Aftermath of Covid-19: Inovasi dalam manajemen perdagangan dan kas

Indonesia.10 Jul 2020
Indonesia, 10 Jul 2020 - Menjelang DBS Asian Insights Conference 2020, Bank DBS menyelenggarakan serangkaian sesi yang mengundang media di seluruh kawasan untuk berbagi wawasan tentang cara menavigasi dunia pasca-pandemi.

Pada 6 Juli, John Laurens, Group Head of Global Transaction Services, DBS Bank, membawakan sesi media briefing dengan topik; Aftermath of Covid-19: Inovasi dalam manajemen perdagangan dan kas dengan partisipasi media dari Singapura, Cina, Hongkong, India, Taiwan, Inggris termasuk Indonesia.

John menyampaikan bahwa Covid-19 telah mendorong pergeseran dalam rantai perdagangan dan pasokan serta menambahkan volume perdagangan itu sendiri.

World Trade Organization (WTO) memperkirakan perdagangan global akan turun 18,5% pada triwulan kedua 2020, dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Hal tersebut didukung oleh pernyataan International Monetary Fund (IMF) yang memperkirakan volume perdagangan barang dan jasa akan turun sebesar 12% pada 2020. Volume perdagangan turun di semua pasar secara bulanan (month-on-month) pada April, dengan Asia terbukti paling tahan banting (AS -16,8%, Eropa -20,1%, dan negara berkembang Asia (termasuk Tiongkok dan India) -6%).

Beberapa poin penting lainnya yang juga disoroti dalam topik ini adalah:

Tantangan yang dihadapi oleh bisnis di seluruh Asia

  1. Gangguan rantai pasokan menyebabkan keterlambatan realisasi kas
  • Pasar global telah mengalami penurunan permintaan, yang menyebabkan pembatalan pesanan, keterlambatan pembayaran, dan perpanjangan penghentian kegiatan pabrik
  • Siklus konversi uang diperpanjang
  • Secara khusus, UKM kesulitan mempertahankan arus kas memadai dan mendapatkan akses ke modal
  1. Tantangan operasional bisnis di tengah lockdown
  • Semua pusat produksi Asia tengah mengalami pembatasan tenaga kerja dan menghadapi hambatan logistik
  • Pengaturan bekerja dari rumah (work from home) membuat alur kerja manual secara operasional (mis. tanda tangan basah) sulit untuk dipertahankan
  • Gangguan terhadap pengiriman dokumen fisik dan klaim barang di pelabuhan
  • Akses likuiditas terganggu

Bentuk “new normal” dalam bidang bisnis

  1. Mengganti/mempersingkat rantai pasokan melalui reshoring/nearshoring
  2. Pergeseran rantai pasokan utama ke ASEAN
  • Diversifikasi sumber pabrikan atau pemasok
  • Bangkitnya pasar berbiaya rendah, termasuk Vietnam, Bangladesh, India, Indonesia
  1. Bangkitnya ekosistem dengan seluruh rantai pasokan berpartisipasi pada satu platform tunggal
  • Memfasilitasi transparansi lebih besar; memungkinkan pemanfaatan data analytics
  1. E-commerce menjadi semakin penting
  2. Inovasi digital untuk mendukung kebangkitan ekonomi
  • Munculnya model/peluang bisnis berkemampuan 5G baru
  • Penerapan solusi berbasis IoT di seluruh agenda komersial, manajemen risiko dan keberlanjutan
  • Percepatan peralihan ke teknologi cloud untuk mengurangi biaya investasi teknologi dan skalabilitas (naik dan turun)
  1. Beradaptasi dengan era baru dalam kerja
  • Perbanyak karyawan bekerja dari rumah dan mengurangi perjalanan bisnis

Prospek 5 tahun untuk bisnis transaksi perbankan DBS

  1. Kepemimpinan global dalam transaksi digital perbankan akan terus dipertahankan
  • Adopsi digital terus berlangsung dengan cepat sementara aktivitas transaksional dan informasi berbasis analog beralih ke proses digital sepenuhnya
  • Interaktivitas berbasis teknologi cloud / API yang luas dengan pelanggan dan mitra ekosistem menjadi norma dan menciptakan peluang bisnis platform multi-dimensi di seluruh cabang bank
  • Model bisnis berbasis data untuk memberikan peluang penjualan produk tambahan/pelengkap (cross-sell) di seluruh layanan dan konsultasi klien secara digital, pembiayaan berbasis analitik, perbendaharaan dan manajemen risiko
  1. Pengembangan produk baru didorong oleh kemajuan teknologi di berbagai bidang, seperti, 5G, IoT dan identitas digital
  2. Pertumbuhan di pasar yang strategis tetap kuat
  • Melanjutkan pertumbuhan dengan volume dua digit di pasar dengan pertumbuhan strategis, termasuk India, wilayah Greater Bay Area (Guangdong, Hongkong, Macau) dan Indonesia
  • Melanjutkan pertumbuhan eksponensial di pasar Vietnam dan bisnis transaksi perbankan di Australia selesai dibangun dan berjalan baik.

 

[END]

 

Tentang DBS

DBS adalah grup jasa keuangan terkemuka di Asia, dengan kehadiran di 18 pasar, berkantor pusat dan terdaftar di Singapura, DBS berada dalam tiga sumbu pertumbuhan utama Asia: Cina, Asia Tenggara, dan Asia Selatan. Peringkat kredit "AA-" dan "Aa1" bank DBS termasuk yang tertinggi di dunia.

DBS dikenal dengan kepemimpinan globalnya, dan telah dinobatkan sebagai “World’s Best Bank” oleh Euromoney, “Global Bank of the Year” oleh The Banker dan “Best Bank in the World” oleh Global Finance. Bank DBS berada di garis terdepan dalam memanfaatkan teknologi digital untuk membentuk masa depan perbankan, yang diberi nama “World’s Best Digital Bank” oleh Euromoney. Selain itu, DBS telah mendapatkan penghargaan “Safest Bank in Asia” dari Global Finance selama sebelas tahun berturut-turut sejak 2009 hingga 2019.

DBS menyediakan berbagai layanan lengkap untuk nasabah, SME dan juga perbankan perusahaan. Sebagai bank yang lahir dan dibesarkan di Asia, DBS memahami seluk-beluk berbisnis di pasar paling dinamis di kawasan. DBS bertekad membangun hubungan langgeng dengan nasabah, dan berdampak positif terhadap masyarakat melalui dukungan perusahaan sosial dengan cara bank-bank Asia. DBS juga telah mendirikan yayasan dengan total dana senilai SGD 50 juta untuk memperkuat upaya tanggung jawab sosial perusahaan di Singapura dan di seluruh Asia.

Dengan jaringan operasional ekstensif di Asia dan menitikberatkan pada keterlibatan dan pemberdayaan stafnya, DBS menyajikan peluang karir yang menarik. Bank DBS mengakui gairah, tekad, dan semangat 28.000 karyawannya, yang mewakili lebih dari 40 kebangsaan. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi www.dbs.com.