Tahan dulu memesan tukang pijat gara-gara pegal yang muncul setelah berolahraga.
Akhirnya kita berhasil mengumpulkan nyali untuk menjadi member gym! Selama setahun ke depan kita berkomitmen menyisihkan waktu serta energi menempa otot dan mengeluarkan keringat demi kesehatan. Berbagai olahraga baru kita coba. Dari yang dulunya cuma jalan-jalan di mal saja, sekarang rutin ikut kelas spinning. Mulai latihan mengangkat beban supaya cita-cita lengan berotot ala The Rock tercapai. Tapi baru beberapa minggu latihan, ada perubahan dalam tubuh yang cukup mengganggu, nih. Normal atau enggak, ya?
Ketika kita mulai menekuni olahraga lari, kadang muncul gangguan dalam perut yang nama kerennya runner’s trot. Artinya yaitu penyakit diare yang dialami pelari. “Banyak orang tidak melaporkan problem ini karena malu. Tapi riset membuktikan 20-50 persen pelari dalam maraton 10 km mengalami gejala yang diasosiasikan dengan runner’s trots,” ujar Dr. Schnoll-Sussman. Penyebab utamanya masih misterius, tapi secara teori ini merupakan dipengaruhi oleh kombinasi gerakan dorong mendorong, kontraksi di dinding abdominal yang terasa seperti dipijat dan perubahan ketersediaan oksigen di saluran pencernaan.
Tips:
Kondisi ini biasa dialami oleh kita yang mulai melakukan olahraga strength-training, seperti angkat beban dan cross-fit. Menurut Laura Arndt, instruktur pilates dan CEO perusahaan kesehatan digital untuk ibu, Matriarc, rasa mual yang muncul sesungguhnya normal. “Banyak klien saya yang muntah saat pertama kali mengangkat beban, bahkan ketika bebannya tidak terlalu berat. Tubuh kita membangun karbondioksida dan lactic acid yang meningkatkan kadar keasaman dan memancing rasa mual.”
Tips:
Angka di timbangan umumnya menjadi patokan keberhasilan seseorang melakukan olahraga. Anehnya setelah rutin berolahraga, berat badan justru meningkat dibandingkan sebelumnya. Apakah yang terjadi? Dr. Calabrese, Senior Director of Rehabilitation and Sports Therapy di Cleveland Clinic mengatakan kenaikan berat badan umum terjadi saat seseorang mulai rutin berolahraga. Aktivitas olahraga meningkatkan stres di syaraf otot kita yang menyebabkan terjadinya robekan-robekan mikro, atau disebut micro trauma dan sedikit peradangan. Tubuh berusaha memperbaiki tekanan dan robekan kecil dalam otot dengan menahan lebih banyak air. Jadi berat badan yang meningkat itu sebenarnya hanya sementara karena air yang tertahan.
Tips:
Dampak dari rutin berolahraga adalah pembentukan memori dalam otot. Otak kita mempelajari gerakan baru. Di kali kedua berolahraga, otak membantu kita membentuk serat otot lebih cepat sehingga lebih efektif. “Tapi ketika pertama kali berolahraga, otak dan tubuh akan tidak sinkron sehingga kita akan merasa ‘goyang’ sesaat setelahnya. Apalagi kalau olahraganya melibatkan gerakan keseimbangan,” jelas Laura Arndt.
Tips:
Setelah sekian lama enggak berolahraga, sangat wajar bila otot kita terasa sangat pegal. Ada istilah yang bernama DOMS, singkatan dari Delayed-Onset Muscle Soreness. Ini merupakan rasa pegal yang akan muncul antara 1-3 hari setelah berolahraga intensif dan biasanya terasa sakit ketika sedang stretching otot. Di poin nomor 3 kita tahu bahwa ada kadar air yang tertahan dalam rangka tubuh berusaha mengobati robekan mikro di otot. Inilah yang menyebabkan pegal yang menjalar dan pada dasarnya gejala yang normal.
Tips:
Tentunya hasil maksimal dari olahraga akan tercapai bila disertai pola makan yang sehat. Seperti halnya mesin, olahraga sangat bermanfaat untuk membakar karbohidrat, lemak dan protein dan mengubahnya menjadi otot. Tapi terlebih penting adalah menjaga pola makan untuk kebutuhan kalori yang seimbang.
Manfaatkan aplikasi (seperti LifeSum) untuk membantumu memonitor jumlah intake kalori dari makanan yang kamu makan sehari-hari. Kamu juga bisa mulai membuat resep makanan sehat yang sesuai untuk kebutuhanmu. Gunakan Kartu Kredit digibank untuk mendapatkan voucher Farmers dan Ranch Market hingga Rp100 ribu yang bisa kamu manfaatkan untuk membeli bahan makanan segar dan berkualitas. Yuk, semangat hidup sehat!