Menyambut Usia 30: Saatnya Mulai Berinvestasi! Simak Tipsnya Di Sini.

15 Maret 2018
#LiveSmart

Sudah bekerja sekian tahun tapi masih belum memiliki tabungan yang cukup untuk KPR rumah atau bayar DP mobil?

Ya, sekeras apapun kita berusaha mewujudkan masa depan yang menjanjikan, tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini, investasi adalah kunci. Coba hitung berapa jumlah kebutuhan yang harus kita keluarkan setiap harinya. Pernah terbersit untuk menyisihkan sedikit saja untuk investasi—dan bukan hanya untuk ditabung?

Tapi, bagaimana hendak menabung untuk berinvestasi? Gaji bulanan saja selalu habis tak bersisa. Bagaimana tidak habis kalau kita harus belanja tren terbaru online, bayar DP open trip ke Bangkok, membeli tiket konser, beli kuota Internet, bayar tagihan kos, sampai jajan kopi 40ribuan setiap hari yang jadi rutinitas sehari-hari?

Makanya, tak heran jika sulit rasanya bagi kita untuk menyisihkan sedikit saja penghasilan rutin untuk berinvestasi. Bukankah hal-hal menyenangkan bersifat experience, seperti traveling atau nonton konser, juga bentuk investasi terhadap kebahagiaan diri sendiri?

Iya, memang. Dan tak apa jika kita memang menikmati pengalaman tersebut.

Tetapi, jika pernah terbersit sedikit saja dalam hati kita keinginan memiliki rumah sendiri; atau mengumpulkan modal untuk memulai usaha sesuai hobi, cobalah mulai melirik investasi dan belajar lebih banyak tentangnya.

Investasi dalam Bentuk Aset, atau Skills?

Mungkin sudah saatnya kita memikirkan nasib penghasilan kita setiap bulannya. Akan dibawa ke mana, dan akan digunakan untuk apa? Intinya, belajar lebih bertanggung jawab dengan masa depan kita—dan orang-orang yang kita cintai. Pada dasarnya, ada dua jenis investasi yang bisa kita lakukan: dalam bentuk aset, atau skills (keahlian).

Investasi Aset: Membuka Usaha

Investasi dengan membuka usaha punya rate of return yang tidak terbatas, misalnya seperti buka jasa titip barang atau jualan Thai tea yang sedang ngehits saat ini. Kuncinya, kita harus selalu buka mata seputar tren, inovasi, dan pasar. Apalagi media sosial membuat kita semakin mudah untuk mencoba membuka usaha kecil-kecilan!

Kalau bingung mau usaha apa dan merasa buntu dalam memulainya, coba berwirausaha dengan cara franchise atau waralaba. Bisnis jenis ini memang punya reputasi baik bagi para pebisnis pemula. Dengan waralaba, kita bisa memiliki produk atau jasa yang sudah punya target konsumen, sekaligus sistem bisnis yang sudah terbukti berjalan. Tinggal ikuti saja cara mainnya! Saat ini, banyak waralaba kecil yang bisa kita mulai dengan modal 1-2juta rupiah saja, kok.

Investasi Aset: Properti

Bisnis yang bergerak di bidang penyediaan kebutuhan pokok manusia ini menjadi salah satu industri pilihan dengan potensi keuntungan berkelanjutan—apalagi jika kita memiliki budget yang cukup. Hal ini bukan tanpa alasan, lho. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), permintaan sarana hunian per tahun bisa mencapai 700-800ribu unit. Sedangkan, pengembang bisnis properti hanya mampu menyanggupi sekitar 400ribu unit. Artinya, kita bisa menjadikan properti salah satu pilihan investasi, karena kebutuhan akan hunian akan selalu tinggi.

Investasi Aset: Emas

Emas lebih dari sekadar perhiasan! Saat ini, emas dipercaya sebagai bentuk lain dari tabungan. Setidaknya, hal itulah yang sering dicetuskan oleh orang tua kita di rumah. Pamor emas sebagai perhiasan memang semakin menurun setiap tahunnya, namun justru menguat dalam bidang investasi. Generasi millennial saat ini mulai banyak yang membeli emas untuk dijual kembali ketika mereka membutuhkan uang. Walaupun kebanyakan emas yang dibeli tetap dalam bentuk perhiasan, namun jarang sekali yang digunakan sehari-hari.

Mengapa investasi emas menguntungkan? Ini dikarenakan perbedaan harga jual dan harga beli yang cukup tinggi. Investasi ini juga efektif memberikan hasil yang positif, terutama ketika perekonomian negara tengah mengalami ketimpangan. Pada beberapa kasus krisis ekonomi yang pernah melanda, harga jual emas tetap melambung meski nilai rupiah merosot terhadap dolar.

Investasi Aset: Reksa Dana

Sebelum membahas cara berinvestasi lewat reksa dana, mari kenali lebih jauh soal investasi yang satu ini. Reksa Dana adalah kumpulan dana yang dikelola untuk membeli saham, obligasi, atau instrumen keuangan lainnya.

Banyak yang mengatakan bahwa investasi aset melalui reksa dana cukup aman dan sederhana. Sebagai investor, kita hanya perlu menaruh sejumlah modal yang kita percayakan kepada badan profesional untuk diinvestasikan kembali. Dengan sistem ini, kita tak perlu pusing dengan bentuk saham atau obligasi yang harus dibeli.

Ada beberapa jenis reksa dana yang harus kita ketahui sebelum memutuskan untuk berinvestasi di bidang ini, yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, campuran, dan saham.

Reksa Dana Pasar Uang

Reksa dana ini memiliki risiko relatif lebih rendah dibandingkan dengan jenis reksa dana lainnya. Tapi sayangnya, potensi keuntungannya juga rendah. Reksa dana ini biasanya ditempatkan pada deposito, SBI (Sertifikat Bank Indonesia) dan obligasi, dengan jangka waktu investasi kurang dari 1 tahun.

Reksa Dana Pendapatan Tetap

Reksa dana ini mengalokasikan sebesar 80% dananya ke obligasi, dengan potensi keuntungan lebih tinggi dari reksa dana pasar uang dan jangka waktu investasi 1-3 tahun.

Reksa Dana Campuran

Reksa dana ini mengalokasikan dananya di berbagai instrumen keuangan, seperti deposito, obligasi, dan saham. Reksa dana ini memiliki banyak risiko, namun potensi keuntungannya lebih tinggi. Jangka waktu investasi reksa dana ini memakan waktu sekitar 3-5 tahun.

Reksa Dana Saham

Sama dengan reksa dana campuran, yang menempatkan dananya minimal 80% ke instrumen pasar modal atau saham, reksa dana ini memiliki potensi keuntungan paling besar di antara jenis-jenis reksa dana lainnya. Namun, pastinya risikonya juga lebih besar. Kalau ingin berinvestasi pada jenis reksa dana saham ini, jangka waktu investasinya lebih dari 5 tahun.

Kalau tertarik berinvestasi aset, investasi pada reksa dana sudah terjamin; karena pemerintah melindungi dana masyarakat yang berhasil dihimpun dalam reksa dana. Kelebihan inilah yang kemudian menjadikan rate of return reksa dana sangat tinggi, di samping tingkat likuiditasnya yang juga sangat baik.

Nah, selain investasi aset, ada pula beberapa keahlian (skills) yang bisa kita jadikan investasi untuk masa depan.

Investasi Skills: Riding the Trend

Baik itu hard skill atau soft skill, punya banyak keahlian sudah terbukti bisa mendatangkan banyak uang, terutama di era digital seperti sekarang ini. Ketika ke depannya media digital akan semakin marak, dan banyak pekerjaan akan bersentuhan dengan teknologi, berinvestasi keahlian dan pengetahuan dalam bidang ini akan membantu kita menjadi lebih relevan dan punya nilai jual.

Lihat pula jenis-jenis ilmu dan pengetahuan yang akan bermanfaat seiring berkembangnya teknologi dan perubahan permintaan pasar. Site ini bisa membantu kita melihat apakah profesi kita sekarang akan bisa tergantikan oleh robot, dan sebesar apa kemungkinannya. Jika dalam waktu 10-20 tahun profesi kita akan tergantikan robot, ada baiknya kita mulai berinvestasi pada keahlian dan pengetahuan lain yang akan menambah daya saing kita!

Di kalangan millennials belakangan ini, berbagai keahlian prakarya dan seni juga sedang menjamur dan diminati. Banyak kelas-kelas yang mengajarkan cara merangkai bunga, menjahit, memotret, mendekorasi ruangan, atau membuat keramik. Jika ada kepandaian yang kita minati, cobalah berinvestasi mengasah keahlian di bidang tersebut. Siapa tahu, kita bisa memulai usaha kecil-kecilan dengan menjual barang-barang yang kita buat sendiri—atau mengajari orang lain cara membuat prakarya!

Jadi, investasi mana yang hendak kita lakukan pertama kali? Aset, atau skills?

Pada akhirnya, apapun jenis investasi yang kita pilih, jangan setengah hati saat melakukannya. Bukankah investasi juga bisa membantu kita merencanakan masa depan yang lebih baik?