Fajar Putra

Yoga Off the Matt

YOGA OFF THE MAT

18 Juli 2018  
#LiveWell

Apa sih yoga itu? Kenapa kita harus melakukan yoga? Pertanyaan yang paling lazim ditanyakan oleh generasi millenials. Apakah yoga itu bermanfaat hanya untuk berpose elastis seperti karet yang menarik untuk mendapatkan like banyak di Instagram? Pengertian yoga adalah penyatuan dari napas, postur dan konsentrasi. Bila tidak ada salah satunya maka tidak bisa disebut dengan yoga.

Saat beryoga adalah momen di mana kalian dapat menikmati waktu dengan diri sendiri setiap menitnya. Di tengah kesibukan, hiruk pikuk kota Jakarta dengan kemacetan yang selalu membuat stres. Terkadang kita berpikir cara mengatasi stres adalah dengan membuka media sosial di telepon seluler, tapi yang terjadi malah menambah banyak pikiran karena melihat kehidupan orang lain yang tampak lebih bahagia, mungkin lebih dari segi materi, atau bisa jadi lebih dulu memiliki pasangan maupun keluarga. Ternyata membuka media sosial malah bukan jadi jurus jitu untuk mereda stres. Otak akan semakin lelah semakin diforsir untuk berpikir tentang sesuatu yang tidak seharusnya dipikirkan.

Matras yoga bisa menjadi jawaban dari penghilang stres yang cukup ampuh, bahkan mengalahkan obat penenang sekalipun. Kenapa begitu? Kalau belum pernah beryoga rasanya memang sulit untuk bisa membayangkan efek luar biasa hasil dari yoga untuk diri kita. Di dalam yoga kita selalu dilatih untuk fokus, konsisten dan melatih peace of mind. Rata-rata kelas yoga berdurasi 60 menit. Selama kelas berlangsung kita tidak terhubung dengan dunia luar, namun hanya terhubung dengan diri sendiri. Mengenali diri lebih dalam, melihat sejauh mana kemampuan untuk tetap tenang, setangguh apa dalam berlatih dan sampai mana bisa mendapatkan peace of mind selama 60 menit tanpa terganggu oleh gadget, orang lain dan semua permasalahan yang sedang terjadi.

Apapun yang terjadi di atas matras saat yoga selalu menunjukkan bagaimana diri kita dalam kehidupan sehari-hari. Selama 10 tahun saya mengajar yoga, saya dapat mengenali sifat murid saya hanya dari pertemuan pertama. Bukan dari hasil komunikasi melainkan dari hasil sesi yoga. Pribadi yang konsisten pasti tercermin dengan sangat jelas saat sesi berlangsung, begitu pun sebaliknya pribadi yang mudah menyerah pasti akan mudah putus asa saat berlatih. Namun saya juga melihat banyak perkembangan di setiap sesi. Pertemuan pertama wajar bagi pemula untuk tidak bisa mengikuti semua gerakan 100 persen, terutama gerakan yang cukup advance. Tapi saya selalu menerapkan saat sebelum latihan untuk mengibaratkan matras sebagai sebuah kehidupan kita. Saat menemukan masalah apakah kita akan cepat menyerah dan pasrah terhadap keadaan? Tentunya tidak, kita harus bangkit dan mencoba untuk memberikan yang terbaik semaksimal mungkin. Namun bila berujung dengan kegagalan, jangan berkecil hati. Masih ada waktu untuk belajar dan tetap hormati batasan kemampuan kita. Karena hal terpenting adalah kita sudah berusaha memberikan yang terbaik.

Dari setiap kelas yoga, terutama bila diikuti secara rutin maka akan terbawa dalam kehidupan sehari-hari atau biasa dikenal dengan yoga off the mat. Yoga yang sebenarnya yaitu dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kita semakin tenang dalam menghadapi masalah, namun terlatih juga untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam menghadapinya. Bila berujung pada kegagalan kita pun sudah memiliki "acceptance" atau penerimaan bahwa memang mungkin belum waktunya kita untuk mendapatkan kesempatan tersebut.Dengan berpikir positif maka kita pun yakin bahwa nanti akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik lagi. Semua akan indah pada waktunya. Dan ini dapat diterapkan dalam hal apapun mulai dari pekerjaan, jodoh atau materi.

Terkadang kita sering merasa kecewa kenapa teman lebih hebat dari kita soal pekerjaan, kenapa sahabat kita sudah menemukan pasangan hidupnya, ataupun orang terdekat kita sudah dapat membeli barang yang kita inginkan. Perlu diingat fase kehidupan setiap orang itu berbeda. Asal selalu mau berusaha, berbuat baik dan bersyukur tentu semua akan indah pada waktunya. Saya selalu percaya dengan karma. Semakin banyak kita berbuat baik, maka semakin banyak pula yang berbuat baik kepada kita. Selalu sebarkan kebaikan di mana pun, sekecil apapun itu, walau hanya berbentuk sebuah senyuman. Sebarkan cinta bukan kebencian, selalu memperbaiki diri kita sebelum memperbaiki orang lain, karena itulah awal dari segalanya untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik.