Tiket Anda
Not Interested

Apakah ibukota Indonesia selanjutnya bisa menjadi kota berkelanjutan?

21 Juni 2019
#LiveKind

Beberapa saat waktu lalu, ada berita mengenai wacana ibukota Indonesia akan pindah telah disetujui oleh Presiden Joko Widodo dan kemungkinan akan berpindah ke luar pulau Jawa.

Apa latar belakang dari wacana ini? Alasan pertama adalah mengenai populasi ibukota Jakarta yang sudah kelewat batasnya mencapai 10 juta. Fakta ini menjadikan Jakarta sebagai kota terpadat setelah Manila, New Delhi, dan Tokyo. Dengan padatnya penduduk akan berdampak pada kemacetan, yaitu yang menjadi alasan kedua. Ruas jalan di Jakarta hanya sekitar 6 persen dari luas wilayah, sedangkan idealnya adalah sekitar 15 persen. Alasan ketiga adalah alasan dari dampak lingkungan terkait dengan alasan pertama dan kedua. Kepadatan penduduk akan menghasilkan sampah yang banyak juga untuk suatu kota dan kemacetan kota akan berdampak langsung terhadap polusi udara dan menyumbang gas emisi ke atmosfer kita. Kota Jakarta merupakan daerah yang rawan banjir akibat dari penurunan tanah sebanyak 7,5 cm per tahunnya. Bila dihitung dari 1989 sampai 2007 saja, penurunan tanah sudah mencapai 60 cm. Sementara itu permukaan air laut terus naik dan kualitas sungai di Jakarta juga sudah tercemar berat.

Berharap sekali jika ibukota Indonesia yang baru nanti bisa menjadi salah satu kota berkelanjutan atau sustainable city ya! Apa sih kota berkelanjutan itu?

Kota berkelanjutan atau eco-city (juga "ecocity") adalah kota yang dirancang dengan pertimbangan People, Planet, dan Profit yang tangguh untuk populasi yang ada, tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk mengalami hal yang sama. Kota-kota ini dihuni oleh orang-orang yang berdedikasi terhadap minimalisasi input energi, air, makanan, limbah, output panas yang diperlukan, polusi udara - CO2, metana, dan polusi air.

Idealnya, sebuah kota yang berkelanjutan menciptakan cara hidup yang bertahan lama di empat domain ekologi, ekonomi, politik dan budaya. Namun, minimal kota yang berkelanjutan harus terlebih dahulu dapat memberi makan dirinya sendiri dengan ketergantungan berkelanjutan pada pedesaan sekitarnya. Kedua, harus mampu memberi daya sendiri dengan sumber energi terbarukan. Inti dari ini adalah untuk menciptakan jejak ekologis terkecil yang dapat dipikirkan, sambil menghasilkan jumlah polusi terendah yang dapat dicapai. Semua menggunakan lahan secara efisien; pengomposan bahan bekas, dan daur ulang atau mengubah limbah menjadi energi. Semua kontribusi ini akan menyebabkan dampak kota secara keseluruhan pada perubahan iklim menjadi minimal dan dengan dampak yang kecil. Dewan Kota Adelaide menyatakan bahwa kota yang berkelanjutan secara sosial harus adil, beragam, terhubung, dan demokratis dan memberikan kualitas hidup yang baik.

Jadi, kota apa saja yang termasuk ke dalam kategori kota paling berkelanjutan di dunia? Berdasarkan dari data Arcadis Sustainable City Index 2016 inilah 5 kota paling berkelanjutan di dunia:

1. Zurich, Switzerland

Zurich, kota nomor satu dalam Indeks Kota Berkelanjutan, memiliki sebuah reputasi kuat sebagai kota kontemporer yang layak huni yang dikenal karena fokus kuatnya pada lingkungan hidup serta lembaga keuangan terkenal di dunia. Meskipun memimpin peringkat keseluruhan dan sub-indeks planet ini, dan peringkat ke-5 dalam laba, Zurich muncul di urutan ke-27 pada sub-indeks orang; keterjangkauan dan keseimbangan kehidupan kerja adalah penyebab utama perbedaan ini. Transit publik di kota ini sangat dianggap sebagai model yang berkelanjutan untuk kota-kota lain. Trem, kereta api, bus, kereta ringan, dan lainnya sangat terkoordinasi, menjadikan mobilitas sederhana, cepat, dan terjangkau.

2. Singapore

Sejumlah inisiatif keberlanjutan saat ini sedang berlangsung akan secara proaktif membantu Singapura untuk berkembang dan tetap kompetitif. Bahkan sebagai kota peringkat teratas di Asia, dan nomor dua di dunia, kota ini terus menjadi proaktif. Misalnya, dengan populasi yang diprediksi akan tumbuh lebih dari enam juta orang pada tahun 2030, pemerintah telah melakukan investasi yang signifikan selama dekade berikutnya untuk meningkatkan mobilitas dan konektivitas di dalam kota. Investasi ini termasuk dua jalur bawah tanah baru, ekstensi ke empat jalur MRT yang ada, baru terminal dan landasan pacu di Bandara Changi, jalur kereta berkecepatan tinggi antara Singapura dan Malaysia dan relokasi pelabuhan peti kemas.

3. Stockholm, Swedia

Stockholm digambarkan sebagai kota cerdas iklim yang memprioritaskan bersepeda, berjalan kaki, dan transportasi umum. Sistem transportasi yang efisien dan cerdas iklim dikombinasikan dengan konsumsi energi terbarukan yang lebih besar. Anak-anak dijamin lingkungannya tidak beracun dan lebih banyak makanan organik disajikan di fasilitas kota. Di pinggiran kota Stockholm Huddinge, URBIO telah mengubah atap garasi parkir rumah sakit berlantai lima menjadi surga bagi kupu-kupu - secara alami berlimpah di daerah tersebut. 'Atap Kupu-kupu dan Restoran Nektar' (Fjärilstak och nektarrestaurang) adalah serangkaian bidang atap, dengan campuran biji padang rumput dan taman bunga nektar, untuk membantu mempromosikan populasi kupu-kupu.

4. Vienna, Austria

Empat program untuk keberlanjutan perkotaan dari Wina sangat layak diperhatikan: Program Perlindungan Iklim Wina (KliP), EcoProcurement Vienna (ÖkoKauf Wien), EcoBusinessPlan Vienna, dan Pusat Perbaikan dan Layanan (RUSZ). KliP mampu empat tahun lebih cepat dari jadwal (pada 2006) untuk menghindari 3,1 juta ton emisi setara CO2 per tahun, jumlah yang dihitung diperlukan untuk memenuhi pengurangan 14% terhadap 1990.

5. London, Inggris

London adalah salah satu kekuatan ekonomi utama dunia, peringkat ketiga dalam sub-indeks laba. Duduk di pusat keuangan global, posisi kelas berat London, dikombinasikan dengan sejarah panjang evolusi budaya dan ekonomi, berarti itu dilengkapi dengan baik untuk menuai manfaat jangka panjang dari statusnya sebagai kota dunia yang sebenarnya. Namun, jika modal ingin mempertahankan daya saing jangka panjangnya, ada sejumlah masalah yang masih perlu ditangani.

Keren yah, negara-negara di atas yang berhasil untuk memiliki regulasi yang mendukung People, Planet, dan Profit. Jika memang wacana ini di kedepannya bisa menjadi realita, yuk berharap ibukota Indonesia yang baru bisa menjadi salah satu contoh kota berkelanjutan. Kita pun memang sebagai warga negara juga harus selalu aware mengenai regulasi-regulasi pemerintah yang ada untuk mendukung keberlanjutan lingkungan ya dan juga kita harus terus menyuarakan suara bumi ya!