Tiket Anda
Not Interested

Ingin Tidur Nyenyak? Yuk, Bongkar 5 Mitos Tentang Insomnia

2 Juli 2018
#LiveWell

Bila rata-rata orang tidur enam jam sehari, maka kebanyakan orang akan menghabiskan 170.820 jam dari seluruh hidupnya untuk tidur.

Ini sama dengan 18.980 hari kita bekerja dari pukul 9-5 sore. Tidur merupakan bagian yang penting dalam kehidupan. Tapi tidak semua tidur yang kita lakukan, merupakan tidur nyenyak yang sehat. Apa, sih, tidur yang sehat? Sebuah laporan dari Sleep Health menyebutkan ada empat indikator kita tertidur dengan sehat:

- Tidur lebih lama di tempat tidur

- Jatuh tidur kurang dari 30 menit

- Terbangun tidak lebih dari sekali di malam hari

- Kalaupun tak sengaja terbangun, maka durasi terjaga kurang dari dua puluh menit hingga akhirnya kembali tertidur.

Agar kita mendapatkan tidur nyenyak yang sehat, ada 5 mitos tentang insomnia yang harus dibongkar:

1. Orang Dewasa Butuh 8 Jam Waktu Tidur

Nyatanya kebutuhan tidur tiap orang berbeda-beda. Rentang waktunya bervariasi antara 5-10 jam. Bagaimana caranya tahu berapa jam waktu tidur yang kita butuhkan? LIhat saja dari perilaku kita. Bila kita sering ketiduran saat nonton Youtube di malam hari, atau butuh kafein di siang hari supaya tetap terjaga maka berarti durasi tidur perlu ditambah.

2. Kita Bisa Mengejar Kekurangan Tidur

Gara-gara kurang tidur di malam sebelumnya, kita berusaha tidur siang. Kejar setoran tidur di akhir pekan pun sering dilakukan bila merasa kurang tidur di hari kerja. Kebiasaan ini sebenarnya hanya merusak pola tidur kita. Tubuh kita sesungguhnya perlu tidur teratur setiap malam. Alasan lebih elaboratif bisa kita baca di mitos nomor tiga.

3. Kita Harus Tidur dan Terbangun di Waktu Yang Sama Tiap Malam

Mitos ini sebagian benar. Kita memang harus terbangun di waktu yang sama tiap hari. Ya kurang lebih sekitar sejam di waktu yang sama lah. Bahkan di akhir pekan. Kalau kita maksa begadang di hari Jumat dengan alasan bisa tidur seharian keesokan harinya sebenarnya ada efek jetlag yang sedang terjadi. Yaitu kita sengaja mengganggu jam alami tubuh atau bahasa kerennya, circadian rhythms. Ini merupakan siklus 24 jam tubuh yang terdiri dari proses biokimiawi, fisiologis dan perilaku. Mekanisme ini dialami secara teratur tiap hari dari perilaku tidur, bangun, makan dan pengaturan suhu tubuh. Ketika kita kejar setoran di hari libur, maka ada gangguan jam alami tubuh yang dialami. Daripada melakukan upaya ini, lebih baik kita dengarkan kebutuhan tubuh. Ketika kita sudah merasa ngantuk, susah konsentrasi, jangan dilawan. Segeralah tidur meskipun belum memasuki ‘jam tidur’ kita.

4. Menghabiskan Waktu Di Tempat Tidur Bisa Membantu Kita Tidur

Bagi kita yang tinggal menyewa kamar kost atau tinggal di apartemen yang kecil, biasanya banyak kegiatan dilakukan di tempat tidur. Dari makan, kerja sampai nonton di laptop. Ini membuat kita mengasosiasikan tempat tidur sebagai tempat beraktivitas sehingga melupakan fungsi alaminya. Yaitu sebagai tempat untuk tidur. Akibatnya kita jadi lebih mudah terserang insomnia. Kembalikan fitrah tempat tidur sesuai fungsinya. Para peneliti tentang pola tidur menyatakan bahwa tempat tidur seharusnya hanya memiliki dua kegunaan, tidur dan ehm..ya satunya lagi silakan tebak sendiri, tapi yang jelas bukan browsing Instagram. Bila kita sedang berusaha tidur tapi tetap terjaga hingga lebih dari 30 menit, maka lebih baik segera bangun dan lakukan hal yang membosankan. Seperti membaca di kursi ruang tamu sampai benar-benar ngantuk. Masih enggak bisa tidur? Ulangi lagi proses sebelumnya. Pakar psikologi perilaku menyebut ini sebagai stimulus control dan dipercaya bisa efektif menyembuhkan insomia.

5. Insomnia Itu Ketika Kita Tidak Bisa Tidur Di Malam Hari

Mitos ini sebenarnya cuma satu tanda dari insomnia. The National Sleep Foundation menyatakan bahwa insomnia termasuk terbangun terlalu awal, sering terjaga di malam hari, dan tidak bisa tidur lagi setelah terbangun.