”Debt Ceiling Showdown”. Dalam dua pekan terakhir, dinamika mengenai situasi tak menentu apakah akan terjadi gagal bayar oleh Amerika memengaruhi pergerakan US Treasury sehingga yield untuk tenor pendek dengan tenor 1 bulan naik ke level di atas 5%. Meski demikian, pihak White House dan Republicans telah mencapai kesepakatan terkait batas atas utang federal yang akan ditangguhkan hingga 1 Januari 2025 serta diadakannya pembatasan anggaran belanja federal kecuali anggaran pertahanan. Persetujuan melalui proses legislatif dilakukan pada Rabu, 31 Mei 2023 dan disepakati oleh keseluruhan kongres.
Perhatian mengarah ke perkembangan data inflasi dan tenaga kerja Amerika. Pasar akan memperhatikan data terbaru dari inflasi dan tenaga kerja Amerika. Change in Nonfarm Payrolls akan dilaporkan pada 2 Juni 2023 sedangkan Consumer Price Index (CPI) pada 13 Juni 2023. Kedua data ini dinilai akan memberikan gambaran lebih terhadap langkah yang akan diambil oleh Federal Reserve setelah data indikator inflasi lainnya, yaitu Personal Consumption Expenditure (PCE) untuk bulan April dilaporkan lebih tinggi dari estimasi serta mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya.
Bank Indonesia: fokus kebijakan lebih mengarah pada stabilitas rupiah. Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,75% pada Rapat Dewan Gubernur bulan ini dan memberikan indikasi bahwa Bank Indonesia akan fokus menjaga stabilitas rupiah di tengah penurunan inflasi yang telah sesuai ekspektasi. Pernyataan fokus pada stabilitas rupiah ini merupakan sinyal yang menunjukkan bahwa Bank Indonesia akan mengambil pendekatan behind the curve.
Tren Pergerakan Inflasi Amerika
Sumber: Bloomberg
Bank Indonesia Fokus pada Stabilitas Mata Uang Rupiah
Sumber: Bloomberg
Temukan solusi investasi kami atau hubungi kami
Unduh pembahasan disini
Dapatkan analisis insight terkini, agar Anda dapat cepat berinvestasi (Grow) dan terproteksi (Protect) dengan solusi terkurasi khusus untuk Anda di sini.
Grow and Protect