Dapatkan informasi seputar aktivitas dan penawaran menarik dari PT Bank DBS Indonesia, dengan mengisi form di bawah ini:
DBS Live More Society

DBS Live More Society

#AsianInsight

Pandemi COVID-19 Picu Krisis Ekonomi Dunia

By Admin, 29 Mei 2020 Tentang Asia

Pandemi COVID-19 Picu Krisis Ekonomi Dunia

Pada 9 Maret 2020, coronavirus alias COVID-19 belum tampak seperti ancaman sangat serius bagi seluruh dunia, juga bagi Indonesia. Simak video untuk mengetahui negara Asia mana saja yang memiliki jalur kereta terpanjang! Hingga hari itu, 114.381 orang terinfeksi dan 4025 meninggal setelah terinfeksi COVID-19. Sebagian besar kasus ada di Provinsi Hubei, China. Tapi hingga minggu keempat April 2020, sudah lebih dari tiga juta orang positif terinfeksi virus Corona dan lebih 220 ribu orang meninggal karena infeksi COVID-19 di seluruh dunia.

-

Keadaan tersebut cukup memberikan tantangan yang sangat berarti bagi para pemimpin negara. COVID-19 tak hanya mengancam nyawa, tapi membuat mesin perekonomian melambat, bahkan mati. Hingga jangka waktu yang masih sulit diramal. McKinsey & Company membuat sejumlah skenario dampak ekonomi dari coronavirus berdasarkan efektivitas penanganan penyebaran virus dan intervensi kebijakan ekonomi: penanganan yang tidak efektif, sebagian efektif dan sangat efektif. Makin efektif penanganan dan kebijakan ekonomi, makin singkat wabah corona dan makin cepat perekonomian bangkit, dan sebaliknya.

Virus ini tak hanya menginfeksi jutaan orang, namun, membatasi manusia dan barang hingga tak bebas lagi mengelilingi dunia.  Lockdown di berbagai negara meluas untuk membendung penyebaran COVID-19 menyebabkan gelombang ekonomi shutdown di seluruh dunia. Rantai pasok global pun terhambat sehingga mengganggu  produksi dan konsumsi masyarakat. Seketika dunia senyap. Ini adalah sebuah fenomena yang belum pernah terjadi sebelumnya.

DBS Live More Society

Analis Bank DBS sempat memprediksi bahwa resesi global akan berlangsung singkat bahkan kembali pulih dengan cepat pada semester 2 tahun ini. Namun, kini analisa tersebut tentunya mengalami penyesuaian. “Pasar negara berkembang mengalami capital outflow yang besar. Hal ini meningkatkan risiko penyesuaian yang tidak seimbang terhadap neraca pembayaran eksternal mereka melalui penjualan mata uang, kompresi impor, dan gagal bayar utang luar negeri,” tulis analis DBS dalam laporan mingguannya.

Hampir di seluruh negara memperlihatkan perlambatan investasi dan konsumsi. Kondisi ini mirip seperti krisis keuangan global pada 2008/2009. Namun, Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani dalam rapat kerja virtual dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat pada 6 April 2020 mengatakan bahwa pandemi ini memberikan dampak ekonomi yang lebih buruk dibanding krisis keuangan global saat itu.
(https://katadata.co.id/berita/2020/04/07/sri-mulyani-sebut-covid-19-lebih-kompleks-dari-krisis-1998-dan-2008)

Kebijakan shutdowns di seluruh dunia juga membuat gelombang kejut bagi perekonomian global.  Mengutip dw.com, pandemi ini menyebabkan pasar saham global terjun bebas hingga 30 persen sejak awal tahun ini di sebagian besar negara-negara kaya di dunia.  Jumlah warga Amerika Serikat yang mencari tunjangan pengangguran untuk pertama kalinya naik dua kali lipat menjadi 7 juta, rekor tertinggi selama dua minggu berturut-turut.
(https://www.dw.com/en/as-the-coronavirus-triggers-a-global-economic-crisis-just-how-bad-could-it-get/a-53000638)

-
DBS Live More Society

Analis DBS menjelaskan, Federal Reserve AS telah mengeluarkan langkah agresif satu demi satu untuk menanggulangi  resesi ekonomi akibat Covid-19 di AS. Selain menurunkan suku bunga, The Fed melakukan pembelian aset dalam skala besar, dukungan likuditas surat berharga dan reksadana. Namun, meskipun sudah intervensi dengan melakukan injeksi likuditas hampir US$ 2 triliun,  pada akhir Maret lalu, pasar uang masih di bawah tekanan dan sentimen investor rapuh.

Fitch Rating memperkirakan pandemic corona membuat total GDP dunia terpangkas 1,9 persen, sementara Bank Pembangunan Asia (ADB) meramal perekonomian global bakal turun hingga US$ 4,1 triliun, kurang lebih Rp 65.000 triliun, atau hampir 5 persen GDP global.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal merosot tajam bahkan bisa minus. Dalam telekonferensi pada 1 April lalu, Sri Mulyani  menjelaskan kondisi sekarang ini akan berimbas pada anjloknya konsumsi rumah tangga yang diperkirakan turun 3,2 persen hingga 1,2 persen. Dengan prospek ekonomi yang suram, investasi pun akan merosot tajam.

Menurut skenario terbaik Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK), perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh 2,3 persen, tapi dalam kondisi terburuk, bisa anjlok minus 0,4 persen. “Sebelumnya, pemerintah cukup optimistis bahwa investasi akan tumbuh enam persen. Namun, dengan adanya COVID-19, diprediksi investasi akan merosot ke level satu persen atau skenario terburuk bisa mencapai minus empat persen,” kata Sri Mulyani seperti dikutip dari katadata.co.id.
(https://katadata.co.id/berita/2020/04/01/sri-mulyani-skenario-terburuk-dampak-corona-ekonomi-ri-minus-04)

DBS Live More Society

Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) akan menjadi sektor yang pertama terpukul dampak wabah COVID-19. Jika pada krisis tahun 1998, sektor UMKM relatif mampu bertahan, namun sekarang situasinya berbeda. “Padahal, selama ini biasanya UMKM menjadi jaring pengaman. Sekarang UMKM mengalami pukulan yang sangat besar karena adanya restriksi kegiatan ekonomi dan sosial,” kata Sri Mulyani.

Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia dan hampir semua negara di dunia bakal anjlok, ADB punya ramalan yang sedikit lebih positif. ADB memperkirakan, perekonomian Indonesia pada 2020 akan bertumbuh 2,5 persen, lebih tinggi dari perkiraan Sri Mulyani dan jauh lebih baik ketimbang negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.  Perekonomian ketiga negara ini, menurut prediksi ADB, hanya akan tumbuh kurang dari 1 persen, bahkan ekonomi Thailand bakal minus 4,8 persen.

Pergerakan Manusia Terbatas

Pertama kali terdeteksi infeksi COVID-19 pada manusia di Wuhan, China, pada akhir 2019 lalu, kini penularan virus itu telah menyebar ke 209 negara. Untuk mencegah penularan COVID-19, kebijakan shutdowns diterapkan oleh berbagai negara termasuk membatasi perlintasan manusia. Di Asia Pasifik, negara-negara seperti Singapura, China, Taiwan, India, Vietnam, Selandia Baru dan Australia melarang kedatangan warga asing. Sementara Indonesia menutup kedatangan warga negara asing kecuali bagi korps diplomatik dan pemegang KITAS serta KITAP.

DBS Live More Society

Dengan merosotnya mobilitas orang, bisnis transportasi, terutama industri penerbangan, jadi salah satu sektor usaha yang kena dampak terbesar dari pandemic. Cathay Pacific mengurangi 40 persen jadwal penerbangan. Akibatnya, sebanyak 33 ribu karyawan harus cuti panjang tanpa dibayar hingga Juni 2020, dengan kemungkinan diperpanjang entah sampai kapan. Maskapai Jerman, Lufthansa juga dilaporkan memangkas 50 persen rute dan berupaya menghindari pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan menerapkan kebijakan cuti tanpa digaji.

Air Asia Indonesia juga telah menutup rute domestik hingga Juni 2020.  Maskapai lainnya di Tanah Air harus terbang dengan penumpang terbatas. Sektor pariwisata, khususnya Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE), juga sudah ‘pingsan’ gara-gara pandemi corona. Perhimpunan  Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mencatat 1.266 hotel ditutup dan 150.000 karyawannya di-PHK.

Pemerintah Indonesia telah menerbitkan rupa-rupa kebijakan dan paket stimulus untuk mencegah perekonomian semakin terpuruk. Pada akhir Maret lalu, Presiden Joko Widodo menyampaikan alokasi anggaran untuk wabah corona sebesar Rp 405,1 triliun. Angggaran itu terbagi ke dalam empat pos pengeluaran yakni bidang kesehatan Rp 75 triliun, jaring pengaman sosial Rp 110 triliun, insentif perpajakan dan KUR Rp 70,1 triliun, serta program pemulihan ekonomi nasional Rp 150 triliun.
(https://kemenkeu.go.id/media/14821/dana-insentif.pdf)

DBS Live More Society
DBS Live More SocietyDBS Live More SocietyDBS Live More SocietyDBS Live More Society

More Articles

Cek Artikel lainnya
Anti Ribet, Ini Cara Lapor Pajak Secara Online
#LiveSmarter6 Maret 2020

Anti Ribet, Ini Cara Lapor Pajak Secara Online

Tak terasa, kita sudah harus kembali mengisi Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak penghasilan per orangan. Wajib diketahui bahwa akhir pelaporan surat akan berakhir pada 31 Maret 2020.

Read more
Terinspirasi Dari Cashless Society, GoPay Paparkan Strateginya
#LiveSmarter2 Maret 2020

Terinspirasi Dari Cashless Society, GoPay Paparkan Strateginya

Berkat kecanggihan teknologi, kini transaksi keuangan semakin dimudahkan. Salah satu nama besar yang sukses menerapkan kebiasaan ini adalah GoPay.

Read more
Tahun Baru, Kerjaan Baru. Ini Caranya Biar CV Kamu Dilirik
#LiveSmarter3 Februari 2020

Tahun Baru, Kerjaan Baru. Ini Caranya Biar CV Kamu Dilirik

Momen awal tahun biasanya jadi waktu yang tepat untuk melamar pekerjaan. Nah, siapa tahu kamu akhirnya bisa diterima di kantor impian. Caranya tentu dengan melampirkan CV yang baik dan menarik.

Read more