Tiket Anda
Not Interested

Berhenti Jadi Si 'BM', Mulai Hidup Sederhana Sekarang Juga

11 November 2019
#LiveAwesome

BM alias banyak mau, mungkin jadi ‘nama tengah’ buat sebagian besar dari kita. Apalagi kalau sudah datang waktunya payday, semua yang di depan mata rasanya mau dibawa pulang. Wishlist di marketplace langsung diproses, masuk ke keranjang belanja. Padahal, belum tentu kita membutuhkannya.

Hidup memang penuh dengan kesibukan dan tuntutan. Banyak komitmen, banyak yang ingin dilakukan, dan ada yang mau terus dikerjakan. Pantas saja kalau kadang kita kewalahan. Rasanya pingin melambaikan tangan ke kamera, nyerah aja. Nah, bila kita benar-benar kewalahan, daripada mencoba menemukan cara agar semuanya berjalan lancar, kenapa tidak menyederhanakannya saja? Coba, deh, untuk mencari hal-hal yang bisa kita singkirkan, yang ternyata enggak penting-penting amat. Dengan beberapa perubahan kecil, kita mungkin jadi terkejut merasakan banyaknya waktu-energi-uang yang bisa kita hemat.

Iya, iya… Menerapkan hidup yang simple tidaklah mudah. Mungkin kita tetap saja masih menjadi anggota anti-ribet-ribet-club. Tapi, bukan tidak mungkin, lho. Hanya butuh beberapa taktik saja, kok. Nah, ini dia 3 strategi untuk menyederhanakan hidup.

#1 Singkirkan Barang Yang Tidak Perlu

Sebagian besar dari kita memiliki sesuatu yang lebih dari yang sebenarnya kita butuhkan. Memang, sih, dalam banyak hal, masyarakat kita memperkuat keyakinan bahwa kepemilikan akan berbagai benda dapat membuat kita bahagia dan mengesankan orang lain. Masalahnya, fokus pada materi bisa membikin rumah dan otak kita berantakan. Coba, deh, cek ada berapa banyak benda yang nganggur di sudut rumah atau menumpuk di gudang. Daripada dibiarkan berdebu gitu, lebih baik diberikan sama orang lain yang membutuhkan, kan? Terutama untuk barang yang masih layak pakai, ya.

Pastikan apa pun yang kita miliki dalam hidup kita memiliki alasan untuk berada di sana dan memberi kita ‘sesuatu’. Kalau tidak, sudahlah, ikuti saja nyanyian Elsa di film Frozen, “Let it go, let it gooo…”.

#2 Deactivate Social Media

Mari kita hitung berapa juta kali kita memandang layar hape dalam sehari hanya untuk nge-scroll feed Instagram atau Twitter yang isinya begitu-gitu aja? Bisa dibilang, kegiatan semacam ini sudah tertanam dalam kebiasaan sehari-hari kita dan orang-orang di sekitar kita, sehingga secara otomatis kita melakukannya setiap ada waktu luang. Sejujurnya, itu agak menyedihkan, sih.

Kita sering mengeluh kita enggak punya cukup waktu untuk mengerjakan ini-itu, melakukan hobi, mengobrol dengan orangtua atau anggota keluarga lain, tapi kita malah menyia-nyiakan waktu dengan menatap layar. Nah, deactivate social media bisa mengingatkan kita tentang apa yang benar-benar penting dan yang tidak ada gunanya. Tak perlu selamanya, sementara saja. Waktunya kita yang tentukan sendiri, dan kita pasti kaget betapa banyak hal berguna yang bisa kita lakukan selama nyuekin social media kita.

#3 Berusaha Untuk Mengatakan ‘Tidak’ Pada Hal Kecil

Bea Johnson, blogger dan penulis buku terlaris Zero Waste Home, mengatakan, hidup yang sederhana itu pada dasarnya adalah hidup yang kaya pengalaman, bukan kaya benda. Jadi perempuan asal Perancis yang menetap di California ini menyarankan kita untuk berpikir matang-matang saat seseorang menawarkan sesuatu pada kita. Misalnya, menawarkan sedotan plastik di restoran, kantong plastik di toko perbelanjaan, atau kartu nama saat sedang meeting dengan klien.

Pertimbangkan, deh, apakah kita benar-benar butuh benda tersebut? Apakah ada cara lain yang lebih simple? Misalnya, daripada menerima kartu nama klien, lebih baik bertukar nomor WhatsApp saja, kan. Atau membawa sedotan stainless yang bisa dipakai berulang kali daripada menggunakan sedotan plastik sekali pakai.

Penting banget, nih, untuk mengurangi sampah di lingkungan sekitar kita. Soalnya, data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) pertengahan tahun 2018 lalu, sampah plastik di Indonesia lebih dari 64 juta ton per tahun. Sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut sehingga Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia yang dibuang ke laut. Duh, ngeri ya?!

Selain mencoba mengurangi sampah rumah tangga dan harian, kita juga bisa mengelola sampah secara efektif supaya sampah di bumi tak semakin banyak. Contek caranya ini, deh. Belum puas? Yuk, beri support untuk kampanye DBS #RecyclemoreWasteless yang mendukung Indonesia Bersih Sampah 2025. Mau tahu caranya? Klik di sini, ya!