Perubahan kebijakan the Fed menandai dimulainya penurunan suku bunga setidaknya sebesar 150 bps. Pelonggaran oleh Bank Sentral Eropa (ECB) berlanjut dengan penurunan suku bunga kedua untuk tahun ini. Normalisasi oleh Bank Sentral Jepang (BOJ) akan berlanjut, sementara dukungan kebijakan lebih lanjut diperlukan untuk Tiongkok.
Penurunan suku bunga sebesar 50 bps oleh the Fed akan menopang kemungkinan terjadinya perlambatan ekonomi terkendali (soft landing), bertolak belakang dengan skenario resesi. Momentum di Eropa meredup seiring pelemahan pertumbuhan ekonomi berlanjut. Ekspor Asia di atas ekspektasi dengan meningkatnya siklus permintaan elektronik global.
Pertumbuhan ekonomi moderat dan pelemahan dolar akan memberikan keuntungan pada sektor-sektor defensif seperti utilitas, kebutuhan pokok konsumen, dan perawatan kesehatan. Penurunan suku bunga akan mendorong saham-saham ASEAN dan DIRE Asia.
Faktor-faktor menguntungkan tetap ada pada obligasi berperingkat A/BBB dengan jangka waktu bervariasi (barbell) antara obligasi berjangka waktu 1-3 tahun untuk memitigasi risiko reinvestasi dan obligasi berjangka waktu 7-10 tahun untuk mendapatkan premi risiko dan selisih imbal hasil. MBS AS dan obligasi Eropa siap untuk menawarkan nilai lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkan.
Kurva imbal hasil yang tajam untuk AS dan Eropa dengan pelonggaran kebijakan yang diterapkan. BOJ tetap merupakan pengecualian, mengimplikasikan bahwa kurva obligasi pemerintah Jepang (JGB) cenderung mendatar. Sementara penurunan imbal hasil berlangsung pada obligasi pemerintah Tiongkok.
Indeks dolar AS (DXY) di bawah 100 kemungkinan besar akan terjadi pada periode kepresidenan AS mendatang, didorong oleh penurunan suku bunga the Fed di tengah perlambatan pertumbuhan perekonomian. Mata uang Asia akan menguat karena kawasan ini menopang pertumbuhan global, didukung oleh pemulihan ekspor.
harga emas dipastikan akan terus naik dengan penurunan suku bunga di depan mata. Di pasar swasta, dana sekunder mengalami kenaikan fenomenal karena permintaan likuiditas di tengah-tengah lingkungan IPO dan M&A lebih ketat sebagai strategi untuk keluar dari bisnis mereka.
Harga komoditas lemah karena melambatnya momentum ekonomi. Harga minyak diperkirakan sudah mencapai titik terendah seiring permintaan pasokan mulai meningkat. Logam mulia kembali memberikan kinerja di atas rata-rata.
ASEAN akan mendapatkan keuntungan sebagai blok ekonomi strategis Tiongkok+1. Kondisi menguntungkan dari suku bunga lebih rendah dan dolar lebih lemah untuk mempertahankan momentum pertumbuhan yang kuat.Dalam dua triwulan terakhir, DBS CIO telah menguraikan pandangan bahwa aset-aset berisiko sedang menarik. Memasuki triwulan keempat, aset berisiko akan tetap berada di posisi baik karena penurunan suku bunga acuan sebesar 50 bps secara mengejutkan oleh Bank Sentral AS (the Fed) akan meningkatkan peluang untuk perlambatan terkendali (soft landing). Gabungan antara pelonggaran suku bunga dan ketahanan ekonomi, disertai kemajuan teknologi yang mendorong peningkatan produktivitas, akan menguntungkan aset berisiko.Kondisi bullish di pasar saham dipastikan akan terus berlanjut, dengan perluasan ke sektor-sektor dengan pertumbuhan yang tertunda. Perusahaan-perusahaan teknologi raksasa AS terus menunjukkan performa baik dalam pertumbuhan portofolio DBS CIO - tidak seperti gelembung dot-com pada tahun 1990-an, revolusi AI saat ini dipimpin oleh bisnis besar menguntungkan yang didanai oleh likuiditas di pasar, bukan oleh utang. DBS CIO berpendapat bahwa revolusi AI masih dalam tahap awal, dan terus memiliki potensi pertumbuhan sangat besar.Meskipun skenario soft landing tetap mendasari pemikiran DBS CIO, perlu disadari bahwa pertumbuhan ekonomi sedang melambat. Untuk menyikapi kondisi imbal hasil obligasi yang akan terus menurun dan melemahnya permintaan agregat (top-line) akibat memudarnya momentum ekonomi, kita perlu mendapatkan eksposur terhadap aset-aset berisiko yang dapat mengakomodasi (i) permintaan konsumen yang tangguh meskipun terjadi penurunan makro secara keseluruhan, dan/atau (ii) manfaat dari penurunan imbal hasil obligasi dan pelemahan dolar. Aset-aset tersebut antara lain:
Kinerja pasar ekuitas pada triwulan ke-3 mencerminkan terjadinya pergeseran besar dalam penempatan portofolio karena investor menyesuaikan eksposur mereka untuk mengikuti gelombang pelonggaran moneter the Fed. Dengan penurunan suku bunga the Fed lebih lanjut dan pelemahan dolar di depan mata, pasar saham ASEAN dipastikan akan memberikan kinerja di atas rata-rata.
Per triwulan
Per tahun
Saham
Kurangi Porsi
Netral
Saham AS
Tingkatkan Porsi
Saham Eropa
Saham Jepang
Saham Asia di luar Jepang
Pendapatan Tetap
Pasar Negara Maju – Obligasi Pemerintah
Pasar Negara Maju – Obligasi Korporasi
Pasar Negara Berkembang
Alternatif
Emas
Aset Pribadi & Hedge Fund
Kas
Perincian TAA berdasarkan atas kelas aset (Profil risiko menengah) Sumber: DBS[SELESAI]Tentang DBS DBS adalah grup jasa keuangan terkemuka di Asia, dengan kehadiran di 19 negara. Berkantor pusat dan terdaftar di Singapura. DBS berada dalam tiga sumbu pertumbuhan utama Asia: Tiongkok, Asia Tenggara, dan Asia Selatan. Peringkat kredit "AA-" dan "Aa1" DBS termasuk yang tertinggi di dunia.Dikenal dengan kepemimpinan globalnya, DBS dinobatkan sebagai “World’s Best Bank” oleh Global Finance, “World’s Best Bank” oleh Euromoney dan “Global Bank of the Year” oleh The Banker. DBS berada di garis terdepan dalam memanfaatkan teknologi digital untuk membentuk masa depan perbankan, yang terpilih sebagai “World’s Best Digital Bank” oleh Euromoney dan “Most Innovative in Digital Banking” di dunia oleh The Banker. Selain itu, DBS mendapatkan penghargaan “Safest Bank in Asia“ dari Global Finance selama 15 tahun berturut-turut sejak 2009 hingga 2023. Selain itu, DBS Indonesia termasuk peringkat dua teratas sebagai World’s Best Bank di Indonesia untuk tiga tahun berturut-turut dari 2020 hingga 2022.Didirikan pada tahun 1989 sebagai bagian dari DBS Group yang berbasis di Singapura, PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS Indonesia) merupakan salah satu bank dengan sejarah terpanjang di Asia. Beroperasi di 1 Kantor Pusat, 13 Kantor Cabang, 16 Kantor Cabang Pembantu, dan 4 Kantor Fungsional serta 3.011 karyawan aktif di 15 kota besar di Indonesia, Bank DBS Indonesia menyediakan layanan perbankan menyeluruh bagi seluruh nasabah di segmen perbankan korporasi, UKM, dan konsumen yang berfokus pada pengalaman nasabah untuk ‘Live more, Bank less’. Bank DBS Indonesia pun memiliki tujuan positif yang melampaui perbankan dan berkomitmen untuk mendukung nasabah, karyawan, dan masyarakat menuju masa depan yang berkelanjutan.PT Bank DBS Indonesia berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) serta merupakan peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).DBS berkomitmen untuk membangun hubungan yang berkelanjutan dengan nasabah karena memikirkan cara Asia dan memahami kerumitan melakukan bisnis di pasar yang paling dinamis di wilayah ini. Melalui DBS Foundation, bank menciptakan dampak positif yang lebih dari sekadar perbankan melalui dukungan kepada wirausaha sosial: bisnis yang berfokus menyeimbangkan profit serta dampak sosial dan/atau lingkungan. DBS Foundation juga berkontribusi kepada masyarakat dalam berbagai hal, termasuk mempersiapkan masyarakat dengan keterampilan yang dibutuhkan di masa depan dan membangun ketahanan pangan.Dengan jaringan operasional ekstensif di Asia dan menitikberatkan pada keterlibatan dan pemberdayaan stafnya, DBS menyajikan peluang karir menarik. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi www.dbs.com.