-lama bisa diubah menjadi aset dalam bentuk properti?