Memaknai Kehidupan: Sudahkah kita menyayangi Makhluk ciptaan-NYA?

December 20,2017

I said it once before, hidup tidak bisa dan tidak cukup hanya dijalankan karena harus saja, and the fact is that our daily routine of trying to fulfill our dream and our table with food 24/7, is not enough .

Terkadang, kita kehabisan tenaga. Terkadang, kita terjatuh di berbagai tempat. dan tanpa kita sadari, jawaban berasal dari tempat yang tidak kita sangka.Tidak jarang jawaban yang datang adalah, “Hey, kalian tidak hidup sendiri, buka mata dan berbagi lah”.

Dari kalimat ini, jelas tertulis bahwa di dunia yang sebesar ini, kita tidak hidup sendiri dan akan selalu ada mahluk lain menanti uluran tangan kita atau pun menanti untuk mengulurkan tangan pada kita. Dari situ kesadaran saya pun timbul bahwa berbuat kebaikan itu gak harus selalu pergi ke panti asuhan atau berbagi cerita mencari energi itu tidak harus dalam bentuk curhat dengan teman berjam-jam .

A lot of people does different things to recharge their energy and share their kindness , they go diving and do beach cleaning, some other go and read stories to children , dan salah satu hal yang saya lakukan adalah bekerja dengan hewan . Bisa dimengerti untuk sebagian orang , tapi dianggap aneh untuk sebagian orang lain . Not many people can see how animals does need our help to survive , atau se-simple bagaimana sebagian dari mereka tercipta tidak lain tidak bukan--untuk menjadi teman kita. Teman yang tidak banyak meminta, teman yang tidak mengharapkan balasan, teman yang hadir 24 jam saat kita butuh, tanpa mengomeli kita ataupun marah.

Yes I am talking especially about dogs. Walaupun hewan yang saya kenali sebagai aktifis hewan adalah orangutan (bahkan sebelum semua orang mulai bergerak – menjadi seorang aktifis untuk mereka) dan spesialisasi saya adalah sea turtle sampai hari ini, tapi ada ikatan yang berbeda dengan yang namanya anjing .

 

 

Maybe its simply because they are legal as pet or domestic animal . The idea of seeing their cute pictures all over tv or people’s social medias, it makes me so happy and I know this will be a good way to recharge my energy everytime i need them. 

 

 

Until I hit reality.

Di saat saya memasuki dunia anjing ini, semakin dan semakin saya mengenal , saya tahu ini bukan sekedar tempat saya re charging energy saya, tapi saya memasukkan mereka sebagai bagian where i need to do kindness , and yes i meant urgently. Somehow, banyak orang berpikir bahwa memiliki hewan peliharaan adalah hal yang lucu, trendy, gaya dan lainnya.  Tanpa berpikir akan resiko atau tanggung jawab yang timbul dari kesenengannya ini .

Banyak yang kaget when they realize having dogs or cats is not just about dressing them up and take selfies, but they need to be walked, fed , we need to clean their poo, play with them, etc. Akibatnya, setelah beberapa bulan, anak yang pada suatu masa sebelumnya ini adalah lucu. hari ini menjadi terlantar, mengalami kondisi yang buruk, di berikan kepada orang lain , dan lebih jahat lagi ,  di buang.

Dari situlah saya sadar bahwa banyak sekali hewan yang tanpa paham apa-apa, mendadak hidup dijalanan hanya karena ternyata mereka menggonggong atau tidak se imut saat masih bayi . Just so you know ,the last dog i rescued was a Mongrel thrown from a moving car in one of jakarta’s highway. And when someone from a social media recognize the dog who run around and being scared in toll road, mereka bertanya pada orang yang mereka sangka adalah pemilik awal anjing yang dibuang ini , dan jawaban mereka adalah “Iya bener. ya habis, kita beli mahal dan dijanjikan jadi herder, kenapa jadi anjing kampung begini.”

Teman, if you go around shelters nowadays ,kita lebih sering melihat anjing ras dibandingkan dengan mereka yang di sebut sebagai anjing kampung. Begitu juga di komplek tempat saya tinggal. Betapa banyaknya jumlag mereka yang terlantar atau bahkan masih dalam pagar majikan tapi jelas terlihat dari ekspresinya bahwa mereka tidak pernah mendapat perlakuan yang baik seperti di mandikan ataupun diajak jalan-jalan. Saat di tegur, mereka merasa bahwa itu adalah hak mereka sebagai majikan.  

Mereka yang dibeli hanya karena trend . Mereka yang di beli hanya karena gaya. Orang tua yang iseng membelikan anak-anaknya kado makhluk hidup padahal anaknya bahkan belum bisa untuk mengatur jadwal sikat gigi mereka sendiri dengan disiplin. Setelah anak mereka bosan? hewan-hewan peliharaan tersebut akhirnya ditelantarkan. Bahkan, tidak jarang yang berakhir di Lapo. Di Indonesia sendiri, sampai saar ini, setiap 30 menit  menit ada 57 anjing yang dibunuh .

Orang tertawa ketika saya berkata bahwa saya belajar kemanusiaan melalui binatang. Bagaimana rasa terima kasih mereka saat di beri makan, saat di selamatkan dari jalan, dan mereka tidak meminta apapun  selain sedikit tepukan di kepala atau pelukan kecil. Memberi mereka makan atau atap untuk mereka tidur? Saya rasa itu adalah kewajiban bagi setiap manusia kepada hewan peliharaannya. Dan kebalikannya, saat jam berapa pun kita membutuhkan teman walaupun hanya sekedar sebagai pendengar atau untuk bermain-main dan duduk di samping kita, pernahkah anjing atau kucing kita marah? Never. Semakin saya mempelajari mengenai mereka, semakin saya menghargai bahwa mereka lebih manusiawi dibandingkan dengan manusia. They have respect towards each other. They know seniority among them straight away. Apa yang mereka inginkan sepenuhnya dari kita adalah kasih sayang. Tidak perlu memeluk mereka selama 24 jam. Toh, sebagian besar hari mereka juga menghabiskan waktunya untuk tidur.

Sesulit apakah itu? Banyak yang berpikir,  “Saya tidak suka anjing”. Good it’s okay, I respected that especially if it’s religiously connected. I understand. But, there is no religion yang mengajarkan kita juga untuk kasar atau menyakiti kan ?tidak  perlu menimpuk, mengikatnya dan lain-lain.

And many people thinks to do kindness to animals tapi berpikir  “Gak punya duit banyak lah” Well, sudah kah kita melakukan hal sekedar membawa mereka ke shelter saat melihat yang terlantar? Atau sudah kah kita mengambil gelas plastic bekas air mineral di rumah kita dan isi dengan air lalu kita taruh di pinggir jalan untuk anjing kucing terlantar ? Have you come to shelter dan bantu memandikan anjing ? and I can go on and on and on and on about kindness option on animals . Dan saat kita melakukan kebaikan untuk mereka yang bahkan tidak bisa “bersuara”, rasanya sangatlah berbeda.

There are thousand way of caring . ke mapapun yang menjadi hal yang kita pedulikan. The only question is noy about money or time or else, but are we doing it or not

- Melanie Subono -

Melanie Soebono

"

Artist and Musician, Nature Activist, Labor, Human Rights and Animal Welfare Activist

SEE HISTORY

A Journey to Live Kind

November 13,2017

Hidup tidak cukup hanya dijalankan karena keharusan. Jalani hidup hari demi hari, setiap harinya seolah itu adalah hari terakhir kita hidup, karena toh memang kita tidak tahu kapan waktu kita selesai.

CONTINUE READING