Tiket Anda
Not Interested

Uang Bisa Membeli Kebahagiaan Bila Dihabiskan Dengan 5 Cara Ini

1 Oktober 2018
#LiveKind

Setiap gajian, kita berupaya memperoleh kebahagiaan dengan membeli berbagai barang yang diinginkan. Baju, sepatu, make up, gadget, modifikasi mobil, perawatan rambut, perawatan muka dan lain sebagainya. Wajar, dong, memanjakan diri setelah sebulan bekerja keras. Tapi benarkah barang-barang tersebut memberikan kebahagiaan sejati yang diinginkan? Mengapa banyak kasus mereka yang kaya raya terjerumus narkoba atau mengalami depresi berat bahkan sampai bunuh diri? Semakin banyak uang bisa jadi semakin banyak tekanan yang dirasakan seseorang.

Sehingga sebenarnya bukan jumlah uang yang menjadi tolak ukur, tapi bagaimana kita menggunakan uang untuk memperoleh kebahagiaan. Ada lima cara yang bisa kita lakukan:

1. Membeli waktu

Elizabeth Dunn, professor psikologi dari University of British Colombia, memberikan uang 40 USD kepada subyek penelitian untuk dihabiskan agar mereka bisa mendapatkan waktu luang. Seperti, membayar jasa cleaning service atau menyewa baby sitter,. Setelah itu para subyek penelitian kembali diberikan 40USD untuk membeli barang yang diinginkan. Hasil riset membuktikan kebahagiaan yang dirasakan lebih tinggi saat mereka menghabiskan uang untuk mendapatkan waktu luang. Jadi bila tujuan kita adalah kebahagiaan, jangan ragu menyisihkan uang untuk jasa binatu daripada mencuci dan menyetrika sendiri. Naik ojek daripada bus. Beli microwave daripada menghangatkan

makanan di kompor.

2. Menghabiskan uang untuk orang lain

Lagi-lagi peneliti dari University of British Colombia melakukan riset yang menarik tentang hal ini. Para peneliti memberikan uang 5 atau 20 USD kepada sekelompok orang. Mereka diminta menghabiskan uang ini untuk kesenangan dirinya atau orang lain. Ketika dihubungi kembali, partisipan yang membelanjakan uangnya untuk menyenangkan orang lain merasa lebih bahagia daripada yang menghabiskan bagi dirinya sendiri. Setiap kali dapat gaji, coba sisihkan uang untuk menraktir orangtua atau keponakan. Kita juga bisa secara reguler menyumbangkan uang kepada organisasi sosial yang memiliki tujuan jelas, kredibel dan transparan dalam pengelolaan uang.

3. ‘Membeli’ pengalaman, bukan barang

Traveling is the only thing you buy that makes you richer. Quote tadi sangat terkenal di kalangan para traveler. Melakukan perjalanan wisata merupakan salah satu contoh ‘membeli’ momen yang memperkaya pengetahuan. Sebenarnya kebahagiaan yang dirasakan setelah membeli barang atau pengalaman itu agak mirip. Tapi kebahagiaan yang dirasakan karena ‘membeli’ pengalaman akan bertahan jauh lebih lama. Salah satu alasannya karena kita lebih mudah merasa biasa saja setelah membeli suatu barang. Misalnya, kita ingin sekali memiliki celana jeans dari merek favorit. Saat akhirnya berhasil membeli celana ini, kita memakainya berulang kali. Setiap kali dipakai, semakin luntur kebahagiaan yang dulu kita rasakan saat berhasil membelinya. Bandingkan bila memilih membeli paket travel ke Sumba. Kita enggak hanya merasa bahagia saat berada di Sumba. Ada kenangan yang terekam dalam foto-foto yang akan membawa kita kembali ke rasa bahagia yang dirasakan bahkan setelah bertahun-tahun sesudahnya.

4. Menahan pembelian

Mitchell dan rekan-rekan penelitiannya pada tahun 1997 mengamati perilaku wisatawan yang mengikuti perjalanan wisata. Mereka menemukan para wisatawan ini merasa pengalaman travelingnya lebih positif saat sedang menantikan hari H, dibanding ketika sedang menjalaninya. Mengantisipasi sesuatu kadang lebih membahagiakan daripada momen mengkonsumsinya karena belum dipengaruhi kenyataan. Jadi enggak perlu gegabah membeli sesuatu supaya dibilang trend setter. Lebih baik tunggu dulu supaya merasakan kebahagiaan yang lebih intensif.

5. Jangan hanya melihat permukaan

Ketika harus memilih antara membeli mobil atau naik ojek online, ada yang sekadar membandingkan jumlah uang bensin dan membayar jasa. Nyatanya memiliki mobil bukan cuma membeli bahan bakar, tapi juga memikirkan pajak STNK setiap tahun, biaya servis, ganti ban dan lain-lainnya yang kalau dihitung tidak sedikit. Begitu pun saat membeli rumah, pikirkan baik-baik biaya pemeliharaan yang harus dikeluarkan.

Apapun hal yang akan dibeli, pastikan tidak membuat utang menumpuk. Utang merupakan hama yang akan memakan habis kebahagiaan.