Tiket Anda
Not Interested

3 Alasan Penting Kita Harus Berhenti Memakai Sedotan Plastik

3 Juli 2018
#LiveKind

Sedotan plastik ada di mana-mana. Dari restoran paling mahal, hingga penjual minuman pinggir jalan. Mungkin kita pikir sedotan itu tak ada artinya bila dibandingkan stereofoam atau kantung plastik yang sempat dilarang pemerintah. Tapi tahukah kita betapa banyak sedotan plastik yang menjadi sampah setiap hari? Data dari Kementrian Lingkungan Hidup Inggris tahun 2018 menyebutkan ada 8,5 miliar sedotan plastik terbuang setiap tahun. Theresa May, Perdana Menteri Inggris berencana untuk menghentikan penggunaan produk plastik sekali pakai, di antaranya sedotan. “Sampah pastik adalah tantangan terbesar di bidang lingkungan yang mengancam dunia. Melindungi kelestarian laut menjadi agenda utama kami dalam Commonwealth Heads of Government Meeting,” ujar Theresa May.

Bagaimana dengan di Indonesia? Data yang dikumpulkan Divers Clean Action, perkiraan pemakaian sedotan di Indonesia setiap harinya mencapai 93.244.847 batang. Jumlah sedotan sebanyak itu jika direntangkan akan mencapai jarak 16.784 km, atau sama dengan dengan jarak yang ditempuh dari Jakarta ke kota Meksiko. Wow!

Selain jumlah sampahnya yang luar biasa, berikut 3 alasan kita harus berhenti memakai sedotan plastik:

1. Sedotan plastik tidak mudah didaur ulang

Biasanya sedotan dibuat dari tipe lima plastik atau polypropylene. Walaupun tipe 5 plastik ini bisa didaur ulang, akan tetapi tidak semua agen daur ulang memiliki alat untuk mendaur ulang bahan ini. Akibatnya sedotan plastik hanya memenuhi tempat penampungan sampah atau malah berserakan di laut.

2. Plastik tidak mengalami biodegradasi

Biodegradasi adalah suatu proses ketika sebuah barang bisa secara alami hancur dan diolah mikro organisme sehingga menjadi molekul organik baru. Sementara degradasi adalah proses memecahkan sesuatu menjadi lebih kecil. Ketika bahan plastik mengalami degradasi, tumpukan plastik terlihat hilang. Hanya saja yang sebetulnya terjadi bahan plastik menjadi lebih kecil dan kasat mata yang akan tetap ada di bumi. Sehingga kesimpulannya, sedotan plastik butuh waktu 200 tahun untuk berdegradasi tapi tidak akan pernah hilang dari bumi. Lebih parah lagi, proses degradasi zat-zat kimia dalam plastik itu beracun bagi lingkungan dan makhluk hidup di dalamnya.

3. Sedotan plastik sangat sering menjadi sampah dan membahayakan kehidupan laut.

Menurut data TIDES system, sedotan plastik menduduki peringkat ke-11 sampah yang paling sering ditemui di laut. Efek sedotan plastik bagi biota laut juga sangat berbahaya. Seperti video peneliti di Costa Rica yang berusaha mengeluarkan sedotan plastik dari kerongkongan penyu laut ini. Kemungkinan besar penyu laut ini tidak sengaja menelan sedotan dan tersedak saat berusaha mengeluarkan dari tenggorokannya.

Sedotan plastik juga berbahaya bagi burung-burung laut karena mudah terambil dan tertelan. Bahkan lebih dari satu juta burung di lautan tewas karena menelan plastik.

Kamu sayang bumi dan ingin generasi penerus bisa menikmati lingkungan yang asri? Mulai kurangi pemakaian sedotan plastik dari sekarang! Mulai pakai sedotan dari stainless steel atau bambu yang bisa dipakai berulang kali.