Bank DBS Indonesia gandeng e-commerce dan fintech untuk meneguhkan komitmen meningkatkan ekonomi digital berkelanjutan di Indonesia | English

Indonesia.15 Sep 2022.3 min read
Indonesia, 15 Sep 2022 - Dalam upaya mendukung pertumbuhan ekonomi digital, Bank DBS Indonesia, Bukalapak, CARInih, Home Credit Indonesia, DOKU, Modalku, Flip, dan Warung Pintar menggagas kampanye edukasi digitalisasi dan finansial bertajuk “More innovation, less limitation”. Kerja sama ini menitikberatkan pendidikan dan pembangunan ekosistem keuangan digital berkelanjutan dan membidik kalangan unbanked dan underbanked di Indonesia.

The Asian Banker, dalam terbitan tahun 2022, menyatakan ekonomi digital sangat berpeluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus mengubah kehidupan masyarakat. Kendati demikian, dari 181 juta penduduk usia dewasa di Indonesia, 51% masih termasuk dalam kategori unbanked dan 26% underbanked[1]. Angka itu menempatkan Indonesia pada urutan ke-5 dalam negara dengan angka masyarakat underbanked terbesar di Asia Tenggara[2].

Selain itu, kajian Deloitte[3] menunjukkan bahwa ekonomi digital di Indonesia berpeluang tumbuh USD133 juta dalam lima tahun mendatang sehingga mendorong lembaga semakin berinovasi untuk mempercepat proses digitalisasi di semua bidang. Dengan peningkatan ketersediaan ponsel pintar dan internet secara paralel di Indonesia, tercatat 60 juta konsumen baru bergabung dengan ekonomi digital selama masa pandemi saja[4].

Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia Mona Monika mengatakan, “Dunia saat ini mengalami pertumbuhan teknologi digital sangat cepat dan mengubah banyak aspek di dalam kehidupan kita. Dalam menanggapi peluang ini, Bank DBS Indonesia bertransformasi menjadi lebih seperti perusahaan teknologi, dan tak lagi melihat dirinya sebagai bank konvensional. Diilhami posisi brand Bank DBS untuk ‘Live more, Bank less’, lahirlah semangat ‘More innovation, less limitation’. Dengan semangat itu, kami membangun ekosistem keuangan strategis bersama Bukalapak, CARInih, Home Credit Indonesia, DOKU, Modalku, Flip, dan Warung Pintar. Kami berkomitmen terus berinovasi dan berkontribusi dalam menciptakan berbagai peluang serta memberdayakan masyarakat guna membangun perekonomian nasional.”

Kendati terjadi penerapan digitalisasi tinggi di masyarakat, upaya mencapai ekonomi berbasis digital masih terhadang beberapa kendala, di antaranya pendanaan, perpajakan, perlindungan konsumen, prasarana komunikasi, logistik, serta pendidikan dan sumber daya manusia. Kalangan unbanked, underbanked, dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) masih dihadapkan pada masalah pemindahan operasional mereka secara daring, keterhubungan dan prasarana, perlindungan data dan keamanan siber. Tantangan lain adalah mendigitalkan layanan dan meningkatkan kemampuan sumber daya. Permasalahan tersebut menjadi agenda bersama pelaku bisnis digital untuk menghasilkan program layanan serta kebijakan menyeluruh dan terpadu.

Victor Lesmana, President, Commerce and Fintech Bukalapak, perusahaan all-commerce yang fokus pada pemberdayaan UMKM, mengatakan turut bekerja sama dalam gerakan “More innovation, less limitation” sebagai wujud komitmen meningkatkan inklusi keuangan melalui penyediaan fitur pembayaran di platform Mitra Bukalapak yang inovatif dan inklusif bagi seluruh masyarakat. Itu membuka peluang bagi Mitra Bukalapak untuk memfasilitasi transaksi digital yang mudah dan aman bagi lebih dari 14 juta Mitra Bukalapak di seluruh Indonesia dan berkontribusi pada terbentuknya “Ekonomi yang Adil Bagi Semua”.

Bank DBS Indonesia percaya bahwa untuk mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi digital dibutuhkan kolaborasi yang kuat dari berbagai penggerak digitalisasi dan keuangan Indonesia, termasuk e-commerce dan fintech yang merupakan masa depan ekonomi Indonesia. Keunggulan e-commerce terbukti tidak hanya dalam mempertahankan, tetapi juga dalam memulihkan bisnis para pelaku UMKM dengan lebih cepat pada masa pandemi[5].

Dalam riset kolaborasi Google dan Temasek Bain & Co pada 2021[6], tercatat 95% pelapak digital telah menggunakan pembayaran digital, dan 51% telah menggunakan solusi pinjaman digital. Kehadiran fintech memberikan lebih banyak solusi dan pilihan sehingga bisa menghadirkan pasar keuangan yang lebih mudah diakses oleh konsumen biasa, dan memungkinkan lebih banyak kalangan yang tidak terjangkau terlibat dalam aktivitas ekonomi[7].

Melihat perkembangan tersebut, sejak awal didirikan, Flip berkomitmen untuk melampaui batas dan meniadakan limitasi yang dialami masyarakat dalam transaksi digital. Co-Founder dan CEO Flip Rafi Putra Arriyan menyampaikan komitmen Flip untuk turut menciptakan lingkungan finansial yang adil di Indonesia melalui solusi finansial berbasis teknologi dalam memenuhi kebutuhan transaksi individu dan bisnis (fair financial solutions).

Co-Founder dan COO DOKU Nabilah Alsagoff juga menyambut baik kerja sama ini. “Sebagai pionir perusahaan payment gateway sejak 2007, DOKU selalu berupaya dalam berinovasi untuk membantu pelaku bisnis dan UMKM untuk go digital. Sejalan dengan misi tersebut, kini DOKU berfokus untuk melakukan pengembangan sistem yang dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital masyarakat Indonesia lewat berbagai fitur yang khusus dirancang untuk memudahkan pembayaran digital."

Sebagai salah satu perusahaan ritel berbasis teknologi terkemuka, Warung Pintar juga berkolaborasi dalam kampanye ini. Warung Pintar memiliki layanan digital yang meningkatkan transparansi dan efisiensi alur distribusi, akses ke distributor nasional, ketersediaan produk, hingga pinjaman modal. Menurut CEO Warung Pintar Agung Bezharie Hadinegoro, hingga saat ini Warung Pintar telah menggandeng lebih dari 500.000 mitra warung di 200 kota dan kabupaten. Ke depannya Warung Pintar akan terus bergerak meningkatkan potensi dan peluang bagi pelaku usaha mikro dan masyarakat sekitarnya.

Sejalan dengan visi ini, Co-Founder dan CEO Modalku Reynold Irsian Wijaya mendirikan platform pendanaan digital bagi UMKM yang potensial untuk membuka lebih banyak peluang sehingga dapat turut berkolaborasi untuk membangun ekonomi digital yang memberdayakan masyarakat. Lewat produk, layanan, dan pendidikan berkala, Modalku berkomitmen untuk terus memaksimalkan potensi ekonomi UMKM.

Sylvia Lazuarni selaku CFO Home Credit Indonesia juga menyampaikan hal serupa. Sebagai perusahaan pembiayaan berbasis teknologi, Home Credit Indonesia terus melakukan inovasi dan digitalisasi di dalam perusahaan untuk mengedukasi dan bergerak meningkatkan inklusi keuangan masyarakat unbanked dan underbanked secara berkelanjutan.

Bank DBS Indonesia sebagai bank yang digerakkan oleh tujuan positif (purpose-driven bank) memberi perhatian khusus terhadap inovasi digital setiap produk dan layanan sesuai kebutuhan nasabah. Dalam kolaborasi ini, Bank DBS Indonesia, yang menghadirkan digibank by DBS sebagai salah satu pelopor perbankan digital di Indonesia, menghadirkan solusi pembayaran mudah, ringkas, dan nyaman bagi pengguna.

Bank DBS Indonesia mewujudkan komitmen untuk mendukung percepatan penetrasi pembayaran digital melalui sistem pembayaran non-cash basis, yaitu melalui produk MAX QRIS dan Real-Time API (RAPID). Fitur ini memberikan kemudahan nasabah melakukan transaksi dan tidak risau karena setiap laporan transaksi sudah tercatat secara otomatis.

Sebagai mitra keuangan nasabah, Bank DBS Indonesia juga berkomitmen untuk memberikan edukasi tentang literasi finansial dan pendampingan sesuai dengan profil dan kebutuhan nasabah. Pada paruh pertama tahun 2022, Bank DBS Indonesia menggelar 25 kegiatan edukasi literasi finansial secara daring dan luring yang dihadiri oleh 2.209 partisipan.

Info selanjutnya terkait kampanye “More innovation, less limitation”, kunjungi website https://www.dbs.id/ atau ikuti akun instagram @dbsbankid.
[1] Digitalisation paving the way to financial inclusion. (2022). The Asian Banker. Finance Indonesia 2022 | The Asian Banker

[2] World’s Most Unbanked Countries 2021. (2021). Global Finance. World's Most Unbanked Countries 2021 | Global Finance Magazine (gfmag.com)

[3] Realising the potential of Indonesia’s digital economy. (2021). Deloitte. id-about-dip-edition-2-chapter-4-en-feb2021 (2).pdf

[4] e-Conomy SEA 2021: Roaring 20s – The SEA Digital Decade. (2021). Google. e-Conomy SEA 2021: Post-pandemic marketing - Think with Google APACe-Conomy SEA 2021: Post-pandemic marketing - Think with Google APAC

[5] Why e-commerce is key to Indonesia’s small businesses. (2021). World Bank Blogs. Why e-commerce is key to Indonesia’s small businesses (worldbank.org)

[6] e-Conomy SEA 2021: Roaring 20s – The SEA Digital Decade. (2021). Google. e-Conomy SEA 2021: Post-pandemic marketing - Think with Google APAC

[7] FinTech and its Role in the Future of Fiancial Services. (n.d). Center Forward. FinTech and its Role in the Future of Financial Services - Center Forward (center-forward.org)