Dapatkan informasi seputar aktivitas dan penawaran menarik dari PT Bank DBS Indonesia, dengan mengisi form di bawah ini:
DBS Live More Society

DBS Live More Society

#LivemoreKind

Bikin Happy Bumi Dengan Gerakan Zero Waste Cooking

 

By Admin, 10 April 2023 #LivemoreKind




Karena sampah dari dapur adalah salah satu penyumbang limbah makanan terbesar.


Tahukah kamu kalau Indonesia menjadi negara dengan produksi sampah makanan terbanyak di Asia Tenggara? Kalau belum, simak ini baik-baik, ya. Menurut laporan dari United Nations Environment Programme (UNEP) yang berjudul Food Waste Index 2021, total sampah makanan di Indonesia mencapai 20,93 juta ton tiap tahun. Untuk melengkapi faktanya, ada data dari Bappenas (2021) yang membuktikan kalau rumah tangga menjadi penyumbang terbanyak sampah makanan dengan persentase 53,25%.

Bukan cuma bikin sampah di bumi jadi makin banyak, makanan yang terbuang itu diperkirakan menyumbang sebanyak 8-10% emisi gas rumah kaca secara global. Kamu tahu, kan, kalau efek rumah kaca yang berlebihan akan menyebabkan pemanasan global di mana suhu di bumi akan naik secara signifikan? Belum lagi dampaknya yang bikin perubahan iklim, kekeringan, dan bencana alam berlebihan. Ngeri banget, ya!

Makanya, mulai sekarang mari kita memasak tanpa sampah atau zero waste cooking. Gerakan memasak tanpa menghasilkan limbah ini artinya kamu berupaya memasak dengan meninggalkan limbah sesedikit mungkin atau tidak sama sekali. Meski awalnya terdengar susah, tapi nggak ada yang mustahil. Baca terus untuk mendapatkan tips memasak bebas sampah.

Baca Juga: Yuk, Join ke 5 Komunitas Urban Farming Ini, Biar Bumi Lebih Asri


#1 Beli Dari Pasar Dekat Rumah




Membeli hasil bumi di supermarket, meskipun nyaman, sering kali dibungkus dengan banyak kemasan plastik yang nggak perlu-perlu amat, dan biasanya lebih mahal. Sebaliknya, pasar tradisional/modern di dekat rumah memberimu pilihan untuk membeli produk segar tanpa kemasan berlebih. Daaan, kesempatan untuk membeli buah atau sayur yang lagi musim dengan harga yang lebih murah. Misalnya, waktu musim tomat, harganya bakal super-murah.

Apalagi kalau bisa beli di dekat rumah, kemudian langsung dari petaninya, wah sudah pasti jejak karbon kita jadi makin kecil. Supaya makin ramah lingkungan, bawa tas belanja dan wadah sendiri sebagai tempat menyimpan belanjaan.  


#2 Masak dalam porsi kecil




Lebih baik memasak dalam porsi kecil daripada besar untuk meminimalisir sampah makanan. Tapi tentu saja kuncinya semua makanan dikonsumsi enggak ada sisa. Untuk menghindari pemborosan, masaklah memasak dalam porsi sesuai dengan jumlah orang yang akan memakannya. Bisa juga mengolah satu bahan makanan yang sama untuk menu tiap waktu makan. Misalnya, ayam goreng dan nasi putih untuk makan siang, lalu sisanya diolah menjadi nasi goreng ayam buat makan malam.


#3 Bekukan




Ini berlaku untuk bahan pangan yang masih mentah dan yang sudah matang atau siap saji. Supaya buah dan sayuran nggak cepat membusuk dan dibuang ke tempat sampah, biasakan untuk membekukannya. Begitu pula bahan pangan lainnya, seperti ayam, ikan, dan daging. Dengan membekukannya, kamu seolah menghentikan 'umur' mereka, dan mereka akan menjadi seperti baru saat kamu akan menggunakannya. Kamu bahkan bisa membekukan bawang putih, bawang merah, yogurt, roti, dan buncis untuk digunakan di lain waktu. Namun, gunakan wadah tertutup untuk bahan yang lebih besar seperti apel dan ice cube tray untuk bahan yang lebih kecil seperti bawang putih.


#4 Kompos sampah sayuran dan buah




Saat mencoba memasak tanpa limbah, pengomposan sisa makanan adalah koentji. Kudu, wajib, harus dilakukan. Ini adalah proses pengurangan limbah menjadi tanah kaya nutrisi yang paling baik digunakan sebagai pupuk. Kamu bisa membuat kompos dari sisa sayuran dan kulit buah dengan mudah.


#5 Reuse, reuse, reuse



Gunakan kembali bahan yang sudah kamu gunakan untuk hal lainnya, sebisa mungkin. Kamu bisa menggunakan kembali tulang ayam/ikan, kulit bawang dan batang sayur yang sudah dicuci bersih sebagai bahan untuk membuat kaldu. Kamu bisa menggunakan minyak yang digunakan untuk menggoreng ayam untuk menggoreng kentang goreng. Plus, kamu bisa menggunakan kulit jeruk atau lemon untuk bahan pembersih alami serbaguna, atau dibekukan dan ketika ingin digunakan, kamu tinggal mengeluarkannya, kemudian diparut, deh.


#6 Berbelanja dengan rencana




Berapa kali kamu kesengsem lihat daging, buah, atau sayuran yang segar dan menggoda, lalu akhirnya dibuang karena keburu kadaluarsa gara-gara nggak pernah tahu mau dimasak seperti apa? Untuk menghindarinya, kamu bisa membuat meal plan. Merancang makanan dan camilan di awal minggu dapat membantu memastikan kamu benar-benar menghabiskan semua bahan masakan yang sudah dibeli.

Rencanakan menu makanan, buat daftar belanja, dan bawalah ke pasar. Jangan lupa sesuaikan dengan musim sayuran dan buah-buahan juga.


#7 Olah sisa makanan sekreatif mungkin




Pikirkan cara-cara kreatif untuk menggunakan kembali dan mengolah sisa makanan. Misalnya mengolah sisa nasi semalam menjadi nasi goreng, membuat ayam goreng sisa untuk disuwir dan dimasak menjadi isian sandwich, meremukkan gorengan garing menjadi taburan pecel, atau memasak sambal sebagai bumbu dasar mie goreng. Kalau sisa makananmu nggak bisa diolah atau belum punya waktu untuk mengolahnya, bekukan saja dalam wadah berlabel (tanggal dan nama makanan) untuk dinikmati di hari-hari berikutnya.


#8 Simpan dengan rapi dan baik




Ini penting supaya bisa memaksimalkan umur bahan masakan atau makanan. Menyimpan dan menggunakan kembali makanan dengan aman akan bergantung pada tempat penyimpanannya. Karena itu kamu perlu menyimpannya dalam wadah dan tempat yang tepat. Kamu bisa membaginya dalam kategori berikut:

  • Mudah basi: buah, sayur, daging, ikan, susu, telur, dan makanan matang
  • Ada jangka waktu tertentu (semi-tahan lama): frozen food, tepung, buah-buahan kering, dan biji-bijian
  • Tahan lama: kacang kering, makanan kaleng, dan bumbu rempah bubuk.

Makanan yang mudah rusak bertahan antara 3-7 hari di lemari es atau hingga 6 bulan, tergantung pada makanan dan suhu, di dalam freezer. Simpan makanan semi-tahan lama dalam kantong tertutup dan divakum atau toples tertutup rapat selama 6 bulan hingga 1 tahun. Sebaiknya simpan makanan dalam jar atau stainless steel, bukan wadah plastik. Gunakan kembali wadah dari pembelian makanan dari luar rumah, bila ada dan memungkinkan.

Selain mengurangi sampah, zero waste cooking juga bikin kamu lebih hemat. Kalau sudah berhasil berhemat, bisa ditabung, deh. Pastikan kamu menabungnya di tempat yang tepat juga, sama seperti makanan, supaya makin cuan di masa depan. Kabar baiknya, ada digibank by DBS yang cocok untuk mengelola keuangan dan menambah cuan cuma dalam satu aplikasi saja. Buka tabungannya pun anti-ribet. Cek disini untuk tahu informasi lengkapnya.

DBS Live More Society
DBS Live More SocietyDBS Live More SocietyDBS Live More SocietyDBS Live More Society

More #LiveSmarter Articles

Cek Artikel lainnya
Anti Ribet, Ini Cara Lapor Pajak Secara Online
#LiveSmarter6 Maret 2020

Anti Ribet, Ini Cara Lapor Pajak Secara Online

Tak terasa, kita sudah harus kembali mengisi Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak penghasilan per orangan. Wajib diketahui bahwa akhir pelaporan surat akan berakhir pada 31 Maret 2020.

Read more
Terinspirasi Dari Cashless Society, GoPay Paparkan Strateginya
#LiveSmarter2 Maret 2020

Terinspirasi Dari Cashless Society, GoPay Paparkan Strateginya

Berkat kecanggihan teknologi, kini transaksi keuangan semakin dimudahkan. Salah satu nama besar yang sukses menerapkan kebiasaan ini adalah GoPay.

Read more
Tahun Baru, Kerjaan Baru. Ini Caranya Biar CV Kamu Dilirik
#LiveSmarter3 Februari 2020

Tahun Baru, Kerjaan Baru. Ini Caranya Biar CV Kamu Dilirik

Momen awal tahun biasanya jadi waktu yang tepat untuk melamar pekerjaan. Nah, siapa tahu kamu akhirnya bisa diterima di kantor impian. Caranya tentu dengan melampirkan CV yang baik dan menarik.

Read more