Dapatkan informasi seputar aktivitas dan penawaran menarik dari PT Bank DBS Indonesia, dengan mengisi form di bawah ini:
DBS Live More Society

DBS Live More Society

#LivemoreKind

Dari Sampah Dapur Jadi Pupuk Organik

 

By Admin, 24 Januari 2022 #LivemoreKind

DBS Live More Society

Menjaga kelestarian bumi bisa dimulai dari langkah kecil, misalnya dengan mengolah sisa makanan jadi kompos untuk tanaman.

Kalau dilihat sekilas, sampah sisa makanan kita mungkin tak bermakna atau bahkan tidak dianggap sebagai ‘ancaman’ untuk kelestarian bumi. Hari ini coba, deh, lihat sampah makanan lebih detail dan pikirkan lebih dalam apa dampaknya pada planet kesayangan kita ini. Coba bayangkan, selama masa pandemi, sejak sekitar dua tahun belakangan ini, banyak penduduk dunia yang menghabiskan waktu di rumah. Waktu yang dihabiskan di rumah ini berbanding lurus dengan jumlah sampah rumah tangga.

Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sepanjang 2020, sebanyak 67,8 juta ton sampah diproduksi oleh 270 juta penduduk Indonesia dan 39,8 persennya merupakan sisa makanan. Bukan hanya di Indonesia, saat ini, limbah makanan memang menjadi masalah lingkungan yang sangat besar di setiap negara. Soalnya, sampah makanan dalam jumlah besar dapat menyebabkan polusi serius yang merusak udara, air, tanah, dan keanekaragaman hayati di bumi.

Mulai Dari Rumah Sendiri
Bukan cuma superhero yang bisa menjadi penyelamat planet, kita juga bisa. Dimulai dari langkah kecil, dari rumah sendiri, mari mengolah sampah sisa makanan kita menjadi pupuk organik yang biasa disebut kompos. Daur ulang sisa makanan dan bahan organik menjadi pupuk tanah dikenal sebagai pengomposan sampah. Buah-buahan, sayuran, bubuk kopi, dan kulit telur, semuanya dapat dikomposkan. Sisa sayuran hijau merupakan bahan organik yang paling cepat dalam pengomposan. Sementara yang paling lambat terurai adalah produk susu. Potongan bahan yang lebih kecil juga bisa mempercepat proses pengomposan.

Baca Juga: 8 Makanan Dengan Usia Simpan Nan Panjang

Pengomposan sampah sisa makanan bukan hanya sebuah praktik berkelanjutan demi kelestarian bumi, tetapi memiliki manfaat lainnya juga. Kompos meningkatkan retensi air dan drainase tanah. Ini membantu mengurangi gulma dan menambah nutrisi ke tanaman kita. Cara membuatnya pun cukup mudah dengan menggunakan bantuan komposter. Komposter adalah wadah untuk mempercepat proses pembusukan sisa makanan menjadi kompos. Biasanya komposter berupa ember yang dapat dibuat sendiri atau dibeli di toko atau pasar.

Langkah Pembuatan Kompos
Untuk membuat pupuk organik sendiri dari limbah dapur kita, ikuti langkah-langkah di bawah ini.
1. Periksa sampah dapur kita
DBS Live More Society
Sayuran dan kulit buah adalah sisa makanan nomor satu yang harus disisihkan untuk pembuatan kompos. Simpan buah dan sayuran yang terlalu matang, kacang-kacangan, dan kulit telur. Namun, jangan memasukkan lemak, minyak, daging berlemak, dan produk susu ke dalam bahan pengomposan karena akan membuat calon kompos jadi basah dan memunculkan bau yang mengganggu. Letakkan barang-barang ini di area yang kering, rata, dan terbuka. Jangan lupa untuk menaburkan sedikit abu kayu supaya bisa mempercepat proses pengomposan.

2. Tambahkan bahan organik lain ke dalam kompos
DBS Live More Society
Selain abu kayu, kita juga bisa menambahkan serbuk gergaji ke dalam kompos untuk membantu mempercepat proses pengomposan. Tak memiliki serbuk gergaji atau pupuk kandang di rumah? Beli saja di toko perlengkapan berkebun. Jika memiliki beberapa hewan ternak, seperti sapi, boleh juga kalau ingin menambahkan kotorannya ke dalam kompos.

3. Kumpulkan beberapa sampah kebun
DBS Live More Society
Untuk menghasilkan pupuk yang kaya nutrisi, kita juga perlu menambahkan beberapa limbah alami ke kompos, seperti potongan rumput dan daun dari halaman rumah.

4. Buat kompos
DBS Live More Society
Tambahkan sampah dapur yang sudah disiapkan ke sampah kebun yang sudah ada di tempat sampah kompos. Tempat sampah kompos harus memiliki pegangan yang dapat digunakan untuk memutar agar pencampuran kedua limbah tersebut menjadi menyeluruh. Pastikan juga wadah pembuatan kompos memiliki beberapa lubang di bagian samping agar kelembapan berlebih dapat keluar saat kita memutar kompos. Pakar perawatan rumput merekomendasikan untuk memutar wadah kompos dua hingga tiga kali sehari untuk hasil terbaik.

5. Aplikasikan pupuk
Tunggu hingga kompos kita mencapai campuran seperti tanah yang berwarna gelap. Setelah kompos terlihat seperti ini, kompos siap untuk disebarkan. Biasanya kompos siap digunakan dalam waktu paling cepat sekitar 14 hari. Gunakan garpu kebun untuk menyebarkan kompos di lahan kebun yang ingin kita berikan pupuk. Terapkan jumlah kompos yang tepat pada tiap tanaman dan tunggu sampai pupuk meresap. Tadaaa, tanaman pun tumbuh dengan bahagia.

Sisa Makanan Pun Bisa Jadi Pupuk
Kalau ingin memetik manfaat dari sisa makanan, tetapi tidak memiliki kesabaran atau waktu untuk membuat kompos, kita bisa segera menggunakan ketiga sisa makanan ini untuk menyuburkan tanah pot atau kebun. Ini dia pilihan sisa makanannya.

Kulit pisang
Dipenuhi dengan potasium, kulit pisang dapat menggantikan pupuk kimia. Kita bisa benar-benar menanam seluruh kulitnya di bawah tanah dekat akar tanaman seperti semak mawar, atau hanya membuang kulitnya di atas tanah dan membiarkannya membusuk. Bila khawatir kulitnya akan menarik hama atau hewan, coba haluskan kulit pisang dalam blender dengan satu liter air sebelum menuangkannya ke tanaman.

Kulit telur
Tanah di sekitar tanaman pot, kebun sayur, dan pohon kita akan mendapatkan asupan kalsium yang luar biasa dari kulit telur, yang hampir 98 persen terkandung pada cangkangnya. Caranya, pertama adalah mencuci dan keringkan kulit telur. Kemudian, masukkan ke dalam blender dan hancurkan hingga menjadi seperti bubuk. Cukup taburkan bubuk kulit telur di sekitar pohon dan tanaman.

Ampas kopi
Sama seperti kita yang membutuhkan secangkir kopi untuk memberi energi pada hari, tanaman juga membutuhkan nitrogen dan mineral yang ditemukan di ampas kopi bekas. Memang, sih, beberapa ahli menyarankan untuk menggunakan pekarangan hanya pada tanaman yang menyukai asam atau pada tanah yang basa, tapi kita bisa mencobanya secara perlahan dengan mencampurkan sedikit saja ampas kopi ke tanaman pot. Coba berikan satu sendok makan ampas kopi ke dalam pot dan satu cangkir untuk kebun. Sebaiknya, keringkan ampas kopi sebelum menggunakannya sehingga tidak memicu pertumbuhan jamur.

Kalau sudah beres merawat mahluk hijau kesayangan kita, boleh lho memanjakan diri sendiri dengan menyeruput kopi nan nikmat bersama orang-orang terdekat. Tenaaang, jangan khawatir akan menghabiskan bugdet jajan bulan ini, karena digibank by DBS punya penawaran ciamik yang berlaku di semua outlet kafe Paul. Apalagi kalau bukan promo hemat hingga Rp100.000 yang sayang banget untuk dilewatkan. Klik di sini untuk info lebih lanjut.-

DBS Live More Society
DBS Live More SocietyDBS Live More SocietyDBS Live More SocietyDBS Live More Society

More #LiveSmarter Articles

Cek Artikel lainnya
Anti Ribet, Ini Cara Lapor Pajak Secara Online
#LiveSmarter6 Maret 2020

Anti Ribet, Ini Cara Lapor Pajak Secara Online

Tak terasa, kita sudah harus kembali mengisi Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak penghasilan per orangan. Wajib diketahui bahwa akhir pelaporan surat akan berakhir pada 31 Maret 2020.

Read more
Terinspirasi Dari Cashless Society, GoPay Paparkan Strateginya
#LiveSmarter2 Maret 2020

Terinspirasi Dari Cashless Society, GoPay Paparkan Strateginya

Berkat kecanggihan teknologi, kini transaksi keuangan semakin dimudahkan. Salah satu nama besar yang sukses menerapkan kebiasaan ini adalah GoPay.

Read more
Tahun Baru, Kerjaan Baru. Ini Caranya Biar CV Kamu Dilirik
#LiveSmarter3 Februari 2020

Tahun Baru, Kerjaan Baru. Ini Caranya Biar CV Kamu Dilirik

Momen awal tahun biasanya jadi waktu yang tepat untuk melamar pekerjaan. Nah, siapa tahu kamu akhirnya bisa diterima di kantor impian. Caranya tentu dengan melampirkan CV yang baik dan menarik.

Read more