Dapatkan informasi seputar aktivitas dan penawaran menarik dari PT Bank DBS Indonesia, dengan mengisi form di bawah ini:
DBS Live More Society

DBS Live More Society

#LivemoreKind

E-Waste, Sampah Elektronik Yang Terus Memenuhi Bumi

 

By Admin, 5 Januari 2022 #LivemoreKind

DBS Live More Society

Seiring dengan perkembangan teknologi, bertambah tinggi pula tumpukan sampah elektronik di bumi, yang tentu saja akan berbahaya bagi kita dan semesta.

Ketika sebuah generasi yang haus teknologi dibanjiri dengan berbagai produk elektronik canggih terbaru, ada ‘biaya mahal’ yang harus dibayar kepada lingkungan, yaitu segunung gadget usang. Iya betul kalau perangkat elektronik adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia masa kini. Sudah terbukti bahwa mereka membuat hidup kita menjadi jauh lebih mudah. Di sisi lain, sayangnya, mereka juga dapat menyusahkan kita karena limbahnya.


DBS Live More Society

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat timbunan sampah elektronik di Indonesia tahun ini mencapai 2 juta ton. Dari jumlah tersebut, pulau Jawa berkontribusi hingga 56% dari total sampah elektronik tahun 2021. Laporan tahunan Global E-Waste Monitor 2020 yang dirilis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menyatakan, jumlah sampah elektronik global pada 2019 mencapai 53 juta ton. PBB memprediksi volumenya akan mencapai 74 juta ton pada 2030, dan melonjak lagi menjadi 120 juta ton pada 2050. Waduh!

E-waste sendiri merupakan kependekan dari electronic waste alias limbah elektronik. Sebuah laporan berjudul “The Global E-Waste Monitor” yang digagas United Nation University, menjelaskan, limbah elektronik merupakan frasa yang digunakan untuk merujuk pada semua barang elektrik atau perangkat elektronik dan bagian-bagiannya yang sudah usang dan telah dibuang oleh pemiliknya tanpa niat untuk mendaur-ulang atau menggunakannya kembali. Ini berarti semuanya, mulai dari smartphone, laptop, televisi,setrika, mesin cuci, oven, hingga lemari es. Pada dasarnya, apa pun yang menggunakan listrik yang telah kita putuskan untuk dibuang.


DBS Live More Society

Alasan e-waste bisa berbahaya untuk kita
Limbah elektronik ini mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan, seperti merkuri, kadmium, fosfor, arsenik, dan beragam kandungan berbahaya lainnya. Ketika limbah elektronik tidak ditangani dengan tepat selama pembuangan, deretan bahan kimia tersebut akan berakhir di tanah, air, dan udara kita.

Bagi seorang ibu hamil, paparan limbah elektronik beracun dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan janinnya sepanjang hidupnya. Potensi efek kesehatan yang merugikan termasuk hasil kelahiran negatif, seperti lahir mati dan kelahiran prematur, serta berat dan panjang lahir rendah. Dampak merugikan kesehatan anak lainnya yang terkait dengan limbah elektronik termasuk gangguan fungsi paru-paru dan alat pernapasan, kerusakan DNA, gangguan fungsi tiroid, serta peningkatan risiko beberapa penyakit kronis di kemudian hari, seperti kanker dan penyakit kardiovaskular. Para pekerja yang menggunakan senyawa asam untuk menghilangkan emas dari bahan elektronik, bisa saja membuang bahan kimia ke saluran air, meresap di tanah dan mencemari sistem makanan.


DBS Live More Society

Lebih buruk lagi, limbah elektronik terkadang diekspor secara ilegal ke negara-negara yang tidak memiliki undang-undang tentang penanganan dan pembuangannya. Sesampai di sana, ya hanya menjadi sampah. Dibiarkan begitu saja.

Menurut Ruediger Kuehr dari United Nations University, salah satu penyebab meningkatnya limbah elektronik di Asia adalah singkatnya siklus penggunaan produk elektronik. Berdasarkan laporan Greenpeace USA dan iFixit, hanya 2 dari 13 model smartphone yang baterainya mudah untuk dilepas dan diganti baterai baru. Kebanyakan smartphone ketika ada sebuah komponen yang rusak, perlu mengganti seluruh komponen dengan unit baru yang terkadang biaya perbaikannya mendekati harga sebuah smartphone baru.


DBS Live More Society

Hal ini juga yang membuat konsumen lebih memilih membeli perangkat yang baru daripada memperbaikinya di toko servis handphone. Desain gadget masa kini yang super-tipis memang memudahkan konsumen, namun ternyata ini adalah mimpi buruk bagi penggiat daur-ulang. Soalnya, ini membuat tingkat kesulitan memperbaikinya menjadi tinggi. Jadinya, lebih mudah beli yang baru, deh.

Baca Juga: 5 Cara Mudah yang Bisa Kamu Lakukan untuk Dukung Kampanye Berkelanjutan

Apa yang bisa kita lakukan?
Banyak sekali. Kita bisa sedikit bernapas lega karena mulai hari ini kita dapat mulai bergerak untuk mengatasinya dengan beberapa cara ini.

  • Perhatikan berapa banyak limbah yang kita hasilkan dan dampaknya terhadap lingkungan. Percaya, deh, dengan begini akan membuat kita jadi berpikir dua-tiga kali ketika ingin mengganti smartphone kita yang masih bagus dengan keluaran terbaru hanya karena tidak ingin ketinggalan tren.
  • Merawat alat elektronik dengan baik. Pastikan bahwa alat-alat elektronik milik kita tersebut bisa tahan lama dengan menjaga dan merawatnya. Ketika kita tidak perlu sering menggantinya, ini artinya kita akan menghemat uang dan tentunya mengurangi limbah elektronik.
  • Gunakan kembali. Daripada membuang perangkat televisi atau konsol game lama kita, pertimbangkan untuk menghadiahkannya ke orang lain, menjual, atau menyumbangkannya. Kita juga bisa menyimpannya. Siapa tahu, suatu hari nanti bisa menjadi sesuatu yang berharga. Ada, lho, orang-orang yang mengoleksi gawai klasik.
  • Diperbaiki. Banyak orang sering membuang dan mengganti barang elektronik yang rusak alih-alih memperbaikinya. Iyaaa, perbaikan memang bisa mahal, tetapi bagi mereka yang tidak takut dengan proyek DIY, ini adalah sesuatu yang mengasyikkan. iFixit, situs web yang menawarkan panduan perbaikan gratis untuk peralatan elektronik, akan memberikan tutorial yang akan membantu kita memperbaiki agar alat tersebut dapat berfungsi dengan baik lagi.
  • Daur ulang. Sebagai upaya terakhir, kita selalu dapat mendaur ulang limbah elektronik. Namun, pastikan melakukannya dengan benar. Banyak komunitas memiliki program daur ulang limbah elektronik dan depot pengiriman yang menangani bahan-bahan ini. Contohnya, warga Jakarta bisa menyerahkan atau minta penjemputan limbah elektronik dengan berat minimal lima kilogram ke Kantor Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta di Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur. Caranya dengan melakukan permohonan layanan secara online melalui situs www.lingkunganhidup.jakarta.go.id atau lewat media sosial Facebook Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. Penjemputan limbah elektronik mencakup lima wilayah di DKI Jakarta, yakni Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Jakarta Selatan.

Selain mempraktikkan beberapa trik di atas, kita juga bisa melakukan hal lain untuk menjaga kelestarian bumi sambil juga mendapatkan cuan. Yaitu, dengan berinvestasi ST008 di aplikasi digibank by DBS. Selain menambah cuan, kita juga bisa berdampak dan berkontribusi untuk lingkungan khususnya di Indonesia. Simak penjelasannya di sini.-

DBS Live More Society
DBS Live More SocietyDBS Live More SocietyDBS Live More SocietyDBS Live More Society

More #LiveSmarter Articles

Cek Artikel lainnya
Anti Ribet, Ini Cara Lapor Pajak Secara Online
#LiveSmarter6 Maret 2020

Anti Ribet, Ini Cara Lapor Pajak Secara Online

Tak terasa, kita sudah harus kembali mengisi Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak penghasilan per orangan. Wajib diketahui bahwa akhir pelaporan surat akan berakhir pada 31 Maret 2020.

Read more
Terinspirasi Dari Cashless Society, GoPay Paparkan Strateginya
#LiveSmarter2 Maret 2020

Terinspirasi Dari Cashless Society, GoPay Paparkan Strateginya

Berkat kecanggihan teknologi, kini transaksi keuangan semakin dimudahkan. Salah satu nama besar yang sukses menerapkan kebiasaan ini adalah GoPay.

Read more
Tahun Baru, Kerjaan Baru. Ini Caranya Biar CV Kamu Dilirik
#LiveSmarter3 Februari 2020

Tahun Baru, Kerjaan Baru. Ini Caranya Biar CV Kamu Dilirik

Momen awal tahun biasanya jadi waktu yang tepat untuk melamar pekerjaan. Nah, siapa tahu kamu akhirnya bisa diterima di kantor impian. Caranya tentu dengan melampirkan CV yang baik dan menarik.

Read more