Ligwina Hananto

Jawab 3 Pertanyaan Mengganggu Ini AgarKamu Bisa Mengukur Sukses Finansial

Jawab 3 Pertanyaan Mengganggu Ini Agar Kamu Bisa Mengukur Sukses Finansial

18 Juli 2018  
#LiveSmart

Bagaimana cara mengukur kesuksesan seseorang?

Setiap orang akan punya ukuran yang berbeda. Ada yang mengukur sukses ini dengan sebuah pekerjaan tetap di perusahaan ternama, bertaburan benefit dari perusahaan. Misalnya, kalau harus ke luar negeri, tidak pakai budget airline. Atau ada yang mengukur sukses dari sudah punya bisnis. Urusan bisnis ini sukses betulan atau tidak, hanya dia yang tahu.

Ada juga yang mengukur sukses ini dari kelangsungan proses hidup seseorang. Sudah lulus kuliah? S1, S2 atau S3? Sudah menikah belum? Punya berapa momongan? Anaknya masuk sekolah mana? Tidak ada habisnya ya. Capek juga kalau terus dibandingkan dengan orang lain pakai cara ini.

Ada lagi, yang mengukur sukses dari banyaknya 'likes' di Instagram! Posting selfie akan menghasilkan 'likes' paling banyak. Disusul posting kopi lengkap dengan latte art. Terakhir yang tidak kalah penting adalah posting pergi jalan-jalan! Jadi travel blogger atau vlogger itu butuh komitmen tingkat tinggi untuk selalu konsisten menyiapkan konten bermutu. Ini tentu perlu diacungi jempol. Tapi kalau kamu? Saat reality check tiba, pulang ke rumah yang mana?

Definisi sukses seseorang akan berbeda-beda. Tergantung dari kemampuan diri untuk mengapresiasi apa yang ingin ia capai, berbanding dengan ekspektasinya sendiri. Akan tetapi, untuk urusan finansial, semuanya bisa diukur.

Sekarang mari bahas kesuksesan finansial. Mengukur sukses finansial bukan sekadar lihat seseorang punya 'apa'. Kalau hanya begitu, hasil pengukuran akan sekadar jadi ajang pamer siapa yang paling banyak punya harta karun. Ternyata urusan sukses finansial ini punya makna lebih dalam. Ini urusan jujur pada diri sendiri. Coba jawab beberapa pertanyaan berikut ini.

Berapa Saldo Rekeningmu?

Pertanyaan pertama ini sungguh mengganggu. Harus banget nanya saldo?

Ceritanya, jawaban pertanyaan ini tidak bisa sekadar "Ada kok!" atau "Lumayan lah!". Pertanyaan ini perlu kamu jawab dengan sebuah angka – sesuai dengan yang tertera pada cetakan saldo rekeningmu sendiri.

Yang menarik, jawaban saldo ini pun tetap relatif. Apakah Rp1.000.000.000 merupakan saldo yang sukses? Belum tentu. Tergantung kebutuhanmu sendiri. Jadi kita sendiri yang perlu menentukan, sebetulnya dengan kemampuan diri seperti sekarang, seberapa banyak hasil kerja yang berhasil kita selamatkan untuk masa depan? Ini akan terbukti dari jumlah saldo rekeningmu.

Tidak ada pelangi, sinar mentari atau bunga merekah yang bisa menjadi jawaban dari pertanyaan tentang saldo ini. Ini keuangan. Bukan sastra. Belajar jujur memang gak gampang. Tapi bisa kok!


Apakah Sudah Punya Tujuan Finansial?

Apa pula maksud dari tujuan finansial? Ibarat mau pergi liburan, kita tentu harus tahu dulu titik berangkat sebelum menentukan destinasi yang kita tuju. Kemudian baru menentukan kendaraan apa yang akan kita gunakan. Nah, menetapkan tujuan finansial akan membantu kita untuk lebih fokus.

Proses menentukan tujuan finansial ini akan sangat membantu kita mengenali diri sendiri. Apakah kita termasuk orang yang punya keuangan sehat, atau hidup dalam halusinasi punya uang padahal gak? Proses ini juga membantu kita untuk fokus pada produk yang akan membantu kita mencapai tujuan finansial yang kita inginkan. Kamu jadi lebih tahu prioritas hidup. Kamu jadi mengerti sebetulnya mana yang ingin kamu capai terlebih dahulu.

Mulai dari punya 'Dana Darurat', lalu berlanjut 'Dana Liburan Kapanpun Aku Mau', baru mulai punya 'Dana Pensiun'. Kalau sudah siap, bisa juga mulai dengan 'Dana DP Rumah Pertama'. Atau kalau sudah ada calon, bisa juga memulai 'Dana Pernikahan Bayar Sendiri'. Penentuan tujuan finansial ini adalah representasi dari kamu yang tahu hidupmu mau dibawa ke mana.

Sukses bisa kamu ukur dari berapa banyak tujuan finansial yang dapat kamu capai dalam suatu periode waktu. Kamu bahkan bisa menentukan juga tujuan finansial mana yang akan kamu batalkan karena sudah tidak relevan dalam hidupmu.

Punya Aset Apa Saja?

Sudah berapa tahun bekerja? Sudah punya apa saja?

Memang tidak ada aturan baku tentang sudah punya apa saja di usia berapa. Tapi saat seseorang berumur 41 tahun belum punya rumah sendiri, tentu kamu juga khawatir pada hidupnya kan? Mau ngontrak sampai kapan? Mau nebeng sampai kapan?

Ada beberapa aset yang memang perlu kita miliki untuk mencapai sukses finansial. Selain sejumlah dana kas yang terjawab pada pertanyaan pertama, properti juga perlu menjadi ukuran pencapaian kesuksesan finansial seseorang.

Kalau kamu memutuskan untuk hidup dengan orang tua supaya bisa menjaga mereka, atau kontrak apartemen di dalam kota saja biar praktis – tentu ini pilihan cara hidup. Tapi jangan biarkan pilihan cara hidupmu, menghentikanmu untuk punya properti sendiri. Properti ini tidak melulu harus berbentuk rumah yang akan kamu tempati. Properti bisa berbentuk apartemen, ruko, tanah atau sawah.

Kepemilikan properti sering jadi simbol komitmen diri seseorang. Pembelian properti membutuhkan sejumlah dana yang tidak sedikit. Ada yang perlu nabung bertahun-tahun untuk beli properti tersebut, sehingga artinya belajar berkomitmen – berpisah dengan sejumlah dana kas yang sudah disimpan bertahun-tahun dan mentransformasikan dana kas itu menjadi sebuah aset berbentuk fisik. Ada juga yang memiliki dana terbatas sehingga hanya sanggup membayar DP dulu, lalu berkomitmen untuk mencicil properti itu untuk periode panjang.

Jangan anggap remeh kepemilikan properti ini. Selain urusannya dana besar, memiliki properti sendiri memiliki dampak yang berbeda pada urusan apresiasi pada dirimu sendiri.


"Urusan sukses yang kita pikir menjadi ajang pamer pun bisa dihentikan. Ini tentang pencapaian pribadi. Bisa disimpan sendiri. Tapi saat secara internal kita kuat, proyeksi eksternal pun jauh lebih percaya diri."


Ternyata sukses finansial ini tidak membuat kita perlu membandingkan diri pada orang lain. Oh betapa nikmatnya hidup seperti ini! Kita sendiri yang mengukur, kita sendiri yang mengendalikan diri mau sampai mana. Urusan sukses yang kita pikir menjadi ajang pamer pun bisa dihentikan. Ini tentang pencapaian pribadi. Bisa disimpan sendiri. Tapi saat secara internal kita kuat, proyeksi eksternal pun jauh lebih percaya diri.


Sepenting Apa Jadi Orang Sukses Buat Kamu?

Seharusnya, yang lebih penting itu bahagia dan gak bohong pada diri sendiri. Suksesmu, jangan jadi sebuah kesuksesan semu yang menyembunyikan banyak kebohongan diri. Untuk urusan finansial, semua ada ukuran angkanya dan angka ini gak akan bohong.

Punya 'likes' banyak di Instagram? Boleh! Tapi isi hati, gak bisa bohong kalau ditanya jumlah saldo rekening bank kan? Ayo raih sukses (finansial) yang sesungguhnya. Live More. Live Smart.