Dapatkan informasi seputar aktivitas dan penawaran menarik dari PT Bank DBS Indonesia, dengan mengisi form di bawah ini:
DBS Live More Society

DBS Live More Society

#LivemoreKind

Bijaksana Junerosano, Founder Waste 4 Change yang Mengubah Emosi Menjadi Solusi

 

By Admin, 2 September 2022 #LivemoreKind

DBS Live More Society

Dari Sano, kita bisa belajar mengalihkan rasa marah menjadi ide yang positif dan solutif.

Dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2008, sebanyak 69% sampah yang dihasilkan penduduk Indonesia setiap harinya akan ditumpuk di TPA. Kemudian, 10% ditimbun, 5% dibakar dan sisa 8.5% sampah tersebut belum terlayani. Lebih mengkhawatirkan lagi, Indonesia merupakan kontributor sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok dengan estimasi 0,48–1,29 juta metrik ton per tahun, menurut Jenna R. Jambeck dalam artikelnya, “Plastic Waste Inputs From Land Into The Ocean” tahun 2015.

Data-data tersebut dan permasalahan sampah lainnya di tanah air membuat seorang aktivis lingkungan bernama M. Bijaksana Junerosano marah. Tapi, kemarahannya membuatnya bergerak menjadi sang pembuat perubahan.

Peduli Pada Sampah
DBS Live More Society

DBS Live More Society

“Saya memulai semua ini diawali dengan rasa marah. Marah sekali dengan Indonesia yang memiliki masalah sampah yang tidak selesai-selesai. Namun, saya berusaha mengalihkan seluruh energi marah saya menjadi sesuatu yang produktif dan solutif,” ungkapnya dalam buku Kisah Inspiratif, Revolusi Mental yang diterbitkan oleh Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, pada tahun 2014.

Sejak lulus kuliah, laki-laki yang akrab dipanggil Sano ini memang sudah aktif menjadi aktivis lingkungan. Sampah adalah salah satu isu yang sangat menarik perhatiannya. Bahkan, permasalahan sampahlah yang membuatnya memutuskan untuk memilih jurusan Teknik Lingkungan di ITB saat masuk ke jenjang kuliah. Menurutnya, selama ini ada pandangan yang salah tentang sampah, bahwa sampah itu sesuatu yang nggak berguna dan harus dibuang. Padahal, jika dikelola dengan benar, sampah bisa menghasilkan uang hingga triliuan rupiah.

Greeneration Foundation pun lahir di tahun 2006 berkat keinginan Sano dalam mewujudkan implementasi produksi serta konsumsi berkelanjutan, dan kemudian yang membawahi Waste4Change yang didirikan oleh Sano pada tahun 2014. Waste4Change merupakan bisnis sosial yang menyediakan solusi pengelolaan sampah (waste management), dari hulu ke hilir, secara bertanggung jawab dan terpercaya. Metode zero waste to landfill menjadi ciri khas dari perusahaan yang berdomisili di Bekasi ini.

Menurut Sano, yang membedakan Waste4Change dengan LSM atau organisasi lingkungan lainnya, adalah mereka berwirausaha dengan sampah. “Kami hidup berdikari, dan tidak hanya dari donasi,” jelasnya. Sano mengungkapkan pada Youngster.id, saat ini, omzet Waste4Change sekitar Rp1 milyar per bulan. Angka yang luar biasa buat sesuatu yang sering dianggap nggak guna, ya!

Baca Juga: Kompos Kolektif, Solusi Untuk Menjaga Lingkungan dan Menyuburkan Tanaman

Bergerak Bersama
DBS Live More Society

DBS Live More Society

DBS Live More Society

Empat inti usaha Waste4Change antara lain consult, campaign, collect, dan create. Consult adalah riset dan studi yang berhubungan sama sampah; Campaign adalah capacity building, edukasi, dan pendampingan; Collect itu pengangkutan dan pengolahan sampah harian untuk nol sampah ke TPA; Create adalah daur ulang sampah dan penerapan program EPR (Extended Producer Responsibility).

Kesuksesan Waste4Change dalam mengelola limbah membuatnya berhasil beroperasi di 9 kota. Dengan menggabungkan misi sosial dan teknologi, Waste4Change berkembang dari akar startup dan menangani limbah melalui solusi pengelolaan limbah sirkular. Waste4Change juga berkolaborasi dengan banyak pihak, mulai dari pemerintah sampai pihak swasta dalam mengelola sampah. Contohnya, IKEA, produsen furnitur Swedia, yang dikelola limbahnya oleh Waste4Change selama tiga tahun ini. Awal tahun ini, Waste4Change juga digandeng oleh Pemda Provinsi Jawa Barat guna mengatasi masalah sampah di 100 titik sungai wilayah Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, dan Kabupaten Karawang, bersama Sungai Watch.

Sano juga mengajak penduduk Indonesia untuk bergerak bersama menyelesaikan masalah sampah ini. Soalnya, mengelola sampah nggak bisa dilakukan sendirian, Bestie. Semua penduduk Indonesia harus peduli sama sampah, sehingga menjadi gerakan nasional dan bahkan gaya hidup  masyarakat. Caranya gimana? Ya, dengan memulainya dari diri sendiri dong. Misalnya, dengan mulai memilah sampah dan mengirimkannya ke bank sampah atau meminta bantuan pihak ketiga, serta membuat lubang biopori. Sisa-sisa makanan dan sampah organik lainnya bisa dimasukkan ke dalam lubang biopori, kemudian akan melalui proses alami sehingga menjadi kompos atau kembali menjadi tanah.

Kalau kamu masih belum pede untuk membuat kompos sendiri, bukan berarti kamu nggak bisa berkontribusi. Kebun Kumara bersama Magalarva dan didukung oleh Bank DBS siap membantumu lewat program Kompos Kolektif. Dengan mengikuti Kompos Kolektif, kamu bukan cuma mengurangi sampah ke TPA, tapi juga membantu mengurangi jejak karbon dan efek global warming. Hingga Juni 2022, total sisa sampah makanan yang sudah diolah melalui program Kompos Kolektif adalah 19.198,039 kg dan dikonversi menjadi pupuk sebanyak 1.910 kg. Keren banget, yaaa!

Cara join-nya pun anti-ribet. Semudah jatuh cinta sama si dia aja. Kamu bisa daftar dengan meng-klik ini. Selain berpartisipasi dalam mengelola limbah di negeri tercinta kita ini, kita juga akan dapat materi edukasi digital mengenai detail program Kompos Kolektif dan difasilitasi Q&A melalui WhatsApp. Sudah bantu menjaga kelestarian lingkungan, tambah pintar pula. Buruan, deh, daftar. Mari kita bergerak bersama demi Bumi tercinta!-

DBS Live More Society
DBS Live More SocietyDBS Live More SocietyDBS Live More SocietyDBS Live More Society

More #LiveSmarter Articles

Cek Artikel lainnya
Anti Ribet, Ini Cara Lapor Pajak Secara Online
#LiveSmarter6 Maret 2020

Anti Ribet, Ini Cara Lapor Pajak Secara Online

Tak terasa, kita sudah harus kembali mengisi Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak penghasilan per orangan. Wajib diketahui bahwa akhir pelaporan surat akan berakhir pada 31 Maret 2020.

Read more
Terinspirasi Dari Cashless Society, GoPay Paparkan Strateginya
#LiveSmarter2 Maret 2020

Terinspirasi Dari Cashless Society, GoPay Paparkan Strateginya

Berkat kecanggihan teknologi, kini transaksi keuangan semakin dimudahkan. Salah satu nama besar yang sukses menerapkan kebiasaan ini adalah GoPay.

Read more
Tahun Baru, Kerjaan Baru. Ini Caranya Biar CV Kamu Dilirik
#LiveSmarter3 Februari 2020

Tahun Baru, Kerjaan Baru. Ini Caranya Biar CV Kamu Dilirik

Momen awal tahun biasanya jadi waktu yang tepat untuk melamar pekerjaan. Nah, siapa tahu kamu akhirnya bisa diterima di kantor impian. Caranya tentu dengan melampirkan CV yang baik dan menarik.

Read more