Tiket Anda
Not Interested

Kabur Bukan Pilihan. Apa Yang Harus Dilakukan Bila Bertengkar Dengan Pasangan Saat Liburan?

6 Mei 2019
#LiveAwesome

Belakangan makin banyak kantor yang menerapkan aturan remote working. Ada yang diberi jatah sekali seminggu, bahkan ada yang tanpa batas. Kebebasan ini patut dimanfaatkan dengan penuh tanggung jawab. Jujur aja, remote working berarti kita lebih suka kerja di luar rumah. Kafe atau restoran yang nyaman lebih menyenangkan dan enggak membosankan dibanding di rumah. Tapi sudahkah kita mempersenjatai diri dengan alat-alat yang mendukung pola kerja remote? Sebab kita harus sudah siap menghadapi worst case scenario saat kerja di luar rumah. Seperti wifi kafe yang ngadat dan kursi yang dekat colokan listrik sudah diduduki orang. Berikut 8 aksesoris gadget wajib punya agar kerja remote lancar jaya:

Photo by Alice Donovan Rouse on Unsplash

“Kamu mau liburan ke Mesir bersama saya bulan Januari tahun depan?

Sebuah pesan WhatsApp di akhir bulan Oktober 2018 yang dikirim pasangan saya sontak membuat hati deg-degan. Wah, liburan dengan pasangan! Akhirnya impian tercapai juga!

Seumur-umur saya belum pernah liburan keluar negeri bersama pasangan. Kalau pun liburan di dalam negeri cuma akhir pekan saja. Tanpa perlu berpikir panjang, saya pun setuju.

Sudah terbayang dalam benak pose-pose romantis dengan background piramida yang dipastikan membuat followers Instagram saya berdecak kagum/iri. Plus tambahan highlight IG story ke Mesir yang bisa dikenang seumur hidup. Sebagai pejalan perempuan yang sering travelling sendirian, saya girang karena sekarang ada teman untuk menelusuri kota di malam hari. Tiada lagi masa mengurung diri di malam hari karena ciut takut diculik. Plus bisa berhemat juga karena berbagi kamar private. Saya sudah yakin banget perjalanan pasti akan super bahagia dan meninggalkan kenangan yang tak terlupakan. Apalagi ternyata selama durasi sebulan berwisata, kami menambah dua negara untuk dikunjungi, yaitu Maroko dan Montenegro. Jujur hati ini semakin berbunga-bunga menanti hari H.

Hingga akhirnya  perjalanan benar-benar berlangsung. Dan sebagian dari impian saya ambyar seperti gado-gado yang karetnya lepas. Berlibur bersama pasangan berarti keharusan bernegosiasi terus menerus akan berbagai pilihan. Seperti tempat menginap, pilihan restoran, mengelola budget, jadwal laundry pakaian, pilihan aktivitas dan masih banyak lagi. Kata siapa bulan madu itu penuh madu?

Berbagai hal ini bukan persoalan mudah terutama bagi pasangan yang baru pertama kali liburan bareng. Selama 30 hari berlibur, rata-rata ketegangan antara saya dan pasangan muncul tiap tiga hari sekali. Dari mulai perbedaan cara packing, menawar harga barang, becanda yang kebablasan, salah jalan hingga tak sengaja membiarkan lantai kamar mandi basah. Jujur sesekali terbersit keinginan saya untuk pesan tiket ke Jakarta karena letih bertengkar. Huft.  

Kalau di negara asal kita mungkin bisa kabur meninggalkan pasangan, solusi ini berpotensi menghancurkan hubungan bila dilakukan di tempat liburan. Pakar hubungan romantis dan host breakup BOOST podcast, Trina Leckie berkata bahwa sebaiknya diskusikan cara menyelesaikan masalah sebelum pergi liburan bersama pasangan. Ya memang pencegahan lebih penting dari penyembuhan. Akan tetapi jika nasi sudah menjadi bubur, berikut strategi yang harus dilakukan agar hubungan tetap langgeng menghadapi pertengkaran dengan pasangan saat liburan:

1. Selesaikan argumen secepat mungkin

Tidak mudah membuang ego dan melupakan rasa kesal pada pasangan. Bila ini terjadi, ingat selalu bahwa kita lagi liburan! Iya, kita bela-belain cuti, nabung berbulan-bulan demi berada di tempat ini! Fokus pada keindahan tempat liburan daripada emosi negatif akibat konflik bersama pasangan. Segera identifikasi masalahnya dan cari solusinya. Jangan gengsi minta maaf. Kita bisa juga buat aturan baru supaya liburan lancar. Saya dan pasangan selalu berusaha menyelesaikan masalah sebelum tidur. Ini bertujuan agar keesokan harinya kami punya energi positif untuk eksplorasi tempat wisata.

2. Alone time

Berargumen dengan pasangan sering membuat kita lelah secara emosional. Wajar bila kita atau pasangan ingin menghabiskan sendiri untuk berpikir atau ‘mencari udara segar.’ Seperti, kita nongkrong di kafe dan dia pergi ke pantai.

Tapi pastikan keinginan ini memungkinkan untuk dilakukan dan selalu beri tahu lokasi keberadaan kita. Biasanya setelah beberapa jam terpisah, kita bisa kembali dengan kepala dingin dan muncul rasa kangen pada pasangan. Uwuwuw.

3. Kompromi keinginan dan kebutuhan

Ini prinsip dasar dalam hubungan yang sangat mendesak diaplikasikan saat liburan bersama pasangan. Saya memberi tahu pasangan tentang keinginan eksplor pasar lokal untuk membeli oleh-oleh. Info ini penting karena dia bukan tipe orang yang suka belanja oleh-oleh. Setelah itu dia pun tak keberatan menemani saya berbelanja lebih lama dari biasanya.

4. Jangan terlalu letih

Aktivitas liburan yang padat akan membuat kita lelah dan seringkali berpengaruh pada kondisi emosional. Atau kalimat singkatnya, sebagai manusia jadi lebih cranky. Pastikan acara liburan kita cukup seimbang antara leyeh-leyeh time dan gila-gilaan menjelajah. 

5. Tetap nikmati perjalanan dan kebersamaan

Bersikap keras kepala dan menahan rasa amarah umum dilakukan saat argumen. Leckie berpendapat, “Kecuali argumen berhubungan dengan perselingkuhan, kekerasan atau yang semacamnya, sebaiknya lupakan dulu selama sedang liburan. Jangan biarkan hati dan kepala yang keras merusak liburan”. Bila perlu masalah bisa diselesaikan setelah liburan usai. Ingatkan juga hal ini kepada pasangan.

Liburan merupakan salah satu ujian terberat bagi sepasang manusia. Ketika berhasil melewatinya dan tetap bersatu, maka masa depan jadi semakin terang. Sebelum acara jalan-jalan mulai, kita nongkrong dulu, yuk, di Starbucks bandara. Nikmati beli satu gratis satu minuman di Starbucks yang terletak di semua bandara Indonesia dengan menggunakan kartu kredit digibank.  Memulai liburan dengan manis agar berakhir optimis!