Investasi Seharusnya Seperti Kebiasaan Bangun Pagi

December 20,2017

Investasi. Sebuah kata yang menyenangkan kalau kamu senang melakukannya. Tapi untuk banyak orang ini adalah kata yang menakutkan karena serba misterius. Ada banyak hal yang kita tidak ketahui dari investasi. Padahal investasi seharusnya menjadi bagian normal dari hidup kita. Investasi seharusnya sesuatu yang mudah seperti kebiasaan bangun pagi.

Apa hal pertama yang kamu lakukan saat bangun pagi?

Pasti semua punya ritual kan. Ada yang langsung minum air putih. Ada yang mencium dulu kening pasangannya. Ada yang langsung berdoa atau sholat Subuh. Ada yang segera bersiap lari pagi. Ada yang cek status medsos kesayangan.

Biasanya hal pertama yang kamu lakukan di pagi hari sudah menjadi kebiasaan. Semacam otomatis yang gak disengaja? Gak juga lho. Biasanya ini sudah dikondisikan. Diatur sedemikian rupa supaya terjadi.

Misalnya, kalau kamu punya kebiasaan minum air putih, kamu mungkin menyiapkan gelas air putih di meja sebelah tempat tidur. Kebiasaan mencium kening pasangan, tapi ada dulu pasangannya di sebelah ya, bukan tidur sama guling. Langsung berdoa atau sholat Subuh, gelar sajadahnya kemungkinan tidak jauh dari kasur – bahkan sudah set alarm sejak malam supaya tidak bangun kesiangan. Mau bersiap lari pagi, tentu kamu sudah punya jalur lari favorit dan tahu di mana letak gear lari sebelum tidur. Untuk kamu yang rajin cek status medsos, HP mungkin memang diletakkan persis sebelah tempat tidur.

Ini semua adalah sebuah contoh bagaimana kebiasaan hidup itu bukan sesuatu yang terjadi begitu saja. Ada niat dulu. Lalu ada upaya mengkondisikan agar kebiasaan itu bisa terjadi dengan mudah. Begitu pula dengan kebiasaan keuangan yang baik. Investasi juga bisa kita sengajakan terjadi!

 

Ritual Terima Gaji

Mari ganti pertanyaannya.

Apa hal pertama yang kamu lakukan saat terima gaji?

Ini juga sebuah ritual, lho. Ritual terima gaji! Miriplah dengan ritual bangun pagi. Ada yang langsung bayar cicilan utang. Ada yang segera pisahkan uangnya ke dalam pos-pos pengeluaran. Ada yang siap-siap beli tiket liburan. Ada yang seru mau belanja online, pergi nonton, makan enak, dan lain-lain. Dan ada yang otomatis investasi!

Untuk bisa menyiapkan ritual terima gaji ini ternyata ada hal-hal yang perlu kita sengajakan terjadi. Contohnya, dalam membayar utang tentu kita sudah memperhitungkan berapa bagian dari gaji yang akan digunakan untuk melunasinya. Mereka yang rajin memisahkan gajinya ke dalam pos-pos pengeluaran, pasti sudah punya anggaran yang jelas sehingga tahu ke mana saja uang perlu dialirkan. Bersiap tiket liburan juga suatu proses perencanaan yang sederhana namun jitu. Yang penting tiketnya gak dicicil sepulang liburan, lho!

Habis gajian juga ditandai dengan ramainya tempat hiburan. Percaya atau tidak, berbagai pusat hiburan di kota besar masih menghadapi gelombang tanggal muda tanggal tua. Saat tanggal muda, banyak orang habis gajian merasa punya uang, maka pusat hiburan akan ramai. Saat tanggal tua, saldo rekening makin tiris, pusat hiburan pun terasa lebih sepi. Boleh saja kok bersenang-senang menggunakan gaji hasil kerja keras sendiri. Masalahnya, bersenang-senang itu jangan jadi sabotase masa depan. Pengeluaran lifestyle ini memang paling sering dianggap jadi biang kerok penyebab kebocoran keuangan setiap bulan.

Terakhir adalah otomatis investasi. Ritual yang satu ini perlu lebih digiatkan dan juga perlu disengajakan. Jika kamu menyiapkan alarm agar tidak bangun kesiangan, sepertinya kamu juga perlu menyiapkan ‘alarm’ agal tanggal investasi tidak terlewatkan. Misalnya jika gajian tanggal 25, jadikan tanggal 26 sebagai tanggal untukmu bertransaksi investasi. Kamu bahkan bisa membuat perintah autodebit agar investasi ini lancar tanpa perlu intervensi dari dirimu sendiri. Bahkan bebas dari upaya sabotase oleh dirimu sendiri.

 

Investasi Apa?

Sudah siap untuk membuat investasi jadi bagian rutinitas hidupmu? Tentu sekarang ada pertanyaan lagi. Investasi apa? Mari kita jawab pertanyaan ini.

Biasanya halangan untuk berinvestasi itu ada tiga macam. Pertama, tidak punya uangnya. Ini sudah bisa kita patahkan jika punya kebiasaan keuangan yang baik. Jika kamu punya ritual alarm tanggal investasi atau autodebit investasi, maka uang untuk investasi selalu dapat prioritas yang lebih tinggi dibandingkan pengeluaran lifestylePay yourself first! Begitu kata-kata mutiara yang bisa menggambarkan pentingnya investasi di depan – sehingga gak ada lagi alasan tidak punya uang untuk investasi.

 

 

Halangan investasi yang kedua adalah bingung mau produk yang mana. Kalau bingung, cuma perlu baca lebih banyak aja kok. Coba perhatikan daftar berikut ini.

Deposito – “Aduh bunganya kecil!”

Besar kecil imbal hasil sebuah produk seharusnya bukan jadi halangan untuk penempatan produk. Meski bukan masuk golongan produk investasi, deposito tetap perlu untuk jadi sandaran. Deposito adalah produk perbankan yang dijamin oleh LPS. Menyimpan uang di deposito – walau bunganya kecil – tetap diperlukan jika tujuan finansialnya adalah sebagai dana darurat.

 

Reksadana – “Ini produk apa sih? Gak ngerti!”

Tentu saja sebelum mulai berinvestasi, kita harus mengerti dulu tentang cara kerja sebuah produk. Reksadana adalah sebuah wadah di mana masyarakat dapat berinvestasi secara kolektif. Aturan OJK tentang reksadana cukup lengkap dan informasi untuk publik tersedia dengan akses yang sangat mudah. Setoran awal untuk mulai berinvestasi di reksadana pun relatif rendah. Kamu tinggal memilih mau produk dengan dasar apa sesuai jenis reksadana yang tersedia. Misalnya pasar uang, surat utang, campuran surat utang dan saham atau masuk produk berbasis saham sekalian.

 

Obligasi – “Jadi ini bukan deposito tapi seperti deposito?”

Obligasi dan Sukuk adalah surat berharga yang diperdagangkan. Ada periode penempatan dana yang disarankan diikuti oleh investor, tetapi jika membutuhkan kas di tengah jalan, surat berharga ini bisa dicairkan. Yang menarik, jika deposito menyediakan bunga deposito, obligasi dan sukuk memberikan kupon secara rutin. Obligasi dan sukuk tentu saja tidak dijamin 100% untung. Ada risiko investasi seperti risiko likuiditas dan risiko kredit.

 

Halangan ketiga saat kita ingin berinvestasi adalah soal ketidakpastian! Tidak ada jaminan apapun atas kondisi produk investasi yang kita gunakan. Bahkan untuk produk perbankan seperti Deposito – yang dijamin LPS, tetap saja ada risiko yang terkandung di dalamnya. Deposito ini bunganya dapat berubah sewaktu-waktu. Deposito juga kemungkinan besar tergerus nilainya dimakan inflasi. Nah, jangan biarkan ketakutan atas ketidakpastian ini menyebabkan kamu tidak berinvestasi. Mulai dulu dengan cari informasi lebih banyak. Kalau pun mau mencoba pastikan kamu menggunakan sejumlah dana yang siap untuk hilang – bukan yang akan dipakai makan minggu depan! Jangan lupa selalu tanyakan pada diri sendiri, apakah ada alternatif produk lain dan bandingkan sendiri semua ketidakpastian yang terkandung dalam produk yang akan kamu pilih.

Coba hubungi relationship manager di bank terdekat dan mulai banyak tanya. Investasi itu penting dan perlu jadi kebiasaan yang serba otomatis karena sebuah kebiasaan baik perlu kita sengajakan! Ayo, ajak lebih banyak teman untuk sama-sama berinvestasi. Dengan mengepung diri bersama teman-teman yang rajin berinvestasi, kamu pun tidak punya alasan lagi. Kamu harus ikut berinvestasi!

Ligwina Hananto

"

Stand up comic, Financial Trainer, Entrepreneur

SEE HISTORY

Jawab 3 Pertanyaan Mengganggu Ini Agar Kamu Bisa Mengukur Sukses Finansial

November 13,2017

Setiap orang akan punya ukuran yang berbeda. Ada yang mengukur sukses ini dengan sebuah pekerjaan tetap di perusahaan ternama, bertaburan benefit dari perusahaan. Misalnya, kalau harus ke luar negeri, tidak pakai budget airline. Atau ada yang mengukur sukses dari sudah punya bisnis. Urusan bisnis ini sukses betulan atau tidak, hanya dia yang tahu.

CONTINUE READING