Asia, Konsumen Terbesar Energi di Dunia

Global / Wawasan / 8 November 2014

Selama satu dekade terakhir, pusat-pusat bisnis dan kawasan urban baru di Cina dan India berkembang pesat. Laju ekonomi kedua negara itu dalam tiga tahun terakhir juga telah membawa Asia tumbuh 6%.

Munculnya kawasan urban dan pusat-pusat bisnis baru menjadi tanda pertumbuhan yang masif. Di Cina, dalam setahun, rumah yang dibangun melebihi jumlah seluruh rumah di Spanyol. Di India, Mumbai menjelma menjadi kota dengan besaran ekonomi melampaui Portugal.

Meluasnya kawasan urban di Asia yang membentuk megacity berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan akan energi. Badan Energi Internasional memprediksi, kebutuhan energi dunia akan naik sepertiga pada periode 2011-2037, dan Asia akan menjadi konsumen terbesar.

Tercatat sejak 2000, kebutuhan minyak di Asia melonjak 40% atau menjadi 8 juta barel per hari. Pada 2030, Cina bahkan sudah akan melampaui Amerika Serikat sebagai konsumen minyak terbesar di dunia. Sedangkan India menjadi importer batubara terbesar pada 2020.

Dengan konsumsi sebesar itu, pada 2035 Asia diperkirakan akan mengimpor minyak setara dengan seluruh jumlah produksi negara-negara Timur Tengah saat ini. Adapun impor gas akan meningkat menjadi lima kali lipat, karena produksi lokal tak sanggup memenuhi besarnya permintaan.

Dari gambaran itu, tampaknya bahan bakar fosil, yaitu minyak, gas, dan batubara, masih akan tetap menjadi tumpuan utama pemenuhan kebutuhan energi. Adanya permintaan bahan bakar fosil yang tinggi inilah yang dikhawatirkan bisa menimbulkan ketegangan baru, karena tiap negara akan berlomba-lomba mendapat kepastian suplai dari Timur Tengah.

Dampak negatif lainnya, yaitu pencemaran lingkungan dan potensi ketimpangan fiskal, terutama di sejumlah negara yang menerapkan subsidi. Sebab, dengan permintaan yang terus meningkat, harga minyak, diperkirakan akan berada pada level US$ 140 per barel pada 2035.

Untuk memenuhi kebutuhan energi yang kian besar dan harga minyak yang kian mahal itulah, sejumlah negara mulai beralih menggunakan sumber energi hijau terbarukan dan nuklir. Sepertiga pembangkit nuklir dunia kini bahkan berada di Asia. Baca selengkapnya disini