Generasi milenial dikenal sebagai mereka yang lahir  antara tahun 1980-an hingga awal 2000-an dan kini sebagian besar telah jadi  orang tua. Berdasarkan data penduduk, satu dari lima ibu masa kini adalah  generasi milenial dan jumlahnya pun mencapai hampir 90% dari 1,5 juta ibu baru. 
  Kebanyakan  ibu milenial tak mau mengaplikasikan pola asuh anak seperti cara mereka  dibesarkan dulu.Namun, keinginan ini tak selamanya bisa berjalan mulus.  Para ibu milenial dihadapkan pada mitos-mitos dari generasi orang tua yang  cukup membingunkan, apalagi bagi ibu baru alias first-time mom. Nah, kalau  kamu adalah salah satunya, Content Creator, Tasya, akan memecahkan beberapa  mitos yang sering bikin para ibu milenial mengernyitkan dahi.
BLW (Baby-Led Weaning) tandanya  enggak peduli pada bayi
  Menurut Tasya, metode ini sepintas bisa terlihat  seakan sang ibu tak memedulikan bayinya karena membiarkan mereka makan sendiri  dan bukannya menyuapkan makanannya dari sendok. “Padahal, metode ini juga punya  banyak kelebihan, salah satunya untuk merangsang motorik bayi,” jelas ibu satu  anak ini.
Bayi yang sering digendong jadi  “bau tangan” dan manja
  Biasanya mitos ini untuk bayi yang masih kecil.  Sebenarnya, mereka butuh digendong untuk menenangkan diri karena saat  menggendong, mereka akan merasa layaknya ada di rahim sang ibu. Kebiasaan  menggendong juga bisa jadi bentuk bonding bagi anak dan orang tua.
Anak laki-laki tak boleh main  masak-masakan
  “Masak adalah sebuah life skill,” ujar Tasya.  Laki-laki dan perempuan sama-sama harus bisa masak. “Begitu juga dengan anak  laki-laki yang enggak boleh main boneka bayi. Justru kita sebagai orang tua  yang harus mengajarkan bahwa saat mereka jadi seorang ayah, juga harus  menyuapkan makanan atau mengganti popok anak,” lanjutnya.
Mengajarkan anak untuk tidak  marah dan menangis
  Anak justru harus diajarkan mengenali emosi mereka,  termasuk emosi negatif seperti marah. “Kita bisa tanya kenapa mereka marah,  ajarkan untuk menerima rasa marahnya. Lalu, apa yang harus dilakukan demi  menyalurkan emosi tersebut,” jelas Tasya. Tentunya, kita mau ketika anak-anak  besar nanti, mereka bisa mengantur emosinya sendiri agar tak jadi output yang  negatif. “Marah adalah hal manusiawi,” tutup Tasya.
Salah satu keuntungan para ibu milenial adalah kemudahan untuk mendapatkan berbagai informasi terpercaya. Tak hanya itu, ibu masa kini juga punya akses lebih banyak untuk belanja kebutuhan anak dan rumah tangga. Tapi, pastikan kamu menggunakan kartu DBS saat belanja karena ada banyak promo menunggu
