DBS luncurkan struktur pembiayaan senilai USD625 juta untuk PT Halmahera Persada Lygend, smelter high pressure acid leach pertama di Indonesia | English

Indonesia.01 Apr 2021.3 min read

Mendukung ambisi Indonesia untuk industri manufaktur kendaraan listrik dan baterai guna memenuhi permintaan kendaraan listrik yang terus meningkat


Indonesia, 01 Apr 2021 - DBS mengumumkan secara kolektif memimpin konsorsium sembilan bank[1] guna meluncurkan struktur pembiayaan proyek senilai USD625 juta untuk smelter High Pressure Acid Leach (HPAL) pertama di Indonesia, PT Halmahera Persada Lygend (PT HPAL).

PT HPAL adalah yang pertama di Indonesia dalam hal pemanfaatan teknologi HPAL untuk membuat campuran endapan nikel-kobalt hidroksida (MHP) dan nikel sulfat, yang menjadi bahan baku utama pembuatan baterai listrik. Seiring dengan pertumbuhan permintaan global untuk kendaraan listrik (Electric Vehicles, EV*), permintaan untuk penyimpanan dan baterai logam juga akan meningkat. Oleh karena itu, smelter HPAL akan memainkan peran utama dalam rantai pasokan EV guna memenuhi permintaan EV yang terus meningkat secara global, karena konsumen dengan kesadaran tinggi akan lingkungan berupaya mempertahankan mobilitas pribadi sekaligus mengurangi emisi karbon. Penjualan EV diperkirakan akan naik 41,9 persen menjadi lebih dari 4,4 juta unit pada 2021[2].

Tan Su Shan, Group Head Institutional Banking dan Presiden Komisaris PT Bank DBS Indonesia, mengatakan bahwa transaksi itu mendukung ambisi Indonesia untuk industri manufaktur kendaraan listrik dan baterai.

“Dengan Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia[3], kami sangat senang dapat mendukung rencana negara ini mengembangkan rantai pasokan EV global di dalam negeri dengan membantu memajukan perusahaan di industri dengan pertumbuhan tinggi, seperti PT HPAL, yang juga memperhatikan dampak LST mereka,” kata Tan.

DBS ditunjuk sebagai salah satu koordinator utama untuk memfasilitasi pembiayaan proyek tersebut mengingat rekam jejak kuatnya dalam memberikan saran kepada nasabah tentang struktur pembiayaan untuk proyek sejenis.

Dalam perannya sebagai Koordinator Utama dan Mandated Lead Arranger, DBS mengembangkan struktur pembiayaan yang dapat secara tepat menjawab berbagai tantangan dalam tahap pengembangan proyek dan dampak dari paparan terhadap harga patokan - keduanya merupakan hal umum dalam proyek smelting. DBS juga memainkan peran penting dalam membantu dan mengkoordinasikan alur kerja uji tuntas untuk mendukung bank anggota konsorsium itu melalui proses kredit mereka dan menyampaikan solusi untuk berbagai permasalahan sebagai agen fasilitas dalam pembiayaan tersebut.

“Pemahaman kuat DBS terhadap proyek, pasar komoditas, dan teknologi baterai memegang peran penting dalam memimpin secara kolektif beragam kelompok bank dengan tingkat pemahaman berbeda-beda terhadap teknologi peleburan dan baterai, untuk pada akhirnya memberikan solusi pembiayaan yang disesuaikan untuk PT HPAL,” kata Tan menambahkan.

“PT HPAL bertekad mengendalikan penggunaan sumber energi di setiap proses produksi kami untuk mewujudkan tata kelola lingkungan baik (good environmental governance) melalui penerapan teknologi rendah emisi. Kami senang bekerja sama dengan mitra keuangan seperti DBS yang tidak hanya memiliki pengetahuan mendalam di sektor Logam & Pertambangan, dan otomotif serta memahami kebutuhan bisnis kami, tetapi yang terpenting, memiliki kesamaan dengan kami dalam hal komitmen keberlanjutan,” kata representatif PT HPAL.

Untuk meningkatkan dukungannya kepada perusahaan yang ingin memenuhi ambisi keberlanjutannya, DBS berkomitmen pada proyek energi terbarukan, energi bersih, dan proyek ramah lingkungan dengan nilai SGD50 miliar pada 2024, dua kali lipat lebih dari target sebelumnya, SGD20 miliar. Pada 2020, DBS menyelesaikan transaksi pembiayaan berkelanjutan senilai SGD9,6 miliar, naik 81 persen dari tahun sebelumnya. DBS juga menjadi bank Singapura pertama yang menawarkan Pembiayaan Transisi dan meluncurkan kerangka kerja dan taksonomi keuangan transisi dan berkelanjutan pertama di dunia untuk membantu nasabah meraih kemajuan dalam perjalanan keberlanjutan mereka.

 

[END]

 

Tentang DBS

DBS adalah grup jasa keuangan terkemuka di Asia, dengan kehadiran di 18 pasar, berkantor pusat dan terdaftar di Singapura, DBS berada dalam tiga sumbu pertumbuhan utama Asia: Cina, Asia Tenggara, dan Asia Selatan. Peringkat kredit "AA-" dan "Aa1" DBS termasuk yang tertinggi di dunia.

Dikenal dengan kepemimpinan globalnya, DBS dinobatkan sebagai “World’s Best Bank” oleh Euromoney, “Global Bank of the Year” oleh The Banker dan “Best Bank in the World” oleh Global Finance. DBS berada di garis terdepan dalam memanfaatkan teknologi digital untuk membentuk masa depan perbankan, yang terpilih sebagai “World’s Best Digital Bank” oleh Euromoney. Selain itu, DBS telah mendapatkan penghargaan “Safest Bank in Asia” dari Global Finance selama 12 tahun berturut-turut sejak 2009 hingga 2020.

DBS menyediakan berbagai layanan lengkap untuk nasabah, SME dan juga perbankan perusahaan. Sebagai bank yang lahir dan dibesarkan di Asia, DBS memahami seluk-beluk berbisnis di pasar paling dinamis di kawasan. DBS bertekad membangun hubungan langgeng dengan nasabah, dan berdampak positif terhadap masyarakat melalui dukungan perusahaan sosial dengan cara bank-bank Asia. DBS juga telah mendirikan yayasan dengan total dana senilai SGD50 juta untuk memperkuat upaya tanggung jawab sosial perusahaan di Singapura dan di seluruh Asia.

Dengan jaringan operasional ekstensif di Asia dan menitikberatkan pada keterlibatan dan pemberdayaan stafnya, DBS menyajikan peluang karir yang menarik. DBS mengakui gairah, tekad, dan semangat 29.000 karyawannya, yang mewakili lebih dari 40 kebangsaan. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi www.dbs.com.

 

[1] DBS, BNPP, Bank Mandiri, BCA, BNI, Maybank, OCBC, OCBC NISP and UOB

[2] BloombergNEF, Avicenne for consumer electronics numbers

[3] https://www.statista.com/statistics/273634/nickel-reserves-worldwide-by-country/