#MadeRight dan kekuatan pilihan

SukkhaCitta berusaha menghapuskan eksploitasi perempuan desa dalam rantai pasokan global di industri fesyen – melalui pendidikan dan transparansi. Didirikan pada tahun 2016 oleh ekonom pembangunan, Denica Flesch, wirausaha sosial ini membuka akses kepada para pengrajin yang paling terpinggirkan di desa-desa, bukan di pabrik-pabrik. Melalui pelatihan, upah kerja memadai, serta pendidikan, SukkhaCitta mengubah hidup 1.282 pengrajin di pedalaman Indonesia.

Sejak 2016, SukkhaCitta mendirikan 3 sekolah pengrajin, mencegah lebih dari 1 juta liter air limbah beracun, serta menghutankan kembali sebuah kampung di Sumatera Utara. Karya mereka telah diakui antara lain oleh Forbes, Fast Company, dan oleh DBS Foundation yang mendanai sekolah pengrajin SukkhaCitta di Jawa Tengah.



Seperti halnya usaha-usaha lain, SukkhaCitta terpukul hebat oleh krisis Covid. Di saat banyak pihak menasihati SukkhaCitta untuk menghentikan operasinya dalam rangka meredam dampak negatif hantaman pandemi terhadap pemasukan, SukkhaCitta bersikukuh untuk tetap mendukung para pengrajin, justru di saat sulit seperti sekarang.



Dengan dedikasi tinggi dan kerja keras, SukkhaCitta berhasil tidak hanya terus mendukung para pengrajin tetapi menyediakan pelatihan jarak jauh untuk membentengi lebih banyak perempuan terhadap dampak krisis ekonomi. Selain itu, mereka juga menyumbangkan 3.350 masker bagi ujung tombak masyarakat pedalaman, serta membuat Dana Pengrajin di saat pandemi ini untuk membiayai uang sekolah anak-anak para pengrajin.