
Bumi bahagia, stok pangan kita pun tersedia.
Urban farming atau pertanian kota adalah cara bagi penduduk di pusat kota atau pinggiran kota berpenduduk padat untuk memanfaatkan lahan terbatas untuk menanam tanaman (pangan, hortikultura, obat, dan rempah) dan atau memelihara hewan kecil (kambing, ayam, itik). Belakangan ini, warga kota, termasuk kamu, mungkin sudah sering mendengar istilah ini. Terutama setelah adanya lockdown di masa pandemi yang mendorong lebih banyak penduduk kota untuk menanam buah, sayuran, dan tanaman hias di rumah mereka.
Beberapa petani urban menyewa tanah dan mengolah tanah di halaman belakang rumahnya, memanfaatkan atap/balkon rumah atau bahkan bertani di dalam ruangan. Arifin Putra, aktor terkenal, adalah salah satu petani urban yang bertani di apartemennya, bahkan ia sudah memanen tomat hasil kebun kecilnya.
Memang biasanya, petani kota bertani dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pangannya sehari-hari, tapi ada banyak kebaikan lainnya dari urban farming. Menurut Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian (Kementan), Tommy Nugraha, adanya urban farming bisa mengurangi polusi di perkotaan. “Urban farming diharap juga bisa jadi upaya penghijauan kota,” katanya pada Sariagri.id.
Contohnya, seperti Kampung Songo, percontohan urban farming di Surabaya. Kampung ini sukses memanfaatkan lahan terbatas untuk pertanian dengan memakai teknik hidroponik, tasapot, dan tabulampot. Warga di Kampung Songo bahagia banget karena sudah bisa menuai hasil bertani mereka. Mulai dari terong, tomat, cabai, selada air, pokcoy, kangkung, bayam, sampai seledri. Jadi, ketika harga cabai lagi mahal, warga nggak masalah karena punya cabai sendiri. Kerennya lagi, sekarang, Kampung Songo terlihat lebih asri dan hijau. Padahal, sebelum menjalankan urban farming, kampung ini kotor dan banyak tumpukan sampah, kata Yaning Mustikaningrum, Ketua RT 09 sekaligus Koordinator urban farming Kampung Songo.
Baca Juga: Diet Flexitarian, Diet yang Bantu Menjaga Lingkungan
Komunitas Urban Farming
  Kalau kamu kepingin  mulai bertani dan menjadi urban farmer, salah  satu caranya bisa dengan mengikuti komunitas. Dari komunitas, kita bakal dapat  banyak ilmu dan trik supaya sukses bertani di lahan terbatas. Plus, makin  semangat bertani karena banyak temannya. Nah, ini dia 5 komunitas urban farming yang bisa kamu ikuti.  Kenalan sama mereka, yuk!
#1 Depok Berkebun 


  Depok Berkebun adalah  jejaring komunitas Indonesia Berkebun di kota Depok. Komunitas ini bergerak  melalui media sosial yang bertujuan menyebarkan semangat positif untuk lebih  peduli kepada lingkungan dan perkotaan dengan berbagai kegiatan urban farming. Misalnya, belajar membuat  kompos sendiri dari ahlinya, workshop cara  menanam sayur organik, kumpul di akhir pekan untuk saling sharing tips berkebun/bertani, sampai bikin Pasar Kebun Keliling.  Seru-seru kegiatannya, ya.
  Instagram: @dpkberkebun
#2 Jakarta Berkebun


  Komunitas urban farming ini sudah eksis sejak  tahun 2011, lho. Sama seperti Depok  Berkebun, komunitas ini juga bagian dari Indonesia Berkebun. Ridwan Kamil,  arsitek yang kini menjabat Gubernur Jawa Barat, merupakan penggagasnya. Jakarta  Berkebun memanfaatkan lahan telantar di perkotaan sebagai sumber produksi  sayuran. Contohnya, sebuah tempat pembuangan sampah dan puing di Kemanggisan,  Jakarta Barat, diubah oleh Jakarta Berkebun menjadi lahan berisi rangkaian  vertikultur, beragam pot, dan aneka sayuran berwarna hijau. Dengan kata lain, komunitas  ini ingin membuktikan kalau lahan yang terbatas dan tak terpakai, bisa  dimanfaatkan untuk menanam berbagai macam sayuran untuk bahan pangan.
Ada tiga kegiatan yang  terus dijalankan oleh Jakarta Berkebun. Yang pertama, ekologi yaitu kegiatan  dari mulai menanam, menyiram hingga merawat kebun. Kedua adalah edukasi,  anggota Jakarta Berkebun siap memberikan edukasi soal tanaman kepada  masyarakat, siapa saja, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak usia sekolah. Yang  ketiga, adalah ekonomi dari sisi mandiri pangan, bagaimana kita bisa menghemat  pengeluaran dengan mengonsumsi sesuatu yang ada di kebun sendiri.
  Instagram: @jktberkebun
#3 Kebun Kumara 


  Ini dia salah satu  komunitas pertanian kota yang hits banget  di kalangan anak muda di Tangerang Selatan. Kebun Kumara adalah bisnis sosial yang fokus membangun kesadaran dan  mendekatkan warga kota dengan gaya hidup yang lebih selaras sama alam. Sebuah  kebun belajar bagi siapa saja yang ingin ‘berguru’ pada alam. Mereka semangat  banget untuk membantu penduduk kota menjalankan gaya hidup seimbang yang  lestari melalui pengalaman nyata dan interaksi bermakna dengan alam. 
Caranya membantunya  gimana? Ya, lewat program-program mereka. Kebun Kumara punya berbagai  pendidikan lingkungan hidup dan pelestarian alam dengan tema pelatihan yang  beragam. Misalnya workshop seputar  kegiatan berkebun, belajar menanam bahan makanan sendiri, pemilahan sampah  melalui teknik composting, belajar  Ecobrick dan COB (membangun dengan semen organik). Kebun Kumara juga  menyelenggarakan pelatihan untuk sekolah, mahasiswa, perusahaan, komunitas, dan  masyarakat umum. Kelas  edukasi anak berbasis outdoor dan nature play pun ada. Kebun Kumara juga  menyediakan bibit, gardening kit, dan media tanam untuk memfasilitasi kamu yang  ingin belajar berkebun di rumah sendiri. 
  Instagram: @kebunkumara
  Website: kebunkumara.id
#4 Komunitas Muda Mudi Surabaya 


  Komunitas yang biasa  disebut KMS ini juga yang menginisiasi gerakan urban farming di Kota Surabaya. Mereka merupakan organisasi  kepemudaan yang fokus pada kegiatan peduli lingkungan guna menyelamatkan bumi,  terutama di wilayah urban atau perkotaan. Salah satu kegiatan KMS adalah mensosialisasikan  penggunaan pot verty bagi warga urban  untuk bercocok tanam. Pot verty merupakan salah satu solusi bertanam dengan pemanfaatan lahan sempit dan lebih  ekonomis. Penggunaan pipa paralon dengan panjang 1,25 meter dapat menghasilkan  28 lubang untuk ditanami tumbuhan maupun sayur mayur. Wuih! 
Tak hanya kegiatan urban farming, ada program lainnya juga  dari KMS yang bisa membantu menjaga kelestarian lingkungan, seperti pengolahan  limbah rumah tangga menjadi barang ekonomis. Misalnya, pengolahan minyak  jelantah jadi sabun cuci tangan, lilin, dan lain-lain. 
  Instagram: @kms.officiall
#5 YPBB Bandung

  Buat kamu yang tinggal  di Bandung dan sekitarnya, bisa gabung ke YPBB, nih. YPBB atau Yaksa Pelestari Bumi Berkelanjutan, adalah  organisasi non-profit yang sudah ada sejak tahun 1993. Selama lebih dari 20  tahun, YPBB mendedikasikan diri untuk membantu masyarakat mencapai kualitas  hidup yang tinggi dan berkelanjutan, baik di masa kini maupun di masa generasi  mendatang, melalui gaya hidup selaras alam (atau organis). 
Kampanye dan program  utama YPBB adalah zero waste, salah  satunya dengan menjalankan urban farming.  Dengan memilah sampah, kita bisa membuat kompos sendiri, dan komposnya dipakai  untuk menyuburkan tanaman kita, deh. Kalau kita lihat dari website dan akun  Instagram mereka, banyak banget program dan gerakan ramah lingkungan yang  menarik. Kalau mau cari tips dan trik cara menjalankan gaya hidup  berkelanjutan, juga bisa belajar sama YPBB. Komplit. 
  Instagram: @ypbbbandung
  Website: ypbb.web.id
Kalau urban farming bikin bumi lebih hijau dan senang, aplikasi digibank by DBS bikin hidup kamu lebih simple. Jadi, bisa fokus ke hal-hal yang lebih penting dan bermakna, seperti menjadi petani urban. Dengan digibank, kamu bakalan lebih pintar mengelola dan mengembangkan urusan finansial kamu. Banyak promo asyik pula dari digibank. Cek berbagai promonya di sini!-

